PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN
1. Paradigma
dan filosofi administrasi perkantoran
A.
Pengertian Administrasi
Untuk
dapat memberikan pemahaman tentang pengertian administrasi, tidak lepas dari
asal usul kata administrasi itu sendiri sebagaimana bahasan sebelumnya, yakni
“kegiatan tata usaha kantor” dan “ melayani” Menurut
Prof. Prajudi Atmosudirdjo (Lembaga Administrasi
Negara),
membedakan administrasi dalam 2 pengertian, yaitu :
1.
Administrasi
Dalam Pengertian Sempit
Dalam pengertian
sempit di sini dimaksudkan ditinjau dari lingkup kerja yang sempit yaitu hanya
berkisar pada kegiatan tata usaha kantor (office work) seperti : tulis menulis,
pengetikan surat menyurat (termasuk menggunakan kompuer), agenda, kearsipan,
pembukuan dan lain sebagainya.
2.
Administrasi
Dalam Pengertian Luas
Dalam pengertian
luas administrasi dapat dibedakan dalam 3 sudut, yaitu :
a.
Proses
Ditinjau dari sudut proses, maka
administrasi merupakan keseluruhan proses, mulai dari proses pemikiran, proses
perencanaan, proses pengaturan, proses penggerakan, proses pengawasan sampai
dengan pencapaian tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan orang harus memikirkan
dahulu apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya serta sarana dan
prasana apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut serta kemampuan
seseorang untuk menjalankannya. Sebagai contoh
1.
Seseorang
akan bepergian dari Jakarta ke Jayapura, maka orang tersebut sudah punya tujuan
mengapa dia ke Jayapura, kemudian bagaimana caranya ?,
2.
Apakah
menggunakan kapal laut atau pesawat udara, lalu tersediakah biaya untuk itu dan
yang tidak kalah penting adalah mampukah orang itu untuk mengadakan perjalanan
sejauh itu ?
b. Fungsi atau
Tugas
Ditinjau
dari sudut fungsi atau tugas administrasi berarti keseluruhan tindakan
(aktivitas) yang harus dilakukan oleh seseorang yang berkedudukan sebagai
“administrator” ( memegang jabatan dalam manajemen suatu organisasi). Dalam
setiap organisasi atau instansi sudah tentu ada orang-orang yang menjalankan administrasi,
misalnya :
1.Orang-orang
yang melaksanakan tugas kepemimpinan (pemimpin);
2.Orang-orang
yang melaksanakan tugas perencanaan (perencana);
3.Orang-orang
yang melaksanakan tugas pengawasan /kontrol (pengawas);
4.Orang-orang
yang mengorganisir (organisator), dan lain sebagainya.
- Kepranataan (Institusi)
Ditinjau dari kepranataan (institusi),
maka tinjauan administrasi adalah melihat kegiatan dalam suatu lembaga
melakukan aktivitas tertentu, misalnya: Lembaga perbankan, maka ada orang-orang
yang melakukan kegiatan perbankan dalam lembaga itu; Kantor Pos, maka ada ora g-orang
yang melakukan kegiatan pelayanan pos (surat menyurat, pengiriman barang, dan lain
lain); kantor pajak, kantor kepolisian, kantor departemen –departemen, non
departemen dan lain sebagainya. Dari uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa
administrasi mempunyai pengertian:”Aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan”
atau “proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai tujuan”.
The Ling Gie
Administrasi
adalah “ Segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha
kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan.
Sutarto
Administrasi
adalah “ Suatu proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap tindakan
/kegiatan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan.
Sondang P
Siagian
Administrasi
adalah “ Proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.
Leonard D. White
Dalam bukunya “Introduction to
The Study of Public Administration”, Leonard D. White mendefinisikan “ Administrasi adalah suatu proses yang
pada umumnya terdapat pada semua kelompok Negara swasta, sipil atau militer, usha besar maupun
usaha kecil”.
William
H. Newman
“Dalam bukunya “
Administrative Action” William H. Newman mendefinisikan : “Administrasi sebagai
pedoman/petunjuk, kepemimpinan dan pengawasan dari usaha-usha sekelompok orang
untuk
mencapai tujuan
bersama”.
Dwight Waldo
Dwight Waldo
mendefiniskan : “Administrasi adalah bentuk daya upaya manusia yang
kooperatif yang mempunyai tingkat rasionalitas yang tinggi”.’
George R. Terry
“Administrasi
adalah upaya mencapai tujuan yang ditetapkan dengan mempergunakan orang lain”.
Robert D.
Calkins
“Administrasi
adalah kombinasi antara pengambilan keputusan dengan pelaksanaan dari keputuan
tersebut untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan”.
B.
Pengertian
Kantoar
Seperti
yang disebutkan di muka bahwa kantor adalah bagian dari organisasi yang menjadi
pusat kegiatan administrasi dan tempat pengendalian kegiatan informasi. Lebih
lanjut lagi dapat disebutkan bahwa kantor adalah pusat pengelolaan data dan
keterangan serta tempat konsentrasi pimpinan dan para staf personil (pegawai)
melakukan aktivitas manajemen. Apabila memperhatikan definisi-definisi di atas
pengertian kantor ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Dari segi fisik
Kantor dilihat dari bentuk luar atau
gedung yang bersifat statis, yaitu suatu
tempat penyelenggaraan kegiatan-kegiatan manajemen. Misalnya, pemeliharaan
warkat (records keeping) dan pengurus informasi (information handling).
2. Dari segi
aktivitas
Kantor dilihat dari kegiatannya yang bersifat
dinamis, yakin adanya pembagian pekerjaan di antara mereka yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tersebut.
C. Ciri-Ciri Kantor
1. Alat penyambung pancaindera dan
ingatan pimpinan.
2. Membantu
pimpinan merumuskan pekerjaan, penyederhanaan sistem manajemen, metode kerja, mencapai
efisiensi dalam pekerjaan tata usaha.
D. Unsur-Unsur Kantor
1. Gedung, terdiri dari bangunan,
ruangan dan perlengkapan gedung
2. Equipment, terdiri dari mesin-mesin kantor dan
perabotperabot kantor.3. Personil, yaitu semua orangyang terkait dalam
organisasi kantor, mulai dari pesuruh sampai pimpinan.
E.
PENGERTIAN ADMINISTRASI KANTOR
Dalam
kepustakaan banyak dirumuskan definisi mengenai Administrasi Perkantoran (Office
Management) oleh para ahli. Dari banyak definisi-definisi tersebut dapat
dirangkumkan bahwa administrasi perkantoran merupakan rangkaian aktivitas
merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan
arah dan petunjuk), mengawasi, dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai
menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal.
F.
RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KANTOR
1.
Aktivitas Kantor
Aktivitas
manajemen kantor sangat luas dan antara berbagai bentuk badan usaha tidak sama.
Hal ini dipengaruhi oleh luasnya tujuan dari masing- masing badan usaha.
Semakin luas tujuan yang akan dicapai, semakin luas pula aktivitas manajemen
perkantorannya, disamping dipengaruhi oleh faktor luasnya tujuan yang hendak
dicapai. Aktivitas manajemen kantor juga dipengaruhi oleh belu adanya suatu
keseragaman dan kesepakatan antara para ahli, tentang aktivitas apa saja yang
harus menjadi fungsi seorang manajer kantor. Aktivitas pekerjaan kantor pada
umumnya terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan.
a.
Perencanaan Perkantoran (Office
Planning), meliputi perencanaan tentang:
1) Perencanaan gedung, yang meliputi:
letak gedung dan bentuk gedung
2) Tata suara
3) Tata warna
4) Tata ruang kantor
5) Ventilasi
6) Penerangan/cahaya
7) Metode-metode dan standarisasi
pekerjaan kantor
8) Perlengkapan perabotan kantor dan
peralatan kantor
9) Anggaran (Budgeting) perkantoran
b.
Pengorganisasian Perkantoran (Office
Organizing)
Pengorganisasian menghubungkan berbagai
macam fungsi suatu organisasi serta orang atau pelaksana yang melaksanakan
fungsi-fungsi organisasi tsb.
c.
Pengawasan Perkantoran
Objek pengawasan dalam bidang manajemen perkantoran
meliputi:
1) Kualitas pekerjaan kantor
2) Waktu pekerjaan kantor
3) Metode-metode dan standarisasi
pekerjaan kantor.
4) Biaya perkantoran
5) Alat perlengkapan dan perabotan
kantor
6) Pelayanan kantor
7) Pengawasan dokumentasi.
2.
Sarana/Fasilitas Kerja Perkantoran
Sebagaimana
telah diuraikan dimuka, bahwa kantor adalah keseluruhan ruang dalam suatu
bangunan, di mana dilaksanakan tata usaha atau dilakukan aktivitas-aktivitas manajemen
maupun berbagai tugas dinas lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, apabila
dikembangkan menjadi perkantoran berarti yang dimaksud di sini adalah “kantor
beserta semua sarana yang saling terkait di dalamnya”, yaitu:
a.
Lokasi
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
menentukan lokasi kantor, antara lain:
1) Faktor lingkungan tetangga.
2) Faktor dekat.
3) Faktor harga.
4) Faktor dekat labour market.
5) Faktor jalan keluar masuk pegawai.
6) Faktor keamanan.
b. Gedung
1) Dapat memberikan fasilitas.
2) Menjamin kesehatan
3) Berkesan yang baik.
4) Fleksibel.
5) Keseimbangan biaya keuntungan.
c. Peralatan
Digolongkan dalam dua kelompok, yaitu:
1) . Perabotan
kantor (office furniture), seperti meja, kursi, rak, laci-laci, dsb yang
terbuat dari kayu, besi ataupun bahan lainnya, yang mempunyai peranan penting
dalam setiap kantor, khusus untuk menampung pekerjaan kantor yang bersifat administratife.
2). Bekal kantor
(office supplies), seperti kertas, pena, tinta, pita mesin tik, penghapus dan
peralatan habis pakai lainnya.
d.
Interior
Interior adalah perangkat kantor yang
menunjang pelaksanaan kerja dalam ruang kantor adalah: ventilasi, plafon,
jendela, penerangan, dan hiasan kantor.
e. Mesin-mesin Kantor
Perencanaan kegiatan kantor harus pula
dirumuskan, mesin-mesin kantor yang akan dipergunakan dan tergantung pada
prosedur kerja, metode kerja dan kebutuhan kantor.
Ruang perkantoran (Office Space) Seperti yang
disusun oleh Charles Libbey adalah sebagai berikut :
Ruang
perkantoran meliputi Perkiraan kebutuhan ruang; Pemanasan dan peredaran udara;
Pendinginan udara; Pantulan suara; Lukisan; Fasilitas kebersihan; Ruang
pertemuan; faktor keselamatan; Pemindahan kantor; Perubahan-perubahan;
Pemeliharaan.
1.
Komunikasi
(Communication)
Komunikasi meliputi Pengiriman surat;
Pelayanan pesuruh; Telepon; Susunan kabel; Sistem telepon antar kantor; Papan
pengumumman; Pelayanan terima tamu.
2.
Kepegawaian
Perkantoran (Office Personnel)
Kepegawaian
Perkantoran meliputi Pemilihan; Perkenalan; Latihan; Pengujian; Kenaikan
pangkat; Pergantian; sistem saran; Keterlambatan; Wawancara pemberhentian;
Fasilitas ruang; Semangat kerjasama dan Disiplin.
3.
Perabotan dan
Perlengkapan (Furniture and Equipment)
Perbekalan dan Keperluan
Tulis (Supplies and Stationary)
Peralatan dan Mesin meliputi Mesintik;
Mesin hitung; Perlengkapan kirim surat; dan lain-lain perkantoran; Perlengkapan
kebersihan; Pemeliharaan dan perbaikan; Penilaian peralatan dan mesin baru.
5. Peralatan dan Mesin (Appliances and Machines)
Peralatan dan Mesin meliputi Mesintik;
Mesin hitung; Perlengkapan kirim surat; dan lain-lain perkantoran; Perlengkapan
kebersihan; Pemeliharaan dan perbaikan; Penilaian peralatan dan mesin baru.
6. Perbekalan dan Keperluan Tulis (Supplies and
Stationary)
Perbekalan dan keperluan tulis meliputi
Barang-barang keperluan tulis; Kertas surat; Formulir; Perbekalan kebersihan;
perbekalan penggandaan; Penilaian perbekalan
Barang.
7. Metode
Metode meliputi pengolahan bahan
keterangan; Penyelidikan perkantoran; Pengukuran hasil kerja tulis; Penjadwalan
prosedur rutin.
8. Warkat (Records)
Warkat meliputi pengkoordinasian
formulir; Perancangan formulir; Pelayanan surat- menyurat; pola surat;
Peninjauan surat-menyurat; Pusat pengetikan; (Typing rools); Metode pelaporan;
Jadwal penyimpanan; Praktek kearsipan dan penyimpanan.
9. Kontrol
Pimpinan Pelaksana (Executive Controls)
Kontrol pimpinan pelaksana meliputi
Perencanaan organisasi; Pemusatan atau pemencaran pelayanan; perencanaan anggaran;
Perkiraan (Forecasting); Pedoman petunjuk kerja; Latihan pemindahan tugas; dan
Analisis tugas pekerjaan.
G. Tujuan Manajemen
Perkantoran
Dalam proses manajemen, sasaran yang dituju adalah tercapainya tujuan
secara efisien. Yang dimaksud efisien disini adalah memenuhi persyaratan baik
ditinjau dari segi ekonomis, teknis, dan psikologis. Ekonomis bukan berarti
murah dari segi biaya, tetapi pantas dan sesuai. Misalnya kita pergi memancing
ikan dengan tujuan mendapatkan ikan kakap. Agar biaya murah kita gunakan cacing
untuk umpan (bahkan tanpa biaya). Hal hasil tujuan mendapatkan ikan kakap tidak
pernah tercapai, bahkan kita sudah rugi waktu dan tenaga. Teknis. Dalam arti
berdaya guna atau bermanfaat. Psikologis. Dalam arti terdapat kepuasan. Tujuan
dapat dicapai, tetapi apabila dalam mencapai tujuan itu tidak sesuai denga
perencanaan. Dan dalam proses kegiatannya menimbulkan pemborosanpemborosan,
maka hal tersebut perlu dihindari untuk mencetak hal-hal seperti di atas, maka
sumber-sumber daya (resources) yang akan dimanfaatkan. Dalam proses mencapai
tujuan itu hendaknya dikelola dengan menerapkan fungsi- fungsi manajemen.
Sumber-sumber daya dimaksud terdiri dari manusia, uang, mesin-mesin, material,
metode, dan pasar. Berdasarkan kajian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan manajemen perkantoran antara lain:
- Berikan semua keterangan yang lengkap bagi yang
memerlukan, guna pelaksanaan. Tugas organisasi secara efisien.
- Memberikan catatan dan laporan, yang bermanfaat
dan biaya yang sesuai .
- Membantu organisasi/perusahaan, memelihara serta
memenuhi kebutuhannya.
- Memberikan pekerjaan tata usaha yang cermat dan
memberi pelayanan secara efektif kepada para langganan atau mitra kerja.
- Membuat catatan secara lengkap, relevan, up to
date (tidak terlambat), akurat, dan dapat dipertanggung jawabkan.
SOAL
SOAL
1.
Jelaskan
paradigma dan filosofi administrasi perkantoran
!
2.
Jelaskan
pengertian kantor menurut para ahli!
3.
Jelaskan
pengertian administrasi perkantoran!
4.
Jelaskan
ruang lingkup administrasi perkantoran !
5.
Jelaskan
tujuan administrasi perkantoran !
Isi
Tabel Berikut dengan benar!
No.
|
Ruang perkantoran (Office Space)
|
Tugas
yang dilakukan
|
1.
|
||
2.
|
||
3.
|
||
4.
|
||
5.
|
2. Karatreristik Administrasi Perkantoran
1. Bersifat Pelayanan
Pekerjaan kantor adalah melayani pelaksana pekerjaan operasional
(tugas-tugas pokok kantor) dalam pencapaian tujuan organisasi.
G.R. Terry menyebutkan
bahwa pekerjaan kantor sebagai pekerjaan pelayanan (service work). Yang
berfungsi memudahkan dan meringankan. Pekerjaan kantor berperan membantu
pekerjaan-pekerjaan lain, agar dapat berjalan lebih berdaya guna.
Herry L. Wilie dan Robert P. Brecht menyebutkan, pekerjaan kantor berperan sebagai satua organisasi pelayanan
(service unit) yang bertujuan memberikan pelayanan kepada bagian dalam
organisasi atau perusahaan. Dalam perusahaan, pekerjaan kantor tidak langsung
mendatangkan laba, sebagaimana dilakukan oleh pekerjaan operatif atau lapangan
misalnya bagian produksi atau penjualan. Namun produksi atau penjualan tersebut
dapat berhasil dan menguntungkan, apabila pekerjaan kantor berhasil melayani
kebutuhan produksi atas penjualan trsebut.
2. Merembes Segenap Bagian Organisasi
Oleh karena pekerjaan kantor bersifat pelayanan terhadap semua pekerjaan
operatif.
3. Dilakukan Semua Pihak
Sebagai akibat
perembetan pekerjaan kantor ke segenap bagian organisasi, maka pekerjaan itu
akan dilakukan oleh semua orang yang ada dalam organisasi tersebut. Meskipun pekerjaan
kantor dapat menjadi tugas sekelompok pegawai (misalnya bagian tata usaha),
akan tetapi pekerjaan itu akan menjadi monopoli kelompok pegawai tersebut.
Pekerjaan kantor
akan dilakukan oleh pejabat pimpinan tertinggi (dengan tidak mengubah
kedudukannya) sampai pegawai terendah. Misalnya seorang direktur menelepon kantor
lain untuk menghimpun data atau keterangan yang diperlukan atau sebaiknya
menerima telepon dari kantor lain. Seorang mandor pabrik mencatat para pekerja
atau karyawan yang tidak masuk atau yang
lembur tanpa mengurangi tugas pokoknya sebagai
mandor. Seorang pegawai rendah, selain bertugas membersihkan kantor sering pula
mendapat pekerjaan mengantar surat dan mengisi buku ekspedisi.
Apabila kita
simak kembali peranan dari ciri-ciri pekerjaan kantor sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, memperlihatkan kepada kita bahwa pekerjaan kantor pada umumnya
merupakan suatu fungsi yang memberikan bantuan (facilitating function) dan
merupakan urat nadi bagi setiap organisasi modern. Secara umum pekerjaan kantor
meliputi aktivitas manajerial mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan. Sedangkan secara khusus (tugas operatif sehari-hari
atau unit) pekerjaan kantor meliputi tugas-tugas menghimpun, mencatat,
mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan.
3. Azas-azas administrasi perkantoran
Prinsip Manajemen adalah suatu dasar/ azas bagaimana
manajemen itu
dilakukan agar mendapatkan
hasil yang maksimal, sehingga sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Frederick Winslow Taylor
(Prinsip Manajemen Ilmiah) 1856 – 1915
1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar, dapat
ditentukan metode yang paling tepat/ terbaik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan
dapat ditentukan
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan
dapat diberikan tanggung jawab atas
sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga keerja.
James D. Mooney
1. Prinsip Koordinasi, meliputi: wewenang, saling melayani, doktrin
(perumusan tujuan) dan disiplin
2. Prinsip Skalar, meliputi: kepemimpinan,
delegasi dan fungsi
3. Prinsip Fungsional, yakni: fungsionalisme
bermacam-macam tugas yang berbeda
4. Prinsip Staf, yakni: perbedaan yang jelas
antara staf dan lin
Menurut Harrington Emmerson (1853 – 1931), untuk menyelesaikan masalah
system industri perlu diterapkan 12 prinsip efisiensi:
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3. Adanya staf yang cakap
4. Disiplin
5. Balas jasa yang adil
6. Laporan-laporan yang terpecaya, segera, akurat dan tetap
7. Pemberian perintah – perencanaan dan pengurutan kerja
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul – metode dan waktu setiap
kegiatan
9. Kondisi yang distandarisasi
10.Operasi yang distandarisasi
11.Instruksi-instruksi praktis dan tertulis yang baku
12.Balas Jasa Efisiensi –rencana insentif
Prinsip Langkah
Manajemen Science sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari Model
4. Pengujian Model dan hasil yang didapatkan dari model
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan – implementasi
4. Pekerjaan kantor
Arti pekerjaan kantor adalah mengatur dan mencatat
kejadian-kejadian yang ijalankan sehingga menjadi keterangan yang berguna. Melaksanakannya
dilakukan dengan menggunakan alat baik mesin-mesin maupun manual, sehingga
membantu mutu pekerjaan, memudahkan pengawasan dan menghemat biaya, tenaga, dan
aktu. Apabila diteliti lebih lanjut tentang kegiatan yang dapat dilakukan, maka
pekerjaan kantor dapat dibagi dalam kelompok sebagai berikut:
a)
Mengumpulkan
/ Menghimpun
Mengumpulkan/menghimpun, yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan
tersedianya segala keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan di
mana-mana, menjadi siap dipergunakan bila mana diperluk
b). Mencatat
Yaitu kegiatan membukukan seperti dalam hal membukukan
berbagai transaksi atau berbagai keterangan yang diperlukan dengan menggunakan
alat tulis menulis
c). Mengolah
Yaitu mengerjakan atau memproses data atau keterangan-keterangan
dengan maksud menyajikannya dalam bentuk yang lebih berguna.
d).
Menggandakan
Yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan
alat sebanyak jumlah yang diperlukan
e). Mengirim
Yaitu kegiatan menyampaikan informasi atau data dari
satu pihak ke pihak lainnya dengan menggunakan berbagai cara dan alat
f). Menyimpan
Yaitu kegiatan menaruh di tempat tertentu dengan
menggunakan berbagai cara dan alat dengan tujuan dapat di temukan kembali
dengan cepat bilamana keterangan tersebut di butuhkan
Adapun pula pekerjaan kantor dikelompokan pad jenis
pekerjaan sebagai berikut:
Pekerjaan Tulis Menulis
Pada dasarnya semua pekerjaan kantor (tata kerja, prosedur kerja dan sistem
kerja), dinyatakn secara tertulis dan disusun sistematis sebagai produk kantor
yang siap disajikan bila mana diperlukan. Salah satu produk tersebut adalah warkat yang setiap catatan
tertulis maupun bergambar, sebagai bahan laporan factual (keadaan sebenarnya),
actual (hangat) dan reliable (nyata).
Setiap kantor, baik kantor pemerintah maupun sawasta, besar maupun kecil,
setiap hari banyak menerima maupun mengirim surat yang jumlahnya tentu
tergantung esar kecilnya kantor. Kantor yang besar dan luas jangkauannya
memerlukan lebih banyak surat yang harus ditangani dari pada kantor yang sempit
ruang lingkup usahanya. Namun semua itu harus mendapatkan perhatian yang besar,
agar memberi kesan yang baik dan menumbuhkan kepercayaan dari pihak
luar/masyarakat. Kantor yang berhasil menciptakan kesan yang baik merupakan promosi
secara tidak langsung, dan sebagai hasilnya dapat menambah relasi/hubungan
lebih luas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan tulis-menulis adalah
kegiatan mencatat (menulis) surat dengan berbagai peralatan (alat-alat tulis)
tentang eterangan yang diperlukan sehingga berwujud tulisan yang dapat dibaca,
dikirim dan Disimpan.
Apabila masingmasing jenis kegiatan diperinci merupakan pekerjaan kantor.
Menurut Leffingwell dan EM Robinson,
yang dikutip Drs. Soedaryono
pekerjaan kantor dapat diperinci dalam kegiatan sebagai berikut:
1. Menerima pesanan-pesanan mengantarkan dan mengirimkan dengan kapal.
2. Membuat rekening.
3. Menyimpan warkat.
4. Menyampaikan utang dan mengumpulkan perhitungan yang belum selesai.
5. Mengurus, membagi-bagi, mengirimkan dan menyurat pos.
6. Pekerjaan memperbanyak warkat dan membutuhkan alat (duplicating and
addressing work).
7. Macam-macam pekerjaan seperti penelepon, menerima
tamu, pekerjaan
pesuruh (meycelianecus, such as telephone, receiving visitors, messengerservice).
8. Tugas-tugas khusus dengan maksud untuk menyederhanakan sistem,
menghapuskan pekerjaan yang tidak perlu.
9. Surat menyurat, mendikte, mengetik.
10. Membuat warkat, mencatat data yang diinginkan.
GR. Terry telah mengadakan penyelidikan pada perusahaanperusahaan di Amerika Serikat
untuk mengetahui banyaknya masing-masing kegiatan pekerjaan kantor. Hasil
penyelidikan
menunjukkan bahwa waktu kerja itu mempergunakan tujuh macam kegiatan
pekerjaan kantor yang pokok dengan perbandingan waktu dalam presentase sebagai
berikut:
1. Mengetik (typing)
= 24,6%
2. Menghitung (calculating) = 19,5%
3. Memeriksa (checking)
= 12,3%
4. Menyimpan warkat (filling) = 10,2%
5. menelpon (telephoning) = 8,8%
6. Menggandakan (duplicating) = 6,4%
7. Mengirim surat (mailing)
= 5,5%
8. Lain-lain
= 12,5%
Jumlah = 100%
Berdasarkan penelitian pekerjaan kantor menurut Leffing Well dan GR. Terry di atas, penullis menambahkan pekerjaan
kantor senyatanya dengan bahan baku dan pembekalan serta hasil yang
diperoleh,sbb:
1. Pekerjaan senyatanya, diantara lain meliputi:
– Mengetik – Menyalin
– Menghitung – Memilah-milah (sortir)
– Memeriksa – Melekatkan
– Menstensil – Menandai
– Membubuhkan cap/stempel – Menyampul
– Menelepon – Membagi- bagi
2. Bahan baku
Bahan baku yang lazim digunakan dalam pekerjaan kantor adalah:
– Abjad/huruf – Tanda baca
– Angka – Tanda hitung, dan
– Garis – Tulisan
Soal Latihan
- Uraikan
Karakteristik administrasi perkantoran menurut pendapat Mu sterlah
menyimak presntasi uraian materi di atas!
- Lakukan identifikasi Karakteristik administrasi
perkantoran pada kantor yang berada
didaerah tempat tinggalmu!
- Uraikan Azas-azas administrasi perkantoran dengan
benar!
- Jelaskan pekerjaan kantor yang terdapat pada kantor
disekitar tempat tinggal Mu!
- Jelaskan dibidang administrasi perkantoran pada
kantor di daerah kantor tempat tinggal Mu
5. Jabatan di bidang adminsitrasi perkantoran
Pengertian Jabatan
JABATAN (JOB) ialah sekumpulan PEKERJAAN
(JOB) yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu dengan yang lain,
dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di berbagai tempat.
Atas dasar hal tersebut maka ada beberapa jabatan
dibidang administrasi perkantoran antara lain:
1. Sekretaris
Sekretaris
adalah
seseorang yang membantu seorang pemimpin atau badan pimpinan atau perusahaan,
terutama untuk penyelenggaraan kegiatan administratif yang akan menunjang
kegiatan manajerial seorang pemimpin atau kegiatyan operasional perusahaan.
Kesekretarisan adalah
satuan organisasi yang melakukan rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan
perkantoran dan bantuan lainnya yang dilaksanakan sebagai kegiatan penunjang
supaya tujuan organisasi dicapai dengan lancar.
2. Klasifikasi Jabatan Sekretaris
Sekretaris
merupakan jabatan profesi yang menuntut syarat-syarat pengetahuan dan kemauan ekerja. Sekalipun sebutannya sama,
masingmasing sekretaris mempunyai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda. Perbedaan tingkat kedudukan tergantung tempat dimana dalam
organisasi seorang sekretaris bekerja dan bertugas. Seorang sekretaris perusahaan
edudukannya berbeda, jika dibandingkan
dengan sekretaris lembaga sosial umpamanya. Dengan demikian syarat untuk menjadi
sekretaris perusahaan sudah barang tentu berbeda dengan syarat untuk menjadi sekretaris
lembaga pendidikan atau lembaga sosial. Sesuai dengan tingkat kedudukan
wewenang serta besar kecilnya tanggung jawabnya dapat dibedakan menjadi dua
kategori sekretaris yakni:
a. Sekretaris yang menjabat sekretaris pribadi.
Sekretaris yang
menjabat sebagai kepala sekretariat berfungsi sebagai pemimpin, membawahi
egawai-pegawai yang lain serta bertindak sebagai pimpinan dan melaksanakan
kepemimpinan. Sekretaris yang bertindak sebagai kepala sekretariat merupakan
salah satu anggota dalam organisasi, disamping masih ada juga kelompok pimpinan
yang lain. Sebagai kepala tata usaha dalam arti seluas-luasnya bertindak
sebagai pelayanan administrasi kepada seluruh organisasi. Sebutan lain bagi
sekretaris yang menjabat kepala sekretariat adalah executive secretary
(sekretaris yang berfungsi sebagai manajer).
Dalam perusahaan
sekretaris yang berfungsi sebagai manajer dikenal dengan sebutan business
secretary. Company secre tary sedangkan di lingkungan perhimpunan sering
disebut sekretaris partai, sekretaris kementrian, sekretaris dirjen dan masih
banyak contoh sekretaris yang menjabat sebagai manajer. Sebagai seorang manajer
maka sekretaris yang menjabat kepala mempunyai wewenang dan tanggung jawab
lebih luas, tidak hanya khusus menyelenggarakan tata usaha semata melayani
pimpinan organisasi saja,namun juga mengelola rganisasi.
Untuk itu
diperlukan mendalami tujuan organisasi dan azas-azas manajemen. Seorang
sekretaris yang menjabat kepala sekretariat mempunyai wewenang dan tanggung
jawab lebih luas, tidak hanya khusus menyelenggarakan ketatausahaan semata,
malahan sering menjadi orang yang menentukan kebijaksanaan dan mengambil
keputusan. Sekretaris pribadi bertugas memberi pelayanan kepada pimpinan. Sekretaris
yang berfungsi demikian disebut sekretaris pribadi dan dalam bahasa inggris
disebut private secretary. Seorang sekretaris pribadi tidak mempunyai anak
buah, berperan sebagai pembantu untuk
meringankan tugas pimpinan, sehingga pimpinan benar-benar dapat memusatkan
perhatiannya kepada masalah-masalah pokok guna keberhasilan tujuan oeganisasi.
Sekretaris
pribadi merupakan staf ahli yang khusus mempunyai keahlian di bidangnya. Tugas
pekerjaannya membantu pimpinan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan
keahliannya, memberi saran dan pendapat agar pimpinan dapat mengambil keputusan
dengan bijaksana dalam memecahkan masalah. Sebagai contoh sekretaris pribadi
dapat dijumpai dikalangan para pejabat yang karena bidang tugasnya demikian
luas sehingga untuk menjangkau keseluruhannya diperlukan bermacam-macam
keahlian. Untuk itulah diperlukan sekretaris yang ahli di bidangnya, sehingga
pimpinan benar-benar dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya berkat bantuan
sekretaris yang ahli tersebut. Contoh kongkrit dari sekretaris pribadi antara
lain adalah sekretaris pribadi menteri, sekretaris direktor, sekretaris bupati,
sekretaris rektor di salah satu universitas yang mempunyai banyak fakultas. Sekretaris
pribadi juga dapat berfungsi sebagai pembantu umum dari pimpinan organisasi.
Sebagai pembantu umum berarti harus menangani halhal yang bersifat umum dan
rutin yang sesuai dengan tugas pokok seorang pimpinan. Tugas pekerjaan yang
tidak begitu penting dapat diserahkan kepada sekretaris pribadi. Perlu
ditegaskan bahwa fungsi bantuan sekretaris-sekretaris itu, baik sekretaris
mengepalai sekretaris maupun sekretaris pribadi yang bertugas memberi bantuan
adalah mutlak diperlukan dalam menyelesaikan tugas pekerjaan agar berhasil
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai organisasi. Apabila pimpinan hanya disibukkan dengan
masalah-masalah kecil yang harus diselesaikan sendiri, akan banyak menyita
waktu untuk tugas pekerjaan tersebut. Masalah tugas pimpinan adalah memikirkan
dan mengarahkan agar tujuan pokok dari organisasi dapat dicapai. Hal-hal
tersebut di atas menegaskan perlunya tugas bantuan yang dapat diselesaikan oleh
sekretaris. Adapula sekretaris yang menjabat sebagai pegawai biasa dan mempunyai
tugas pekerjaan tertentu seperti bidang pengetikan, steno, dikte, dalam bahasa
Inggris sekretaris demikian dinamakan typist secretary, stenographer secretary,
dan audio secretary.
Fungsi dari
sekretaris dibidang pengetikan, steno, dan dikte adalah membantu seorang atau
lebih anggota staf pejabat, di dalam organisasi maupun tata hubungan yang cepat
dan tepat, baik di dalam organisasi maupun dengan masyarakat diluar organisasi.
Tugasnya tidak hanya di bidang pengetikan, steno, maupun dikte saja, tetapi
masih ada tugas tambahan sebagai layaknya seorang pegawai. Hanya mereka memang
ahli bidangnya, yakni mengetik, steno, dan mengambil dikte baik langsung maupun
mempergunakan mesin.
b. Tugas Sekretaris Sebagai Manajer
Dalam organisasi
seorang sekretaris yang berfungsi manajer, non manajer, atau sekretaris yang
bertindak sebagai pegawai mempunyai wewenang dan tanggung jawab masing-masing
yang saling berbeda. Dalam tubuh organisasi ada pegawai yang bertindak sebagai
pimpinan, pengawas, staf, pegawai biasa atau pelaksana. Sekretaris yang
menjabat sebagai manajer menjabat kepala sekretariat. Kedudukannya dalam
organisasi sebagai pimpinan. Sedangkan sekretaris pribadi merupakan staf.
Typist secretary, stenographer secretary bertindak sebagai pegawai biasa atau
pelaksana.Karena sekretaris merupakan orang yang tugas pekerjaannya berfungsi sebagai
tenaga bantuan baik untuk seluruh organisasi maupun khusus pimpinan dan ada
yang berfungsi sebagai pegawai biasa, maka sekretaris dapat menjabat baik dalam
top organization, middle organization, atau lower organization. Dengan perkataan
lain jabatan sekretaris dimungkinkan ada pada tingkat bawah sehingga tingkat
atas. Uraian berikut akan memberikan gambaran lebih jelas tentang hubungan sekretaris
dalam jenjang organisasi, sehingga akan tercermin bahwa tugas pekerjaan
sekretaris sebagai tenaga bantuan cukup penting dalam ikut melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
3. Sekretaris Profesi Berdasarkan Tempat Kerja
Didalam kantor,
ada banyak sekretaris yang berfungsi sebagai tenaga bantu pada pimpinan kantor,
sekretaris macam ini adalah sekretaris profesi di tempat kerja.
a. Sekretaris
Sebagai Pimpinan Kantor
Agar dapat
memahami tugas pimpinan dalam organisasi guna memberi gambaran tugas sekretaris
yang bertindak sebagai pimpinan, terlebih dahulu akan diuraikan sedikit tentang
pokok-pokok pengertian organisasi dan struktur organisasi. Sesuai dengan sifat
sosial dan ciri kepribadian masing-masing
manusia berhasrat mengelompok, mempertahankan kelangsungan hidup dengan memenuhi
kebutuhan baik jasmani maupun rohani.
Kelompok manusia
yang berusaha meraih tujuannya merupakan wahana menimbulkan hasrat saling
membutuhkan, bantu membantu dan mau bekerja sama guna kelangsungan hidup.
Sekelompok orang yang bekerja sama mempunyai tujuan yang akan diperjuangkan itu belum mencerminkan
unsur dari organisasi. Dalam bekerja sama antar manusia diperlukan sistem serta
proses kerja sama yang serasi. Adapun unsur pokok dari organisasi adalah,
sebagai berikut:
a. Adanya sekelompok orang
b. Adanya sistem dan proses kerja sama, dan
c. Adanya tujuan yang akan dicapai
Kelompok orang
yang bekerja sama guna melaksanakan tugas pekerjaannya yang tujuannya sudah
diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing mempunyai tugas, kedudukan,
wewenang, dan tanggung jawab. Pengaturan itu akan mencerminkan suatu kerangka
yang memberi petunjuk hubungan kerja sama. Kedudukan, besar kecil wewenang
serta luas tanggung jawab masing-masing pegawai dalam organisasi. Kerangka yang
menggambarkan keadaan tersebut dikenal dengan istilah struktur organisasi. Struktur
organisasi lazimnya diatur dengan corak tertentu sesuai dengan jenis organisasi
dan yang terkenal ada tiga, yaitu:
a. Organisasi Garis (Line Organization)
b. Organisasi Fungsi (Function Organization)
c. Organisasi Panitia (Committee Organization)
Setelah dipilih
struktur organisasi yang cocok, maka organisasi tidak cukup hanya memiliki
kerangka saja, masih diperlukan suatu tindakan atau proses pelaksanaan tujuan,
kerangka atau struktur organisasi merupakan wadah organisasi yang bersifat
statis, sedangkan proses pelaksanaan tugas pekerjaan mencapai tujuan sebagai
fungsi bertindak. Dalam organisasi sesuai dengan sifatnya dikenal jenjang
kepemimpinan yaitu ada yang dipimpin dan ada yang memimpin. Demikian pula pada
suatu kantor, ada kepala dan ada pegawai bawahannya.
Adapun tugas
kepala atau pimpinan kantor pada umumnya ialah memberi pengarahan dan pengaruh
kepada bawahan, agar mau dan bertingkah laku sedemikian rupa sehingga dapat melaksanakan
tugas pekerjaan sesuai dengan tujuan yang sudah digariskan. Sekretaris yang
bertindak sebagai kepala sekretariat pun mempunyai tugas mengarahkan dan
mempengaruhi agar tugas pekerjaan sekretariat dapat tercapai. Sekretaris yang
memimpin sekretariat berfungsi manajer, sehingga melaksanakan tugas-tugas
manajer dibidang tata usaha, guna membantu atau melayani keperluan
sekretariatnya. Tugas bantuan ini terdiri dari tugas-tugas pelayanan agar
terselenggara tugas kesekretarisan khususnya dan ketatausahaan pada umumnya. Tidak
jarang seorang sekretaris yang berfungsi sebagai pimpinan sekretariat juga
melaksanakan tugas penting untuk membantu pimpinan, termasuk membuat kebijaksanaan
dalam bentuk menetapkan keputusan. Sebagai pimpinan dalam bidang
kesekretarisan, maka dia membuat rencana, mengorganisasi baik bawahan dan
sarananya, bekerja sama-sama bawahan dan mengadakan pengawasan seperti layaknya
pimpinan. Untuk dapat menyelenggarakan fungsi kantor sekretariat yang
dipimpinnya, maka perlu memperhatikan faktor bagaimana mempengaruhi serta menggerakkan
bawahannya agar dapat melaksanakan tujuan sekretariat, antara lain dengan:
a. Memberi bimbingan sebaik-baiknya,
b. Menyelenggarakan sistem komunikasi yang baik,
c. Memberi perintah, instruksi, dan pengawasan, serta
d. Memberi
fasilitas agar pekerjaan dapat berlangsung dengan sebaik baiknya.
Perlu
diperhatikan bahwa tugas pekerja di bidang kesekretarisan memerlukan ketelitian
dan kecermatan, sehingga seorang sekretaris yang memegang pimpinan sekretariat
di untut mempunyai kepribadian dan kecakapan sebagai seorang pimpinan.
Kecakapan serta kemampuan menyelesaikan tugas kesekretarisan secara prima
menjadi tuntutan seorang sekretaris yang memimpin sekretariat.
b. Sekretaris Perorangan
Seorang
sekretaris yang membantu pimpinan tidak termasuk pimpinan dalam jenjang organisasi.
sekretaris demikian juga bertindak sebagai pimpinan, tetapi disebut sebagai
sekretaris yang berfungsi non manajer. Apabila seorang sekretaris menjabat
sebagai pimpinan sekretariat, ia mempunyai wewenang, tanggung jawab, dan
mempunyai pembantu berupa karyawan-karyawan bawahan. Tugas pekerjaannya adalah
pembantu ahli di bidang kesekretarisan. Ia sering dikenal dengan sebutan staff.
Adakalanya hanya sebagai tenaga bantuan yang memberi bantuan umum di bidang
kesekretarisan.
Sekertaris
perorangan dirasakan perlu mengingat pejabat pimpinan tidak semuanya dapat
menguasai masalah-masalah yang dihadapi. Untuk membantu kelancaran tugas-tugas
secara keseluruhan, maka pejabat pimpinan perlu didampingi seorang yang ahli
menangani masalah tertentu. Orang ini dinamakan tenaga staf. Tenaga staff
adalah tenaga yang ahli di bidangnya. Ia memberi bantuan kepada pimpinan dalam
memecahkan masalah khusus yang menjadi tugas pejabat pimpinan. Karena
keahliannya itulah pejabat staf diperbantukan kepada pimpinan dan diberi jabatan
sebagai sekretaris. Sekretaris non manajer yang berfungsi sebagai pembantu ahli
seorang pejabat dan disebut sekretaris pribadi.
Bagi pimpinan
yang menangani bermacam-macam masalah, kehadiran tenaga sekretaris pribadi sebagai
pembantu ahli amatlah penting. Sehingga pejabat pimpinan benar-benar dapat
mengambil keputusan untuk menggariskan kebijaksanaannya dengan setepat-tepatnya.
c. Sekretaris Politik di Jepang
Disini
diperkenalkan satu jenis profesi sekretaris yang sudah membudaya dinegara
tetangga dengan tujuan mudah-mudahan budaya profesi ini dapat ikut menyebar di
seluruh tanah air sehingga lowongan kerja bagi lulusan yang hendak bekerja
sebagai sekretaris menjadi banyak. Percaturan politik di Jepang banyak
menggunakan jasa dari profesi sekretaris.Mereka bekerja sebagai sekretaris yang
diperbantukan kepada para tokoh politik seperti anggota legislatif, pejabat
pemerintah eksekutif, para pejabat di bidang yudikatif, partai-partai politik,
organisasi-organisasi yang bernaung di bawah partai politik dan sebagainya,
baik di pusat maupun di daerah, baik yang besar maupun yang kecil, secara resmi
diakui di dalam undang-undang sehingga merupakan profesi yang sah dan
bergengsi. Mereka yang bekerja di bidang politik ini secara taris yang secara
umum berkonotasi sebagai profesi dari kaum wanita, tetapi pada kenyataannya,
sekretaris politik di Jepang itu banyak dijabat oleh kaum pria. Sekretaris
politik di Jepang ada dua macam:
1. Sekretaris resmi organisasi.
Sekretaris resmi organisasi ditetapkan
secara resmi dengan undang-undang legislatif pasal 132 yang berbunyi sebagai berikut:
’Setiap anggota
legislatif dalam bertugas akan dibantu oleh dua orang sekretaris resmi’.
Kedudukan sekretaris resmi itu lebih lanjut lagi juga diatur dengan
undangundang pegawai negeri pasal 2 ayat 3 butir 15 yang menyebutkan bahwa
sekretaris politik merupakan pegawai negeri khusus yang dibedakan dari pegawai
negeri lain. Perbedaan besarnya adalah keikutsertaan sekretaris politik
berkiprah dibidang politik yang merupakan salah satu larangan bagi pegawai
negeri biasa.
Dengan perkataan
lain, pegawai negeri biasa dilarang dalam kegiatan politik praktis, tetapi
sekretaris politik yang juga berstatus sebagai pegawai negeri tidak dilarang.
Sekretaris politik di bidang eksekutif maupun yudikatif kurang lebih sama.
Sekretaris politik resmi mendapat gaji resmi dari kas negara. Ada juga
sekretaris resmi yang ditempatkan oleh organisasi induknya, dalam kasus ini dia
akan mendapat gaji resmi dari organisasi induk sang tokoh politik.
2. Sekretaris pribadi
Tentang sekretaris pribadi, tidak
ditemukan ada undang-undang yang mengaturnya secara jelas. Tidak ada larangan
bagi tokoh politik untuk memakainya secara pribadi. Berarti pemakaian
sekertaris pribadi seratus persen berjalan berdasarkan kemauan dari pihak yang
mempekerjakannya yaitu tokoh politik. Para tokoh politik secara bebas dapat
mempekerjakan siapa saja yang disukainya sebagai sekretaris politik dengan
tanggung jawab sendiri dan pengupahan yang juga harus ditanggung sendiri secara
pribadi. Di sinilah terletak pengertian sekretaris pribadi yaitu sekretaris
yang diupah dengan penghasilan sendiri pemakainya.
Untuk memahami
seberapa jauh penghargaan yang diberikan kepada para sekretaris politik di
Jepang, kita bisa melihat situasi itu dari angka-angka penggajian resmi yang
beredar di masyarakat Jepang. Berdasarkan catatan pada bulan Agustus tahun
2002, ada tiga kelas sekretaris resmi yang diakui oleh undang-undang, yaitu (1)
Sekretaris kebijakan (2) Sekretaris kelas satu (3) Sekretaris kelas dua; gaji
resmi dari Sekretaris kebijakan adalah antara 440.000,- yen sampai 670.000,-
yen per bulan, untuk sekretaris kelas satu antara 420.000,- yen sampai
660.000,- yen per bulan, dan untuk sekretaris kelas dua antara 310.000,- yen
sampai 480.000,- yen. Untuk memahami lebih lanjut tentang angka-angka tersebut,
kita bisa membandingkannya dengan gaji resmi anggota legislatif. Berdasarkan
undangundang parlemen bulan Januari tahun 2000 pasal 35, seorang anggota
parlemen mendapat gaji 1.375.000,- yen per bulan, pada angka ini masih akan
ditambah lagi sejumlah tunjangan resmi sehingga seluruh penghasilan seorang
anggota parlemen menjadi lebih daripada 2 juta yen per bulan.
Untuk mengetahui
seberapa jauh nilai uang yen Jepang itu, bisa kita lihat dari nilai kurs mata
uang yen terhadap rupiah; pada bulan Nopember tahun 2007 ini satu yen Jepang bernilai
kira-kira Rp80,-. Berarti penghasilan resmi seorang anggota parlemen Jepang
adalah sekitar Rp 165 Juta per bulan dan penghasilan seorang sekretaris resmi
sekitar 30 sampai 40 juta rupiah per bulan. Dengan demikian, gaji seorang
sekretaris politik di Jepang adalah sekitar 18% sampai 25% dari gaji anggota
legislatif yang mempekerjakannya. Kalau demikian, hanya dari segi penggajian
saja sudah bisa dilihat kedudukan profesi sekretaris di masyarakat Jepang cukup tinggi sehingga bisa disebut sebagai
profesi yang bergengsi. Dari perbedaan gaji itu pun, bisa dilihat bahwa para
tokoh politik Jepang memang mampu menggaji sekretaris pribadinya sendiri karena
gaji dari seorang sekretaris pribadi pada dasarnya berada di bawah sekretaris
resmi. Tim penulis buku memperkenalkan sekretaris politik di Jepang dengan
harapan budaya ini bisa ikut menyebar di seluruh tanah air sehingga kegiatan
politik di tanah air bisa mendapat hiasan baru menuju ke arah yang lebih sehat.
Hal ini bukanlah isapan jempol cukup hanya dilihat dari sudut penggajiannya
saja.
Seorang lulusan
program administrasi perkantoran SMK dengan usia mudanya cukup hanya digaji
sekitar satu juta rupiah per bulan, di pihak lain anggota DPR mendapat gaji
resmi lebih dari Rp 20 juta per bulan, Depok sendiri konon menurut kabarnya
gaji anggota DPRD Depok adalah sebesar Rp 8 juta. Berarti jumlah sebesar satu
juta rupiah itu hanya merupakan 5% sampai 12,5% dari gaji resmi para anggota
legislatif sehingga kalau dibandingkan dengan kasus serupa di Jepang, dapat
dikatakan mereka semua mampu menggaji sekretaris pribadi masing-masing sebab
presentasi selisih gaji masih lebih baik kasus di Indonesia daripada kasus di
Jepang dengan perhitungan para lulusan SMK cukup digaji
sebesar satu
juta rupiah per bulan. Jika budaya Jepang itu bisa diterapkan, berarti kalangan
politik di Indonesia bisa ikut menyumbangkan tenaga untuk mengentaskan
kemiskinan yang ada di tanah air melalui sumbangan mereka kepada lulusan SMK.
Berarti pula mereka ikut memperluas lapangan pekerjaan bagi para generasi muda
lulusan SMK.
Tugas Manajer
Kantor
1. Pemahaman
informasi:
a. Proses memperoleh informasi mengenai cara melaksanakan tugas-tugas manajerial
(seperti inisiatif atau kreativitas sendiri, pelatihan, pengalaman kerja sebelumnya,
dan lain-lain).
b. Kemampuan menghimpun dan mendistribusikan informasi bisnis, dankemampuan
mengantisipasinya sekarang dan di masa datang. c. Jenis tugas-tugas
kepemimpinan yang dilaksanakan secara intern.
2. Informasi mengenai kemampuan bekerja:
a)
Kemampuan menyelesaikan pekerjaan yang menggunakan
pemikiran.
b)
Kemampuan mengambil keputusan dan mempartisipasikan
bawahan.
c)
Kemampuan membuat perencanaan, mengorganisasikan dan
mempartisipasikan bawahan, serta penjadwalan pelaksanaannya.
d)
Kemampuan mempertahankan produktivitas dan mewujudkan
keamanan, keselamatan, dan kepuasan kerja serta kebersihan lingkungan kerja. e.
Kemampuan melakukan pencatatan dan menyusun laporan kerja.
3. Informasi mengenai hubungan kerja dengan pihak luar:
a)
Kemampuan mempromosikan dan menjual atau memasarkan
produk atau pelayanan perusahaan.
b)
Kemampuan menyelesaikan masalah dan negosiasi dengan
berbagai pihak luar perusahaan.
c)
Kemampuan mendapatkan bahan baku dan perbekalan
lainnya.
4. Hasil Kerja:
a) Prestasi kerja sebagai inisiatif, kretivitas dan prakarsa sendiri sebagai
eksekutif.
b) Hasil kerja yang dicapai melalui bekerja di dalam tim.
5. Hubungan dengan para pekerja:
a. Kemampuan mempengaruhi dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Tugas-tugas kepemimpinan yang telah dilaksanakan.
6. Konteks
pekerja lainnya:
a. Loyalitas
b. Disiplin
c. Kemandirian
d. Kepemimpinan dalam tim kerja
7. Karakteristik jabatan,
yang menyangkut
syarat-syarat formal dan informal sebagai manajer seperti sertifikat, tanggung
jawab, kontinuitas dalam bekerja penampilan sebagai eksekutif dan lain-lain. informasi-informasi
untuk menyusun deskripsi pekerjaan atau jabatan manajerial seperti ketengahkan
di atas, bukan kriteria jabatan manajerial (bukanlah kategori yang mati).
Karena pekerjaan atau jabatan tersebut bersifat kualitatif dan dinamis. Selanjutnya
untuk melakukan analisis pekerjaan atau jabatan yang penting di lingkungan
suatu perusahaan, seperti pekerja manajerial, staf, pekerja-pekerja kunci dalam
garis lini dan lain-lain. Yang berhubungan dengan produk dan pelayanan perusahaan,
diperlukan pengguna metode relevan, sehubungan dengan itu akan dilakukan
pembahasan mengenai metode dalam melaksanakan analisis pekerjaan atau jabatan. Selain
tenaga sekretaris sebagai tenaga staf ahli dibidangnya masih banyak jasa sekretaris
yang membantu pejabat pimpinan secara umum berupa petugas rutin dari pejabat
pimpinan. Akan tatapi, tidak jarang ia dimintai pendapat atau ide-ide rutin dan
bahkan sampai hal yang amat pribadi sifatnya.
Kehadiran
sekretaris pembantu umum pimpinan ini juga tidak kalah pentingnya agar pejabat
pimpinan benar-benar terkonsentrasi dalam menghadapi masalah pokok yang menjadi
tugasnya. Janganlah pejabat pimpinan direpotkan dengan masalah-masalah kecil
baik rutin atau insidental. Adapun fungsi dari sekretaris pribadi baik tenaga
staf ahli maupun sebagai pembantu umum pimpinan adalah membantu sekelompok atau
seorang pejabat pimpinan tingkat atas agar pekerjaan kantor rutin dapat
berjalan sebaik-baiknya. Disamping itu harus bertanggung jawab atas pekerjaan
utama yang dibebankan kepadanya juga bertanggung jawab bertanggung jawab akan
lancarnya pekerjaan kantor.
Sekretaris
sebagai pembantu pimpinan sering juga disebut sekretaris senior. Selain membantu
pimpinan tingkat atas bagi sekretaris yang befungsi sebagai tenaga staf ahli. Juga
berfungsi menyelenggarakan serta mengganti fungsi pimpinan mengambil keputusan,
membuat perencana, membantu mengadakan bimbingan dan juga melaksanakan
aktivitas manajemen. Masih ada juga jenis sekretaris dalam jenjang organisasi
yang tidak menjabat sebagi pimpinan sekretariat, pembantu pimpinan, tenaga staf
ahli maupun pembantu umum. Akan tetapi, sebagai tenaga karyawan biasa. Sekretaris
demikian berstatus sebagai karyawan dalam jenjang organisasi.
3 Profesi Sebagai Pegawai Administrasi
Sekretaris di mana pun tugasnya dalam jenjang organisasi pada dasarnya sama
yakni memberi bantuan baik kepada
pejabat pimpinan khusus maupun kepada organisasi pada
umumnya.
Dalam kenyataannya akan dijumpai bermacam-macam tugas sekretaris. Namun
kesemuanya adalah untuk membantu memberi pelayanan sebaik-baiknya kepada
pimpinan maupun kepada organisasi.
Sejumlah besar pekerjaan kesekretarisan memerlukan pegawai atau karyawan
yang bertugas melakukan pekerjaan kesekretariatan khususnya dan dikenal dengan
nama pegawai sekretariat. Dalam bagian disebut pengetikan, sekretaris.
Pendiktean dan dalam jenjang hanya sebagai pegawai biasa. Tugas junior dan
sering disebut sekretarisan ini merupakan tugas junior secretary atau junior.
Sekretaris yang berkedudukan sebagai pegawai biasa bertugas membantu
seseorang atau ebih anggota staf pejabat guna menyelenggarakan tata hubungan
dengan cepat dan tetap baik intern atau
ekstern. Petugas ini lazimnya bertugas mengetik, steno, menerima dikte baik
langsung atau melalui mesin, dan lain-lain. Mengingat tugas sekretaris
merupakan tugas pokok pelayanan administratif, maka masih banyak juga pegawai
sekretaris dengan tugas dan pekerjaan bermacam-macam, sesuai dengan kedudukan
dan wewenang yang diperoleh serta tanggung jawabannya. Dapat kiranya diberi
contoh pegawai sekretariat yakni:
a. Resepsionis yang bertugas membantu agar komunikasi berlangsung
lancar baik kedalam organisasi maupun
keluar organisasi dengan media pesawat telex menerima tamu perusahaan atau
perorangan.
b. Juru tulis, di lingkungan pamong desa dikenal dengan jabatan carik desa
bertugas membantu lurah dalam masalah catat mencatat, sehingga jabatan carik
identik dengan penulis lurah. Perlu ditekankan bahwa juru tulis me-rupakan ahli
bahasa clerk bahasa Inggris yang berarti pegawai sekretariat.
c. Juru steno,
tugas pekerjaan menyalin naskah dari tulisan steno yang diambil dari hasil ikte langsung atau penyalinan dari mesin
pendikte, yang kemudian disajikan dalam bentuk naskah yang telah diketik.
d. Juru tik, tugas pekerjaannya mempersiapkan surat-menyurat yang
akan dikirim mengerjakan pengaturan masalah pengetikan berupa naskah, table,
pengaturan, dengan format yang baik sehingga menarik dan mudah dibaca.
e. Juru arsip atau penata arsip, tugas pekerjaannya berhubungan dengan
masalah kearsipan dan penataan berkas. Juru telex, juru tulis, juru steno, juru
tik, dan juru arsip adalah pegawai sekretariat dan masih banyak lagi pegawai
sekretariat yang lain dengan tugas kewajiban yang berbeda. Kedudukan sekretaris
dalam jenjang organisasi baik sebagai pimpinan, tenaga staf atau pegawai biasa,
sebenarnya mempunyai peranan penting.
4. Peranan Sekretaris
1. Tugas Pokok
Peranan
seseorang dalam bidang usaha akan terlihat dari tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Makin besar wewenang makin besar juga tanggung jawab. Dalam
mengemban wewenang tersebut seseorang akan melaksanakan kewajiban sesuai dengan
wewenang yang ada di pundaknya. Kewajiban tersebut dilaksanakan dalam
tugas-tugas pekerjaan. Makin besar wewenang dan tanggung jawab maka tugas
pekerjaannya makin besar juga. Tugas pekerjaan itu dilaksanakan dengan menggunakan
tenaga dan pikirannya. Peranan seseorang nampak dari cara melaksanakan tugas
pekerjaan dengan menggunakan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin. Peranan
sekretaris pada jenjang mana pun, umumnya adalah sama yakni,
sebagai pembantu
yang melaksanakan tugas pekerjaan guna membantu pimpinan atau organisasi. Sebagai pembantu pimpinan selaku
sekretaris pribadi ia harus tanggap dalam membantu pimpinan demikian juga
sekretaris yang bertugas membantu organisasi. Peranan sekretaris sebagai
pembantu tersebut mungkin berupa penyelasaian rutin mempersiapkan tersedianya
fasilitas yang cukup guna kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan. Tidak jarang
pula sekretaris dalam memberi bantuan baik kepada pimpinan maupun dalam
organisasi merupakan kunci keberhasilan pimpinan atau organisasi tersebut. Sekretaris
merupakan pembantu pimpinan sejak dari awal sampai tercapai tujuannya. Ia ikut
memecahkan masalah yang dihadapi pimpinan, memberi saran dan pendapat,
mempersiapkan fasilitas guna kemudahan tugas pimpinan, yang
akhirnya tujuan
dapat dicapai dengan hasil tanpa mengeluarkan biaya besar atau dengan perkataan tujuan dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya. Sebagai pembantu pimpinan, maka seorang sekretaris merupakan
penghubung pimpinan dengan relasi atau pejabat yang akan mengadakan pembicaraan
juga perlu menciptakan suasana yang harmonis antara perusahaan atau
organisasinya dengan masyarakat luar. Ia memberikan informasi kepada pejabat
yang akan berhubungan atau masyarakat yang ingin mengetahui aktivitas
organisasi, sehingga akan tercipta yang akan baik dari pimpinan yang
bertanggung jawab atas maju mundurnya organisasi yang dipimpinnya. Setelah
mengerti peranan sekretaris dalam memberi bantuan pimpinan secara garis besar
maka peranan sekretaris dalam memberi bantuan pimpinan tersebut diperinci dalam
tugas-tugas yang bersifat protokoler, disamping masih ada tugas pokok yang
sesuai dengan kedudukan sekretaris itu sendiri. Dalam bahasan ini ditekankan
tugas pokok sekretaris di bidang pelayanan kantor.
a. Menyelenggarakan tugas umum sekretaris untuk meringankan pimpinan
seperti menerima dikte dan penyalinannya menjadi bentuk naskah yang terketik
rapi.
b.
Menyelenggarakan surat-menyurat dan membuat konsep surat serta laporan.
c. Mengurus
masalah pengetikan dan percetakan, penggandaan.
d. Mencari
informasi dan berkomunikasi.
e. Mengurus
ketatausahaan lainnya seperti menata arsip, ekspedisi, urusan pos dan
lain-lain. Tugas protokoler dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:
a. Menerima
tamu, mengatur perjanjian, menerima pesanan melalui telepon atau surat.
b. Mempersiapkan
rapat formal maupun informal
c. Mengatur jamuan
antarpejabat, mengirim surat undangan, memilih tanda mata untuk acara tukar
menukar kenangan.
d. Menghubungkan
bawahan dan atasan yang akan merundingkan aktivitas kerja.
e. Mengatur
bawahan dan atasan yang akan merundingkan aktivitas kerja.
f. Mengatur
penerimaan tamu dengan segala fasilitas yang diperlukan.
Dengan demikian tugas pokok seorang sekretaris dan selanjutnya masih ada tugas
sampingan yang tak kalah pentingnya guna menunjang tugas pokok tersebut.
2. Tugas Khusus
Tugas yang tidak termasuk tugas pokok dan tugas protokoler disebut tugas khusus,
antara lain:
a. Pengurusan perjalanan dinas
Tugas sekretaris
dalam pengurusan perjalanan dinas berupa pengurusan rencana, masalah imigrasi
(paspor, visa, health certificate, dan lain-lain) tiket, akomodasi, hotel dan
lain-lain.
b. Pengurusan kas kecil
Guna keperluan
yang bersifat kecil seperti membeli bunga, memesan minum untuk tamu, ongkos
parkir dan lain-lain keperluan sehari-hari. Sekretaris dalam mengurus
tugas-tugasnya diperlukan uang yang siap dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Dan
untuk keperluan tersebut diambil dari dana kas kecil yang menjadi tanggung
jawab sekretaris. Sekalipun dana itu kecil, akan tetapi sekretaris wajib
mengurusnya baik-baik.
5. Pegawai Administrasi
1. BidangTata Persuratan
A. Bagian penerimaan dan pengiriman surat
1. Menerima surat-surat, mencatat dalam buku agenda, memberi label pada
surat atau lembar disposisi, mendistribusikan kepada yang berwenang.
2. Memberi nomor dan tanggal surat yang keluar, mencatat dalam buku agenda menyampul
dan mengirimkan, baik langsung maupun melalui kurir.
3. Memberi nomor surat-surat kawat dan telex, mencatat dalam buku agenda
dan menyerahkan kepada unit yang bersangkutan untuk dikirim.
4. Membuat statistik atas surat-surat yang masuk dan keluar secara
periodik, termasuk surat kawat, dan telex.
B. Bagian
pengetikan dan penggandaan
1. Pengetikan konsep-konsep surat, daftar blangko dan karangan-karangan
untuk konsumsi keluar organisasi.
2. Memperbanyak surat-surat dengan stensil, fotokopy, atau alat-alat atau
mesin pengganda yang ada.
3. Menyusun dan menyimpan berbagai
jenis sheet atau master secara teratur.
4. Memelihara alat-alat yang ada pada seksi itu
(pemeliharaan ringan).
5. Membuat statistik penggandaan.
C. Bagian kearsipan dan dokumentasi
1. Mengurus tata kearsipan surat-surat, termasuk menyusun, menyimpan dan memelihara
arsip.
2. Mengatur dan menyimpan serta memelihara surat-surat yang berharga atau dokumen.
3. Mencatat, memberi kode klasifikasi, dan nomor surat-surat yang disimpan.
2. Bidang Perlengkapan
A. Bagian pengadaan barang
1. Merencanakan jenis barang yang diperlukan dalam pekerjaan, baik
pekerjaan perkantoran maupun pekerjaan lapangan.
2. Menyediakan barang-barang kebutuhan sesuai dengan keperluan, baik
melalui pembelian, pinjaman, hibah, maupun membuat sendiri.
3. Menerima dan menyimpan, barang-barang sebelum diserahkan kepada unit pemakai.
4. Membuat catatan dan daftar atas barang-barang inventaris secara keseluruhan,
berikut perubahan status dan lokasi barang tersebut.
5. Merencanakan dalam melaksanakan penghapusan barang
inventaris, sesuai
6. kriteria penghapusan barang inventaris.
B. Bagian pemeliharaan
1. Memelihara barang-barang inventaris kantor, seperti gedung kantor, rumah
dinas, mesin-mesin, kendaraan, pesawat telepon atau telex, meja kursi lemari, dan
peralatan lainnya.
2. Memperbaiki kerusakan yang terjadi atas barang-barang inventaris baik dilakukan
sendiri maupun oleh pihak ketiga.
3. Memelihara kebersihan gedung ruang kerja, ruangan-ruangan lain dalam gedung
termasuk kamar kecil.
4. Memelihara halaman, taman, selokan, pagar,
lampu-lampu hias dan lain-lain.
C. Bagian bangunan
1. Merencanakan pembangunan rumah-rumah dinas, mess, dan bangunan lain dilingkungan
kerja.
2. Mengatur dan mengurus alokasi dan realokasi rumah dinas dan
aturan-aturan mengenai penempatan.
3. Mengurus dan menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan izin-izin
bangunan, izin penempatan, dan izin perombakan dan mengurus berbagai fasilitas
bangunan tersebut.
3. Bidang Kerumahtanggaan Kantor
A. Bagian pelayanan atau
keamanan
1. Mengatur pemakaian ruang kerja dan ruang rapat,
termasuk tata ruang.
2. Menyiapkan jamuan dan melayani rapat-rapat, pertemuan, konferensi, dan sejenisnya.
3. Menyiapkan dan melayani kebutuhan minuman harian bagi pegawai dan tamu.
4. Mengatur ketertiban tamu-tamu, parkir kendaraan bermotor.
B. Bagian perjalanan dinas
1. Mendapatkan data dan keterangan mengenai aturan perjalanan dalam dan
luar negeri dengan menggunakan sarana angkutan yang ada.
2. Mengurus dan menyelesaikan surat-surat berkenaan dengan perjalanan dalam
dan luar negeri, bagi pegawai dan pejabat.
3. Membuat perhitungan biaya perjalanan dalam dan luar negeri dan
menyiapkan surat-surat pembayaran.
4. Menyelesaikan surat-surat pertanggungjawaban perjalanan.
4. Bidang Hubungan Masyarakat
A. Bagian langganan dan penerbitan
1. Merencanakan dan menyelenggarakan penerbitan majalah atau buletin serta mengatur
pendistribusiannya baik di dalam maupun luar kantor.
2. Mengurus dan mengatur langganan surat kabar, majalah, atau media cetak lainnya.
3. Membuat catatan-catatan penting atau kliping yang dibuat media cetak
yang berhubungan dengan organisasi atau kantor.
4. Menerima dan meneliti semua tulisan untuk dimuat dalam media cetak.
B. Bagian penerangan dan dokumentasi
1. Mengambil, menganalisa, dan merumuskan berita-berita penting dari
harianharian yang terbit dalam maupun luar negeri.
2. Menyajikan berita-berita hangat (actual) kepada pemimpin yang terkait.
3. Mengatur dan menyusun dokumen dan membuat kliping koran yang erat hubungannya
dengan organisasi, untuk disimpan agar mudah menemukannya kembali.
C. Bagian hubungan masyarakat
1. Mengatur, menyelenggarakan acara-acara pertemuan dengan badan legislatif
baik dalam rangka tukar pendapat maupun konsultasi.
2. Mengatur dan menyelenggarakan pertemuan dengan pihak ketiga (wartawan atau
delegasi).
3. Menghimpun dan menyimpan data mengenai kebijaksanaan pemerintah dan kegiatan
pihak swasta yang berhubungan dengan kantor, dalam rangka koordinasi kerja.
4. Menggalang usaha kerja sama bidang kehumasan dengan pemerintah dan swasta
dalam rangka pengembangan kegiatan kantor atau organisasi.
D. Seksi Protokol
1. Mengatur dan mengurus tamu-tamu yang akan bertemu dengan pucuk pimpinan
baik atas perjanjian maupun yang bersifat mendadak.
2. Mendampingi pejabat tinggi atau pucuk pimpinan yang meninjau unit-unit
kerja atau melakukan perjalanan dinas kedaerah lain.
3. Mengatur tata upacara secara protokoler pada pertemuan-pertemuan atau upacara
yang dihadiri pejabat-pejabat tinggi organisasi.
4. Mengurus kelengkapan-kelengkapan protokoler pada pertemuan, perjalanan dinas
dan lainnya berkenaan dengan aturan-aturan keprotokoleran.
5. Bidang Organisasi dan Tata Kerja
A. Bagian organisasi
1. Menelaah perkembangan organisasi dan kemanfaatan hubungan dengan kemajuan
dalam bidang manajemen.
2. Meneliti data hubungan kerja antara unit guna meningkatkan koordinasi
dan kelancaran pekerjaan.
3. Merencanakan perubahan atau pembaharuan organisasi dan perincian serta perumusan
tugas kewajiban unit-unit organisasi.
4. Mempersiapkan data dan surat-surat keputusan mengenai organisasi kerja, hubungan
kerja, perincian tugas, kewajiban dan perumusan ketentuanketentuan lain dalam
bidang keorganisasian.
B. Bagian tata kerja
1. Merencanakan suatu sistem, tata kerja, metode dan prosedur masing-masing
pekerjaan, sehingga diperoleh efisien kerja yang tinggi.
2. Melakukan penelitian atas pekerjaan mengenai ukuran-ukuran waktu,
satuan, jarak, berat, luas, dan lain-lain untuk keperluan standar pekerjaan.
3. Melakukan usaha-usaha untuk penyederhanaan kerja, menuju kecepatan, ketepatan,
kelancaran, dan kerapihan pekerjaan.
4. Membantu unit-unit kerja menciptakan formulir-formulir yang diperlukan
secara tepat sesuai dengan kebutuhan.
C. Bagian pengembangan metode
1. Mengadakan penelitian atas metode kerja yang telah berjalan, apakah
sudah sesuai dengan kebutuhan atau perlu penyempurnaan.
2. Menciptakan metode baru terhadap cara kerja sesuai dengan perkembangan teknologi,
baik dalam bidang administtratif maupun teknik operatif.
3. Mengadakan penelitian perbandingan terhadap metode dari kantor atau organisasi
lain yang sejenis, dalam rangka penyempurnaan sistem kerja.
4. Mengusahakan adanya inovasi dalam kantor atau organisasi.
Sekali lagi dikemukakan, bahwa susunan, pengelompokan, nama unit kerja,
uraian tugas, dan istilah-istilah yang disebutkan di atas tidak mutlak.
Masing-masing organisasi atau kantor dapat melakukan variasi sesuai kebutuhan,
ruang lingkup atau besar kecilnya organisasi yang bersangkutan. Paling tidak
dengan penyajian susunan organisasi di atas, dapat diketahui macam dan ruang
gerak dari manajemen perkantoran dalam keadaan sehari-hari.
Soal Latihan
- Jelaskan
Karakteristik administrasi perkantoran menurut pendapat Mu sterlah
menyimak presntasi uraian materi di atas!
- Jelaskan Azas-azas administrasi perkantoran
dengan benar!
- Jelaskan pekerjaan kantor yang terdapat pada suatu
kantor!
- Jelaskan bidang
administrasi perkantoran pada
kantor!
- Jelaskan Peranan sekretaris pada sebuah perusahaan!
Isilah
tabel berikut dengan benar!
No.
|
Nama Jabatan
|
Tugas Yang dilakukan
|
1.
|
Sekretaris
pribadi
|
|
2.
|
Hubungan Masyarakat
|
|
3.
|
Tata Persuratan
|
|
4.
|
Bidang Perlengkapan
|
|
5.
|
Bidang Organisasi dan Tata Kerja
|
Tugas Kelompok
Buatlah kelompok beranggotakan 4 orang, maka lakukan:
1.
Kunjungi sebuah kantor didaerah
tempat tinggal Mu!
2.
Amati jenis-jenis pekerjaan kantor
pada kantor tersebut!
3.
Buat sebuah laporan berbentuk naskah
mengenai jenis-jenis pekerjaan kantor pada kantor didaerah tempat tinggal Mu!
4.
Lakukan presentasi di depan kelas dari hasil kunjunan
tersebut!
4. Struktur
organisasi kantor
Struktur organisasi bersifat unik,
tidak ada organisasi yang mempunyai struktur yang sama persis dengan yang lain. Namun mereka dapat diklasifikasikan
menurut kesamaan elemennya. Masalah utama dalam mendesain struktur
organisasi adalah memilih bentuk dasar struktur organisasi.
1.
STRUKTUR ORGANISASI MENURUT FUNGSI DAN MENURUT PRODUK
- Metode untuk mendesain struktur organisasi adalah
dengan melakukan pembagian tugas-tugas, menetapkan hirarki wewenang,
menetapkan hubungan vertikal dan horizontal untuk mencapai koordinasi.
- Penganut teori klasik menekankan pembagian tugas dan
pengelompokannya menurut fungsi.
- Pendekatan modern menekankan pentingnya hubungan
horizontal dalam organisasi dan penggunaan unit-unit lengkap pada
bagian-bagian organisasi untuk memudahkan koordinasi.
- Dengan demikian terdapat dua bentuk dasar struktur
organisasi yaitu:
1)
Struktur fungsional dan
2)
Struktur produk (unit organisasi
yang lengkap)
a. Struktur
Fungsional
• Dasar pengelompokan kegiatan adalah sumber (resources)
yang berarti setiap fungsi merupakan bagian yang menyediakan sumber
(misalnya bagian produksi, keuangan, pemasaran, personalia, penelitian dan
pengembangan).
• Kegiatan dan manusia dikelompokkan bersama
berdasarkan dasar kesamaan pekerjaan, ekahlian, tujuan atau penggunaan
sumberdaya seperti produksi, keuangan, penjualan, sdm dan teknik.
• Kegiatan pengolahan dan pelayanan informasi
yang ada pada bagian produksi, pemasaran, dan seluruh bagian lainnya disatukan
menjadi satu bagian yaitu bagian tatausaha
• Tujuan: mengembangkan dan menggunakan keahlian kegiatan utama organisasi
dan untuk memastikan stabilitas, keberlangsungan dan minimalisasi gangguan
terhadap barang atau jasa
KELEBIHAN STRUKTUR FUNGSIONAL
1.
Paling sesuai untuk lingkungan yang stabil
2.
Dapat mencapai efisiensi ekonomis pada masing-masing
bagian
3.
Merangsang berkembangnya keterampilan fungsional
4.
Mampu mencapai sasaran bagian (fungsi)
5.
Sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai dengan
sedang
6.
Baik jika ada satu atau sejumlah kecil jenis produk
KELEMAHAN STRUKTUR FUNGSIONAL
1.Respon
organisasi thd perubahan lingkungan agak terlambat
2.Pengambilan keputusan menumpuk pada puncak organisasi sehingga beban
impinan menjadi terlalu berat
3.Koordinasi
antar bagian/fungsi tidak terlalu baik
4.Inovasi
terbatas
5.Pandangan terhadap sasaran organisasi agak terbatas, cenderung hanya
memperhatikan sa
saran bagian sendiri
b. STRUKTUR PRODUK
Struktur
Produk terdiri dari bagian-bagian yag masing-masing merupakan unit organisasi
lengkap dengan memiliki seluruh fungsi yang diperlukan
KELEBIHAN
STRUKTUR PRODUK
1.Paling
sesuai untuk lingkungan tidak stabil dengan perubahan yang cepat
2.Penanggung
jawab produk jelas sehingga konsumen bisa puas
3.Koordinasi
antar fungsi jadi baik
4.Bagian-bagian
dapat beradaptasi dengan baik terhadap tuntutan dari luar
5.Sesuai
untuk organisasi besar
6.Baik
jika ada banyak jenis produk
KEKURANGAN
STRUKTUR PRODUK
1.Tidak
mampu mencapai efisiensi ekonomis
2.Koordinasi
antar produk sulit
3.Keahlian
teknis hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional
4.Integrasi
ataupun standardisasi antar produk sulit tercapai
c. STRUKTUR CAMPURAN (HIBRIDA)
• Struktur
campuran adalah bentuk gabungan antara struktur produk dan struktur fungsional.
• Dalam struktur
campuran fungsi-fungsi yang penting bagi setiap produk dimiliki secara lengkap
oleh setiap unit organisasi, tetapi ada beberapa fungsi tertentu yang berada di
bawah penguasaan pusat perusahaan.
• Struktur
produk terjadi pada fungsi-fungsi yang dimiliki secara lengakap oleh seluruh
unit organisasi . struktur fungsional mencakup fungsi-fungsi yang tetap
dikuasai oleh pusat perusahaan.
• Sering digunakan untuk memenuhi
permintaan berbeda pada perusahaan yang
menghadapi karakteristik
lingkungan, dari stabil ke perubahan cepat
d. STRUKTUR MATRIKS
•Manusia dan
aktivitas dikelompokkan dalam tim multi fungsi menurut proyek atau kontrak. Tim
bersifat sementara, selama umur proyek dan diambilkan dari fungsi berbeda
sehingga setiap orang mempunya dua manajer, satu manajer proyek, satu manajer
fungsional.
•Struktur
matriks diciptakan dengan maksud untuk menggabungkan kelebihan struktur
fungsional dan kelebihan dari struktur produk secara bersamaan
• Struktur matriks digunakan
apabila struktur fungsional maupun struktur campuran
ternyata tidak lagi mampu
menjawab tuntutan lingkungan terhadap organisasi.
•Contoh organisasi dengan struktur matriks diperlihatkan pada gambar yang
berikut.
•Tujuan: keterpaduan keahlian dan sumberdaya dengan kebutuhan pelanggan dan
persyaratan teknis dan bisnis proyek dan kontrak dan untuk mengadaptasi
perubahan lingkungan dinamis yang cepat
KELEBIHAN STRUKTUR MATRIKS
1. Mampu mencapai tingkat koordinasi yang diperlukan dalam menjawab
tuntutan ganda dari lingkungan
2. Dapat memanfaatkan karyawan secara fleksibel menurut jenis produk
3. Sesuai untuk mengambil keputusan yang rumit serta lingkungan yang tidak
stabil dengan frekuensi perubahan yang tinggi
4. Memberikan kesempatan yang sama untuk pengembangan ketrampilan integrasi
maupun produk
5.Sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang dengan beberapa jenis produk
KEKURANGAN STRUKTUR MATRIKS
1.Adanya wewenang ganda menimbulkan kebingungan dan frustasi
2.Karyawan perlu dilatih agar mempunyai ketrampilan dalam berhubungan
dengan
karyawan lainnya
3.Menghabiskan banyak waktu untuk pertemuan koordinasi den penyelesaian
masalah
4.Hanya bisa berjalan lancar jika karyawan mengerti sifat struktur matriks,
menganut
hubungan kolegial, bukan hubungan
vertikal
e. Unsur-unsur Struktur
Organisasi
1. Fungsi Strategic Apex dipegang oleh
“penentu” kebijakan organisasi, yaitu Top
management yang diberi tanggung
jawab atas keseluruhan organisasi
2. Fungsi Middle Line dipegang oleh orang/unit yang bertugas sbg
penghubung antara Strategic Apex dgn Operating Core.
3. Fungsi
Technostructure dijalankan oleh orang/unit kerja yg berfungsi sbg
“analis”
yang melayani kepentingan organisasi dalam
melakukan standarisasi tertentu
dalam organisasi
4. Fungsi Support
Staff seperti halnya Technostructure, ditempati oleh orang-orang yang mengisi unit staf yang memberi jasa
pendukung tidak langsung kepada
organisasi.
5. Fungsi Operating Core dijalankan oleh unit/individu yang berhubungan
langsung dengan “klien”. Satuan
pelaksana , yang melakukan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi (barang /
jasa )
Soal latihan
1. Jelaskan yang dimaksud struktur organisasi!
2. Jelaskan bentuk-bentuk struktur organisasi!
3. Jelaskan keunggulan dari masing-masing bentuk struktur organisasi!
4. Jelaskan kelemahan dari masing-masing bentuk struktur organisasi!
5. Jelaskan unsur struktur organisasi!
Tugas Kelompok
Buatlah kelompok masing masing kelompok terdiri dari 4
orang, maka :
1. Kunjungi kantor disekitar tempat tinggal Mu!
2. Amati bentuk struktur organisasi kantor
di daerah tempat tinggal Mu!
3. Buat laporan dari hasil kunjungan secara tertulis!
4. Presentasikan di depan kelas laporan hasil pengamatan tersebut!
3. Menjelaskan Komunikasi kantor
1.
Berkomunikasi di tempat kerja
Agar
didalam berkomunikasi di tempat kerja dapat dilakukan secara efektip, maka harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1)
Memahami
pengertian komunikasi
2)
Memahami
unsur-unsur komunikasi, yang meliputi adanya komunikator, berita atau pesan,
komunikan/penerima berita, dan respon atau tanggapan.
3)
Memilih
media komunikasi yang tepat, yang terdiri dari media komunikasi audial, media
komunikasi visual, dan media komunikasi audio-visual.
4)
Azas-azas
komunikasi yang harus diperhatikan adalah kemudahan dalam pengeiriman
informasi, informasi mudah dimengerti, kesamaan pengertian, penggunaan alat
komunikasi yang sederhana, dan informasi harus bermanfaat
5)
Agar
pesan atau informasi yang disampaikan mudah difahami oleh pihak audiens, maka
komunikator harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip berbicara efektif
yang meliputi tahap pendahuluan, isi atau materi dan penutup.
6)
Agar
pesan atau informasi yang diterima mudah difahami, maka komunikan harus dapat
menerapkan teknik mendengarkan yang efektif.
7)
Agar
konflik di tempat kerja dapat dihindari dan diatasi, maka setiap anggota
organisasi harus mampu mengidentifikasi terjadinya konflik dan memberikan
solusi untuk mengatasi konflik.
8)
Solusi
untuk mengatasi konflik di tempat kerja dapat dilakukan dengan menghindari
sumber konflik, netralisasi sikap, mengubah sikap, blending atau mencari titik
persamaan, dan understanding atau memecahkan masalah bersama-sama.
2.
Memberi bantuan pada pelanggan
Memberikan
bantuan kepada pelanggan sangat berkaitan erat dengan masalah pelayanan prima.
Pelayanan prima (excellent service) adalah suatu pelayanan yang terbaik dalam
memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan.
a.
Sikap Dalam Bekerja
Dalam
bekerja kita tidak seorang diri, melainkan dalam bentuk tim. Oleh karena kita
bekerja dalam tim maka perlu memperhatikan sikap terhadap orang lain, baik
atasan, teman sekerja, maupun anak buah. Berikut ini diuraikan bagaimana kita
harus bersikap dalam bekerja.
1. Sikap terhadap rekan kerja
·
Bersikap
baik dan bersahabat dalam melaksanakan koordinasi
·
Menghindari
ucapan atau kata-kata yang tidak sopan, atau tidak pantas untuk diucapkan
·
Menghindari
sikap dan ucapan yang bernada bermusuhan
·
Menjauhi
sikap berprasangka buruk terhadap atasan dan teman sekerja
·
Tidak
membicarakan kelemahan atasan dan teman sekerja didepan umum
2.. Sikap terhadap atasan
·
Menghindari
sikap menolak tugas yang menjadi tanggungjawabnya
·
Tidak
bersikap mengambil muka dan mengorbankan teman sekerja
·
Tidak
mengambil kebijakan melampaui atasan dalam hal menyangkut keputusan
·
Mengusahakan
agar atasan selalu memperoleh informasi yang benar
·
Menunjukkan
kerja sama yang baik, jujur dan penuh pengabdian
·
Menghargai
tanggungjawab, wewenang, dan kebijakan atasan
3. Sikap terhadap bawahan
·
Tidak
bersikap terlalu lugas dan suka membual
·
Tidak
menjanjikan hal-hal yang kiranya tidak dapat dipenuhi
·
Tidak
mengkhianati kepercayaan yang diberikan oleh bawahan
·
Bersikap
bijaksana dalam mengambil suatu keputusan
·
Bersikap
terbuka dan transparan dengan menerima dan menampung pengaduan dan keluhan
bawahannya
·
Menerima
dengan bijaksana segala kritik dan saran-saran yang sifatnya membangun
4.
Penanganan Keluhan Pelanggan
Penanganan
keluhan pelanggan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan prima.
Oleh karena itu, menanggapi dan menangani keluhan pelanggan perlu mendapatkan
prioritas dalam penangannya. Penanganan keluhan pelanggan dapat dimulai dengan
mengidentifikasi sumber permasalahan yang menyebabkan pelanggan merasa tidak
puas. Sumber masalah harus diatasi agar dimasa mendatang tidak terjadi lagi
masalah yang sama.
Ketidak
puasan pelanggan akan semakin besar apabila keluhannya tidak segera ditangani
dengan baik. Hal ini dilakukan agar jangan sampai pelanggan berprasangka buruk
atau negatif (negative thinking) terhadap perusahaan. Pelanggan hanya
menginginkan pihak perusahaan dapat menunjukkan perhatian terhadap ketidak
puasannya.
Terdapat lima
cara dalam menangani keluhan pelanggan, yaitu:
a.
Bersikap
empati terhadap pelanggan yang kecewa
b.
Kecepatan
dalam menangani keluhan
c.
Kewajaran
atau keadilan dalam memecahkan permasalahan keluhan
d.
Kemudahan
bagi pelanggan untuk menghubungi perusahaan
e.
Menerapkan
konsep Total Quality Service (TQC)
Konsep
Total Quality Service (TQC) berfokus pada lima bidang sasaran, yaitu:
· Fokus kepada
pelanggan
· Keterlibatan
total
· Pengukuran
· Dukungan
sistematis
· Perbaikan
berkesinambungan
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa menanggapi dan menangani keluhan pelanggan
merupakan salah satu prinsip pelayanan prima yang harus diperhatikan oleh
tenaga pelayan/penjual atau perusahaan
3.
Bekerja dalam satu tim
Dalam
bekerja kita tidak seorang diri, tetapi bekerja dengan orang lain dalam satu
tim. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari prinsip-prinsip bekerjasama dalam
satu tim. Bagaimanakah prinsip-prinsip bekerjasama dalam satu tim itu, akan
diuraikan seperti berikut ini.
a. Pengertian tim
Dilihat
dari asal katanya tim (team) merupakan terjemahan dari kata Inggris,
yaitu together, everyone, dan achieves, yang artinya
bekerjasama. Maksudnya jika sesuatu pekerjaan dikerjakan dengan cara
bekerjasama maka akan dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Tim
merupakan bentuk khusus dari kelompok kerja yang berbeda dengan bentuk-bentuk
kelompok kerja yang lainnya. Tim beranggotakan orang-orang profesional yang
dikoordinasikan untuk bekrjasama dalam menangani suatu tugas atau pekerjaan
tertentu.Dengan kata lain tim adalah sekelompok orang dengan berbagai latar
belakang keahlian yang menjalin kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
b. Ciri-ciri sebuah tim
Ciri-ciri sebuah tim
adalah sebagai berikut.
·
Setiap
anggota tim mempunyai ciri dan identitas yang sama
·
Setiap
anggota tim mengetahui misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapainya
·
Setiap
anggota tim dibawah seorang pimpinan yang sama
·
Setiap
anggota tim merasakan dampak keberhasilan dan kegagalan
·
Setiap
anggoata tim saling bekerja sama dan berkolaborasi dalam melaksanakan tugas
·
Tim
terdiri dari berbagai macam orang dengan latar belakang keahlian berbeda-beda.
c. Faktor-faktor pembentukan tim
Faktor-faktor yang
mendasari pembentukan tim adalah sebagai berikut
·
Pemikiran
dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada hasil pemikiran satu orang
·
Konsep
sinergi (1+1 > 2), yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim) jauh lebih baik dari
pada jumlah bagiannya
·
Anggota
timdapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling
membantu dan bekerja sama.
·
Kerja
sama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik
Tim
atau kelompok kerja umumnya bermuara untuk mensukseskan tujuan suatu
organisasi. Tim merupakan pengembanganm dari suatu manajemen strategi dalam
suatu organisasi, institusi, atau perusahaan. Kelompok kerja ini merupakan unit
yang fundamental dari suatu organisasi.
Orang
pada umumnya setuju bahwa dalam lingkungan pekerjaan jarang terjadi bahwa suatu
keberhasilan merupakan hasil dari prestasi satu orang. Keberhasilan itu
merupakan hasil prestasi bersama seluruh anggota tim.
d. Karakteristik sebuah tim
Tidak
semua kumpulan orang dapat dikatakan suatu tim. Untuk menjadi suatu tim,
kumpulan orang itu harus mempunyai karakteristik sebagai berikut.
·
Ada
kesepakatan terhadap misi tim
·
Semua
anggota mentaati peraturan yang berlaku
·
Adanya
pembagian tugas, tanggungjawab dan wewenang
·
Dapat
beradaptasi terhadap perubahan
Dengan
demikian jelaslah bahw sekumpulan orang belum tentu merupakan suatu tim. Sebab
orang-orang yang berada dalam suatu kelompok atau perkumpulan belum tentu dapat
bekerja sama, mempunyai misi dan tujuan yang sama, serta dapat saling pengertian
dan saling membantu.
e. Prinsip-prinsip kerja sama tim
prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan dalam membentuk suatu tim adalah sebagai berikut.
1)
Identitas pribadi anggota tim
Sudah
merupakan hal yang alami jika seseorang ingin tahu apakah mereka cocok berada
di dalam suatu tim atau tidak. Faktor saling percaya antar anggota tim
merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu setiap anggota tim harus
saling mengenal identitas dan karakter pribadi maisng-masing. Suatu tim tidak
akan dapat berjalan secara efektif jika para anggotanya tidak merasa cocok satu
sama lain.
2)
Hubungan antar anggota tim
Agar
setiap anggota tim dapat bekerja sama, mereka tentu saja harus saling mengenal,
saling berhubungan, dan saling berkomunikasi. Untuk itu dibutuhkan waktu bagi
anggoata tim yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, politik, dan
status sosial budaya yang berbeda-beda untuk saling mengenal dan bekerja sama.
3)
Manfaat Dan Tujuan Bekerja Dalam
Tim
Bekerja
dalam bentuk tim akan lebih efektif dari pada bekerja sendiri-sendiri. Untuk
memahami apa saja manfaat dan tujuan bekerja dalam tim dapat diikuti uraian
berikut ini.
1)
Fungsi dan manfaat bekerja dalam
tim
Bekerja
dalam tim memiliki banyak fungsi dan manfaat. Fungsi bekerja dalam tim antara
lain dapat mengubah sikap, perilaku, dan nilai-nilai pribadi, serta dapat turut
serta dalam mendisiplinkan anggota
lainnya. Anggota tim yang menyimpang dapat ditekan dan diluruskan dengan
kewajiban untuk mematuhi dan melaksanakan aturan atau norma yang berlaku dalam
tim. Selain itu tim dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, merundingkan,
dan bernegosiasi (bargaining). Anggota tim dengan latar belakang yang
berbeda-beda mungkin mungkin saja membawa perspektif atau pengaruh positif
terhadap proses pengambilan keputusan.
Tim
tidak hanya penting dan bermanfaat pada organisasi saja, tetapi juga memberikan
manfaat bagi individu para anggotanya. Tim dapat menyediakan kepuasan sosial
bagi para anggotanya. Manfaat lain dari tim adalah meningkatkan komunikasi
interpersonal diantara para anggotanya.
Secara
lebih rinci manfaat bekerja dalam tim adalah sebagai berikut.
Manfaat
bagi organisasi.
·
Meningkatkan
produktivitas kerja
·
Meningkatkan
kualitas kerja
·
Meningkatkan
mentalitas kerja
·
Meningkatkan
kemajuan organisasi
Manfaat
bagi anggota
· Stress atau
beban akibat pekerjaan akan berkurang
·
Tanggung
jawab atas pekerjaan dipikul bersama
·
Memperoleh
balas jasa dan penghargaan
·
Sebagai
media aktualisasi diri
·
Dapat
menyalurkan bakat dan kemampuannya
2)
Tujuan bekerja dalam tim
Pada
dasarnya tujuan bekerja dalam tim didasarkan pada prinsip kesatuan tujuan,
prinsip efisiens, dan prinsip efektivitas. Untuk lebih jelasnya dapat diikuti
uraian berikut ini.
Kesatuan tujuan
Setiap
anggota tim tentu saja mempunyai kesaman tujuan. Prinsip kesatuan tujuan ini
mencakup kesamaan visi, misi dan sasaran program kerja tim. Apabila suatu
program garapan atau proyek harus diselesaikan selama suatu periode waktu
tertentu maka pola pelaksanaan kerja tim harus disesuaikan dengan prinsip
kesatuan tujuan.
Efisensi
Suatu
tim adalah efisien jika setiap anggota menyelesaikan tugas atau pekerjaan
secara cepat, efisien, dan efektif. Suatu tim yang efisien adalah tim yang
bekerja tanpa pemborosan dan kecerobohan, sehingga memberi kepuasan kerja.
Efektivitas
Tujuan
bekerja dalam tim, antara lain untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas
kerja. Suatu tim disebut efektif jika telah memiliki cirri-ciri sebagai
berikut.
·
Tujuan
yang jelas dan operasional
·
Keterampilan
yang memadai
·
Komitmen
·
Saling
percaya
·
Komunikasi
yang baik
·
Kemampuan
negosiasi
·
Kepemimpinan
yang tepat
3. Menyadari Tujuan, Tugas Dan Tanggung Jawab
Dalam Tim
Setiap
anggota tim tentu saja harus menyadari tujua, tugas, dan tanggung jawabnya.
Bagaimana menyadari tujuan, tugas, dan tanggung jawab dalam tim dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a). Tugas dan tanggung jawab anggota tim
Secara
umum tugas dan tanggung jawab anggota tim adalah sebagai berikut.
·
Mewujudkan
tujuan dan misi tim
·
Memelihara
kebersamaan dalam tim
·
Mematuhi
dan melaksanakan ketentuan atau norma yang berlaku dalam tim
·
Merealisasikan
tugas dan pekerjaan dengan sebaik-baiknya
·
Menjaga
nama baik dan kerahasiaan tim
·
Menjamin
kelancaran pelaksanaan tugas dan pekerjaan tim
·
Mmemberikan
kontribusi yang nyata dalam memajukan kerja sama tim
·
Ikut
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tim serta menerima dan melaksanakan
keputusan tim dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab.
b). Tugas dan tanggung jawab pimpinan tim
Kepemimpinan pada dasrnya merupakan proses
manajemen dalam rangka memberikan pengaruh, bimbingan, dan pengarahan terhadap
kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Secara
umum tugas dan tanggung jawab pimpinan tim adalah sebagai berikut.
· Kreatif dan
proaktif dalam memberikan dukungan terhadap kerja sama tim.
· Membimbing dan
mengarahkan seluruh anggota dalam pelaksanaan kerja sama tim.
· Menanggapi dan
menangani setiap permasalahan yang timbul sebagai dampak negatif dari kerja
sama tim.
· Memikul seluruh
tanggung jawab terhadap maju mundurnya kerja sama tim.
· Memberikan komando
terhadap pelaksanaan tugas dan kegiatan tim.
c). Tugas dan tanggung jawab terhadap anggota
yang pasif
Dalam kerja tim, setiap
anggota dituntut aktif dan kreatif dalam memberikan kontribusinya bagi kemajuan
tim. Dalam kerja tim tidak ada istilah keberhasilan individu, melainkan
keberhasilan tim. Setiap anggota tim diharapkan dapat mengerahkan segenap
kemampuannya untuk tim.
Jika dalam suatu tim
terdapat aanggota yang pasif, maka hal ini harus segera diatasi. Karena bagi
sebuah teamwork, rekan kerja yang pasif akan memngganggu kerja sama tim.
Mengeluarkan si pasif dari kelompok tentu saja bukan tindakan yang bijaksana.
Akan tetapi membiarkan anggota dalam kepsifan juga bukan langkah yang sehat.
Untuk mengatasi anggota yang pasif dapat dilkukan dengan langkah-langkah
berikut ini.
·
Pimpinan bertindak lebih
tegas
·
Pimpinan jangan ragu-ragu
untu menegur anggota yang pasif
·
Pimpinan harus tegas
dalam pembagian tugas kerja
·
Pimpinan jangan sering
menghandel pekerjaan anggota yang pasif
·
Pimpinan jangan putus asa
dan terbawa arus untuk ikut-ikutan pasif
d). Strategi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
bekerja
dalam tim
Pembentukan
suatu tim tentu saja tidak dengan sendirinya akan dapat berjalan efektif
sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan strategi untuk
mengatasi berbagai kendala dan hambatan yang muncul.
Dalam
hal ini King (seorang ahli manajemen) menganjurkan 10 strategi yang ia sebut
Sepuluh Perintah Tim (Ten Team Commandment) untuk meningkatkan kineja suatu
tim. Sepuluh perintah tim tersebut adalah sebagai berikut.
·
Saling
ketergantungan
·
Perluasan
tugas
·
Penjajaran
(alignment)
·
Bahasa
yang umum
·
Kepercayaan/respek
·
Kepemimpinan
yang dibagi rata
·
Keterampilan
pemecahan masalah
·
Keterampilan
menangani konflik
·
Penilaian
atau tindakan
·
Perayaan
atas kesuksesan tim
4. Tahapan Perkembangan Tim
Sebuah
tim kerja yang berprestasi tidak terbentuk secara instant, melainkan melalui
proses dan tahapan yang dimulai dari pembentukan rasa kekelompokan, fase
pancaroba, fase pembentukan norma, sampai pada fase berprestasi.
Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tahapan atau fase-fase
perkembangan suatu tim dapat diuraikan sebagai berikut.
a). Tahap pembentukan rasa kekelompokan
Tahap
pembentukan rasa kekelompokan merupakan tahap awal dalam proses kerja sama tim.
Pada tahap ini setiap individu dalam kelompok melakukan
berbagai
penjajagan terhadap anggota lainnya mengenai hubungan antarpribadi yang
dikehendaki kelompok. Pada tahap pertama inilah secara berangsur-angsur mulai
diletakkan pola dasar perilaku tim, baik yang berkaitan dengan tugas tim maupun
hubungan antarpribadi anggota tim.
Pada
tahap ini tujuan tim masih belumjelas karena masih mencari-cari bentuk. Dalam
kaitannya dengan hubungan antarpribadi, semua anggota mulai meraba-raba dan
menjajagi situasi tim. Kondisi terakhir yang diharapkan terjadi pada fase ini
adalah hilangnya kekuatan dalam hubungan antarpribadi. Semua anggota merasa
bahwa mereka berada dalam satu kesatuan tim. Diluar mereka adalah orang-orang
lain yang bukan termasuk anggota tim. Produk akhir dari fase forming ini
diharapkan terbentuknya rasa kekelompokan diantara anggotanya.
b). Tahap pancaroba
Pada
fase kedua dari proses perkembangan tim adalah upaya memperjelas tujuan tim
mulai tampak, dan partisipasi anggota mlai meningkat. Sadar atau tidak sadar,
pada tahap ini anggota tim mulai mendeteksi kekuatan dan kelemahan
masing-masing anggota tim melalui proses interaksi intensif. Fase ini ditandai
oleh mulai terjadinya konflik satu sama lain, karena setiap anggota semakin
menonjolkan rasa keakuannya maing-masing. Anggota yang merasa kuat
mengeksploitir anggota lain yang terlihat lemah, atau bahkan ada anggota yang
terlihat menentang timnya. Salah satu cirri penting pada fase ini adalah,
dengan berbagai cara apapun anggotanya akan tetap saling mempengaruhi satu sama
lain. Oleh karena itu pada tahap ini akan sangat rawan konflik dan ketegangan.
Dalam
tahap pancaroba ini, semua anggota sudah mulai mengenal siapa dirinya dan siapa
orang lain dalam kelompoknya. Mulai terlihat kekuatan dan kelemahan
masing-masing anggota dan mulai diketahui siapa yang pantas diserahi tugas dan
tanggung jawab sebagai pimpinan tim, siapa pemikir, siapa pelaksana dan lain
sebagainya, sehingga peran masing-masing anggota mulai jelas.
Dalam
perkembangan sebuah tim, fase pancaroba ini merupakan fase yang paling panjang
perjalanan waktunya. Sebab di dalam fase inilah melalui berbagai bentuk konflik
dan kerja sama muncul kesadaran dan pemahaman dari setiap anggota tim tentang
adanya aspek-aspek kepribadian yang unik dalam hubungan interpersonal, seperti
perbedaan persepsi, perbedaan cara berkomunikasi, perbedaan dalam gaya
kepemimpinan, perbedaan wawasan dan sebaginya.
c). Tahap pembentukan norma
Dalam
fase ketiga ini meskipun konflik masih terjadi, tetapi anggota tim mulai
melihat karakteristik kepribadian masing-masing secara lebih mendalam, sehingga
dapat memahami mengapa terjadi perbedaan dan konflik. Setiap anggota tim mulai
mengatur cara-cara berkomunikasi dengan orang-orang tertentu, cara membantu
orang lain, dan cara memperlakukan orang lain dalam tim.
Setiap
anggota mulai merasakan perlunya kesatuan pendapat mengenai perilaku yang boleh
dan yang tidak boleh ditampilkan dalam pergaulan timnya, sehingga melahirkan
nilai-nilai dan norma-norma kelompok. Kondisi akhir dari tahap pembentukan
norma ini adalah terciptanya suasana kerja yang penuh keharmonisan dalam tim.
d). Tahap berprestasi
Pada
fase berprestasi ini, tim sudah memiliki suasana hubungan kerja yang harmonis
antara anggota satu dengan yang lainnya. Norma kelompok telah disepakati.
Demikian pula tujuan dan tugas tim serta peran masing-masing anggota sudah
mulai jelas. Terwujud suatu keterbukaan dalam komunikasi, interaksi, dan kerja
sama dengan mentolerir perbedaan pendapat.
Pada
tahap inilah sebuah tim dapat berprestasi dan menjadi tim yang solid. Dalam hal
ini tim mampu berbuat secara efektif dan produktif, sehingga tim menampilkan
prestasi kerja yang optimal. Fungsi kepemimpinan sangat mewarnai kinerja tim,
demikian pula kedewasaan anggota tim juga menentukan sejauh mana kemampuan
bertahan sebuah tim dalam melewati tahapan kesulitan.
5. Karakter Budaya Dalam Tim
Setiap
kelompok masyarakat dan setiap organisasi sosial atau perusahaan mempunyai
karakteristik budaya yang berbeda-beda. Demikian pula pada setiap tim tentu
saja mempunyai karakter budaya yang tidak sama. Namun secara umum terdapat lima
karakter budaya tim, yaitu sebagai berikut.
a). Tim yang berfungsi penuh
Suatu
tim kerja yang berfungsi penuh adalah kelompok kerja yang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dan mencapai tujuannya. Tim kerja memiliki pemahaman dan
komitmen yang jelas untuk mencapai tujuannya. Etos kerja dari para anggotanya
sangat tinggi.
b). Tim yang menyenangkan
Suatu
tim kerja yang menyenangkan adalah kelompok kerja yang dalam melaksanakan tgas
dan pekerjaannya dilakukan secara baik dan harmonis. Kerja sama dalam tim ini
sangat baik, kekeluargaan dan saling tolong menolong, sehingga menyenangkan
bagi para anggotanya. Tim kerja ini sangat besar perhatiannya bagi kemajuan
hidup masyarakat.
c. Tim yang tidak berfungsi
Tim
yang tidak berfungsi adalah suatu kelompok kerja yang tingkat produktivitas
kerjanya sangat rendah. Tim seperti ini biasanya tidak berlangsung lama atau
cenderung cepat bubar karena para anggotanya merasa tidak puas, baik dalam
hubungan antarpribadi maupun dalam hubungan dengan tim. Pada tim ini
kepemimpinan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
d). Tim yang kaku
Tim
yang kaku adalah suatu kelompok kerja yang memiliki kemampuan menyelesaikan
tugas dan prestasi cukup tinggi, akan tetpi fungsi sosialnya buruk. Tim seperti
ini juga tidak dapat bertahan lama. Sebab para anggotanya cenderung tidak mau
bekerja sama, karena menganggap dukungan dan iklim sosial dalam tim tidak
kondusif.
e). Tim yang sedang-sedang saja
Tim
yang sedang-sedang saja adalah kelompok kerja yang dalam melaksanakan
aktivitasnya berlangsung sedang-sedang saja. Tim ini dalam menyelesaikan
tugasnya tidak dapat dikatakan gagal mutlak, tetapi tidak pula dianggap sukses
karena penampilan atau kinerjanya hanya sedang-sedang saja. Keberlangsungan tim
ini cenderung berumur pendek karena kurang berprestasi.
6. Bentuk-Bentuk Tannggung Jawab Masing-Masing
Tim
Pembentukan
suatu tim kerja biasanya didasarkan pada bidang-bidang kegiatan atau garapan
yang perlu segera ditangani secara baik dan profesional. Oleh karena itu,
bentuk-bentuk tanggung jawab masing-masing tim berbeda-beda. Pada saat
membentuk sebuah tim, manajer atau pimpinan perusahaan biasanya harus
mempetimbangkan terlebih dahulu hal-hal berikut ini.
·
Tingkat
kemampuan teknis yang dimiliki anggota-anggota tim yang potensial.
·
Tingkat
kecakapan dalam hubungan antarpribadi yang dimiliki anggota-anggota tim yang
potensial.
Pada
saat memilih anggota atupun pimpinan tim maka harus mempertimbangkan empat
criteria berikut.
·
Sifat-sifat
kerpibadian
·
Sikap
dan perilaku antarpribadi
·
Keterampilan
berkomunikasi
·
Keterampilan
administrasi dan manajemen
·
Pengetahuan
dan pengalaman
Pemimpin
tim sebaiknya memanfaatkan panduan berikut pada saat menentukan jenis tim atau
kelompok yang akan dibentuk. Panduan atau pedoman tersebut adalah sebagai
berikut.
·
Apabila
bertujuan untuk menyelidiki, menasehati, dan melaporkan hasil-hasil temuan
kepada pihak manajemen maka bentuklah PANITIA.
·
Apabila
bertujuan memecahkan suatu masalah khusus dengan sengaja maka bentuklah GUGUS
TUGAS.
·
Apabila
bertujuan memenuhi syarat proses memperbaiki kualitas, menekan pemborosan, atau
memperbaiki produktivitas diseluruh jajaran departemen maka bentuklah KELOMPOK
PENYEMPURNAAN PROSES.
·
Apabila
bertujuan menyediakan arahan dan sarana bagi para pegawai untuk memberikan
kontribusi bagi aktivitas yang sedang berjalan yang ditujukan untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas departemen, maka bentuklah KELOMPOK
PENYEMPURNAAN DEPARTEMEN ATAU BAGIAN.
·
Apabila
bertujuan mengorganisasikan berbagai macam orang atau pegawai dengan berbagai
macam keterampilan dan pengetahuan yang harus mencapai tujuan-tujuan bisnis
dengan satu pendekatan terarah maka pertimbangkanlah untuk membentuk TIM.
Berdasarkan
bentuk-bentuk tanggung jawabnya, tim menurut Johnson, Kantner,
dan Kikora dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis berikut ini.
a).
Tim penyempurnaan departemen
Tim
penyempurnaan departemen banyak dijumpai dalam organisasi pemerintahan dan
organisasi sosial lainnya. Tim ini terdiri dari kumpulan orang-orang
profesional yang bertugas menyempurnakan organisasi dan manajemen suatu
departemen,atau bertugas khusus dalam suatu departemen dan sering disebut gugus
kualitas (quality circle). Misalnya tim penyempurnaan departemen
pendidikan, tim penyempurnaan departemen produksi, tim penyempurnaan departemen
pemasaran, dan sebagainya.
b).
Tim perbaikan proses
Timperbaikan
proses adalah tim kerja yang bertugas untuk melakukan perbaikan terhadap
keseluruhan proses kegiatan atau produk tertentu (departemen, instansi, atau
perusahaan). Tim ini anggotanya terdiri dari personal tiap-tiap bidang atau
bagian. Misalnya, tim perbaikan proses kualitas barang, tim perbaikan proses
pelayanan kepada pelanggan, dan sebaginya.
c).
Gugus tugas (task force)
Gugus
tugas disebut juga tim proyek, yaitu tim kerja semntara yang dibentuk untuk
suatu misi dan tujuan tertentu. Termasuk ke dalam kelompok kerja tim ini,
antara lain tim proyek khusus atau tim pemecahan masalah. Gugus tugas terdiri
dari kumpulan orang-orang yang kompeten dan sanggup memenuhi misi tertentu.
Gugus tugas ini akan dibubarkan jika misinya telah tercapai.
7. Hubungan Internal-Vertikal
Hubungan
internal adalah hubungan kerja yang terjadi di dalam lingkungan organisasi atau
perusahaan sendiri. Hubungan internal ini menyangkut hubungan kerja antara
atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, dan bawahan dengan bawahan. Adapun
hubungan internal-vertikal adalah hubungan kerja yang terjadi antara
atasan atau pimpinan dengan bawahan atau karyawan.
Hubungan
internal-verikal ini perlu dibina terus menerus, oleh karena merupakan kekuatan
atau faktor yang sangat penting di dalam suatu kerja sama tim. Dalam hal ini
pimpinan perlu membina hubungan komunikasi yang harmonis dengan semua anggota
tim. Dengan adanya hubungan langsung secara pribadi antara pimpinan dengan para
anggota maka akan diperoleh informasi yang sangat penting bagi kemajuan kerja
sama tim. Dalam hal ini
pimpinan
akan dapat mengetahui berbagai pendapat, saran, keluhan, keinginan, harapan,
dan kebutuhan anggota tim.
Hubungan
kerja internal-vertikal yang paling penting dalam suatu organisasi adalah
terjalinnya komunikasi yang efektif antara pimpinan dengan bawahan (staf dan
karyawan). Agar lebih jelas dibawah ini diuraikan hubungan internal-vertikal
antara pimpinan dengan staf dan antara pimpinan denagn pegawai.
a. Hubungan antara pimpinan dengan staf
Hubungan
internal-vertikal antara pimpinan dengan staf adalah sebagai berikut.
·
Staf
melayani pimpinan dalam semua tingkat manajemen
·
Staf
berperan membantu dan melayani pimpinan dalam pekerjaan sehari-hari.
·
Staf
berperan sebagi penasehat pimpinan dalam menemukan pemecahan suatu permasalahan
pada situasi kerja yang sedang dihadapi.
·
Staf
berperan sebagai perantara atau penghubung antara pimpinan dengan karyawan.
b. Hubungan internal-vertikal pimpinan dengan
karyawan
Hubungan
internal-vertikal pimpinan dengan pegawai atau karyawan adalah sebagai berikut.
·
Arah
aliran informasi berlangsung secara vertikal ke bawah dan ke atas, melalui
rantai komando dalam struktur organisasi atau perusahaan
·
Hubungan
vertikal ke bawah dapat berupa perintah, pengarahan, petunjuk dan evaluasi.
·
Hubungan
vertikal ke atas dapat berupa laporan prestasi kerja, pendapat, saran,
permohonan bantuan, keluhan dan lain-lain.
8. Hubungan Internal-Horizontal
Hubungan
internal-horizontal adalah hubungan yang berlangsung secara mendatar antarstaf
atau antarkaryawan yang masing-masing mempunyai kedudukan yang setingkat atau
selevel. Hubungan ini bersifat informative antarteman bekerja yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas pekerjaan.
Hubungan
ini dapat berlangsung secara satu arah atau dua arah. Hubungan satu arah,
misalnya A dan B bekerja selevel sebagai karyawan suatu pabrik. A menyampaikan
perintah pimpinannya kepada B untuk mengirimkan barang ke luar kota. Diantara A
dan B tidak terjadi hubungan instruksi secara timbal balik, karena itu
hubungannya disebut hubungan satu arah. Apabila hubungan antrkaryawan
berlangsung secara timbal balik maka hubungannya disebut hubungan dua arah.
Untuk
lebih jelasnya dapat diperhatikan bagan hubungan internal-horizontal berikut
ini.
Hubungan
internal-horizontal satu arah:
A B
A B
Hubungan
internal-horizontal dua arah:
A B Gambar
Hubungan
internal-horizontal satu arah dan dua arah
Hubungan
kerja yang bersifat internal-horizontal, antara lain hubungan kerja
antarpegawai dan hubungan kerja antarstaf.
Hubungan
kerja antarpegawai, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·
Hubungannya
berlangsung secara satu arah dan dua arah
·
Hubungannya
tidak bersifat instruktif
·
Hubungannya
bersifat informative dan koordinatif
·
Merupakan
hubungan kerja dalam tim, yang harus memperhatikan kerja sama dan saling
pengertian.
Hubungan kerja
antarstaf, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·
Hubungan
kerja bersifat hubungan koordinatif
·
Hubungan
kerja berlangsung secara dua arah atau secara timbal balik
·
Hubungannya
bersifat hubungan kerja dalam tim, yang masing-masing staf harus bekerja sama,
saling pengertian, dan saling percaya.
Berfungsi
tidaknya hubungan internal-horizontal ini, dapat diketahui dan dirasakan dari
ada tidaknya hubungan yang akrab dan harmonis di antara para pegawai dalam satu
tim kerja. Dalam hal ini peranan pimpinan sangat penting dalam menciptakan
hubungan kerja sama yang erat di antara para pegawainya.
9. Arti Dan Manfaat Interpersonal Relationship
Bagaimana
arti dan manfaat interpersonal relationship, serta komponen-komponen
interpersonal relationship dapat diikuti uraian berikut ini.
a. Arti Interpersonal Relationship
Interpersonal
relationship (hubungan antar kepegawaian) adalah salah satu hubungan komunikasi
antarpribadi yang terjadi di lingkungan pekerjaan atau kepegawaian. Hubungan
kepegawaian ini merupakan faktor yang sangat penting dalam nenunjang kelancaran
pelaksanaan tugas dan pekerjaan masing-masing pegawai. Oleh karena itu hal ini
perlu dibina dan ditingkatkan.
Kegiatan-kegiatan
yang dapat dikembangkan dalam rangka membina hubungan kepegawaian adalah
sebagai berikut.
·
Mengadakan
program pengembangan pegawai
·
Mengadakan
program perbaikan gaji dan upah pegawai
·
Mengadakan
program penempatan pegawai sesuai dengan bidang keahlian masing-masing
·
Mengadakan
program hiburan dan rekreasi
·
Mengadakan
anjangsana ke rumah-rumah pegawai tertentu
·
Mengadakan
suggestion plan, yaitu program yang memberi kesempatan pegawai untuk
mengajukan saran-saran kepada pimpinan
·
Mengadakan
exit interview, yaitu kegiatan wawancara untuk para pegawai yang akan
keluar
·
Mengadakan
program pemberian hadiah
·
Mengadakan
program konseling, yaitu bimbingan dan pengarahan kepada pegawai yang
bermasalah.
b. Manfaat Interpersonal Relationship
Secara umum manfaat
dari terbinanya hubungan kepegawaian adalah sebagai berikut.
·
Untuk
mendapatkan saling pengertian antara pimpinan dengan semua pegawai yang ada.
·
Mendapatkan
data yang lengkap tentang sikap dan perilaku kerja para pegawai.
·
Menciptakan
hubungan kerja sama dan kemitraan yang sehat dan harmonis diantara para
pegawai.
·
Menciptakan
rasa aman kepada para pegawai
·
Menanamkan
rasa kebersamaan dan loyalitas kepada para pegawai
·
Menanamkan
rasa tanggung jawab kepada para pegawai
c. Komponen-komponen Interpersonal Relationship
Setiap
pegawai sudah barang tentu mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda
sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Secara structural hubungan
antarkepegawaian itu dapat bersifat internal-vertikal maupun
internal-horizontal.
Dibawah
ini disajikan komponen-komponen interpersonal relationship dengan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing.
Top
manager (manajer umum, administrator, kepala kantor dan sebagainya)
·
Menentukan
seluruh perencanaan, memerangkan tujuan yang akan dicapai, memberikan tentang
keadaan dan kebutuhan kantor.
·
Menempatkan
orang yang cakap dalam kedudukan tertentu dengan memberikan gaji/upah yang
layak sesuai dengan hasil kerja yang dicapai.
·
Melaksanakan
pengawasan, menyerahkan tanggung jawab dan kekuasaan kepada bawahan.
·
Memelihara
dan mengembangkan system organisasi secara terpadu.
·
Menguasai
dan menghayati tugas pokok masing-masing.
Middle manager
(manajer, kepala departemen, kabag, dan sebagainya)
Middle manager
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut.
·
Menterjemahkan
tujuan dari kebijaksanaan menjadi rencana atau program kerja, serta mengamati
apakah rencana tersebut telah dilaksanakan.
·
Melakukan
pembagian tugas kepada tingkat atau jabatan yang paling bawah.
·
Menentukan
prosedur khusus bagi tiap-tiap tugas.
·
Menentukan
batas waktu bagi pelaksanaan suatu pekerjaan.
·
Menentukan
alat-alat pengawasan yang sesuai.
Lower manager (kasubag,
kasi, supervisor, mandor, dan sebagainya)
Lower
manager atau manajer tingkat bawah, mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut.
·
Memimpin
dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
·
Bertanggung
jawab langsung terhadap mutu dan hasil pekerjaan.
·
Menjaga
kualitas produk dari pekerjaan yang dihasilkan.
10. Cara Pengembangan
Profesionalisme Kerja
Setiap
perusahaan tentu saja membutuhkan tenaga kerja yang profesional. Oleh karena
itu setiap pekerja perlu meningkatkan profesionalismenya. Untuk mengetahui
bagaimana cara mengembangkan profesionalisme kerja, dapat diikuti uraian
berikut ini.
a. Pengertian Profesionalisme
Istilah
profesionalisme berasal dari akar kata profesi atau profesional, artinya bidang
pekerjaan yang dilandasi keahlian tertentu. Jadi, orang yang profesional adalah
orang yang ahli di bidang pekerjaannya. Orang-orang yang bekerja menjadi guru,
dosen, dokter, bidan, tentara, polisi dan sejenisnya umumnya disebut sebagai
para pekerja yang profesional. Sebab mereka memiliki keahlian atau keterampilan
di bidang pekerjaannya masing-masing.
Di
era global sekarang ini kebutuhan terhadap tenaga kerja yang berkualitas sangat
mendesak untuk mengantisipasi pasar bebas dan persaingan di bidang ekonomi.
Dalam kenyataannya dunia kerja mengahadapi kesulitan untuk memperoleh tenaga
kerja yang profesional. Oleh karena itu, salah satu unsure yang fundamental
pada setiap perusahaan bisnis adalah pengembangan profesionalisme kerja di
kalangan para pegawai.
Dalam
perkembangan sekarang ini semua bidang pekerjaan memerlukan memerlukan tenaga
kerja yang profesional atau tenaga kerja yang berkeahlian di bidangnya. Oleh
karena itu, setiap setiap jenis pekerjaan dalam bidang dan profesi apapun
menuntut tenaga kerja yang profesional.
b. Cara Pengembangan Profesionalisme Kerja
Dalam
rangka mengembangkan profesionalisme kerja tentu saja diperlukan proses
pendidikan, pelatihan dan pembelajaran bagi para pegawai. Berdasarkan kategori
pegawai, pelatihan dapat berupa program orientasi pegawai baru, pelatihan umum
secara ekstensif, pelatihan job spesifik, praktik standar secara bertahap,
pelatihan peralatan, dan prosedur operasi.
Pihak
yang memberikan pelatihan di tuntut mengembangkan seluruh fungsi lembaga,
khususnya dalam:
·
Analisiis
kebutuhan dan penetapan program pelatihan.
·
Pengembangan
kemampuan pengelola, pengajar, dan peserta pelatihan.
·
Pengembangan
teknik dan metode pelatihan
·
Pengembangan
sarana dan prasarana.
·
Komunikasi
dan pembinaan terhadap pegawai.
Adapun
cara pengembangan profesionalisme kerja dapat dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan berikut ini.
·
Menyelenggarakan
kegiatan penataran dan pelatiahan terhadap para pekerja, yang dilaksankan
secara bertahap dan berkesinambungan.
·
Memberikan
kesempatan kepada para pekerja untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang
lebih tinggi.
·
Mengirim
atau menyekolahkan para pekerja pilihan keluar negeri.
·
Menyelenggarakan
kegiatan seminar, loka karya, atau workshop yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas tenaga kerja.
·
Menyediakan
fasilitas dan bantuan dana kepada para pekerja yang berprestasi untuk
meningkatkan keahlian di bidangnya.
Mengembangkan
profesionalisme tidak hanya tanggung jawab instansi atau perusahaan tempat kita
bekerja saja, melainkan juga tanggung jawab para pekerja itu sendiri. Oleh
karena itu setiap pekerja, pegawai, atau karyawan perlu meningkatkan
profesionalismenya agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Cara
yang dapat ditempuh oleh para pekerja dalam mengembangkan profesionalisme
adalah sebagai berikut.
·
Proaktif
dalam mengikuti pendidikan, pelatihan, dan penataran yang diselenggarakan oleh
perusahaan atau instansi tempat kita bekerja.
·
Dengan
kesadaran sendiri berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui
belajar sendiri.
·
Berupaya
memanfaatkan media pembelajaran, seperti buku, surat kabar, majalah, radio,
televisi dan internet untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pribadi.
3. Pelayanan prima (prinsip pelayanan, unsur kualitas
pelayanan prima, Memberi pelayanan prima pada pelanggan)
1. Hakikat dan Pengertian Pelayanan Prima
Secara
sederhana, pelayanan prima (excellent service) adalah suatu pelayanan
yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain,
pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas.
Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai
dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat.
Dalam
pelayanan prima terdapat dua elemen yang saling berkaitan, yaitu pelayanan
dan kualitas. Kedua elemen tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh tenaga pelayanan (penjual, pedagang, pelayan, atau salesman). Konsep
pelayanan prima dapat diterapkan pada berbagai organisasi, instansi,
pemerintah, ataupun perusahaan bisnis.
Perlu
diketahui bahwa kemajuan yang dicapai oleh suatu negara tercermin dari satandar
pelayanan yang diberikan pemerintah kepada rakyatnya. Negara-negara yang
tergolong miskin pada umumnya kualitas pelayanan yang diberikan di bawah
standar minimal. Pada negara-negara berkembang kualitas pelayanan telah
memenuhi standar minimal. Sedangkan di negara-negara maju kualitas pelayanan
terhadap rakyatnya di atas standar minimal.
Terdapat
beberapa definisi tentang kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh para ahli.
Dan dari sejumlah definisi tersebut terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
1.
kualitas
merupakan usaha untuk memenuhi harapan pelanggan
2.
kualitas
merupakan kondisi mutu yang setiap saat mengalami perubahan
3.
kualitas
itu mencakup proses, produk, barang, jasa, manusia, dan lingkungan
4.
kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Vincent
Gespersz menyatakan bahwa kualitas pelayanan
meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut:
a.
Ketepatan
waktu pelayanan berkaitan dengan waktu tunggu dan proses.
b.
Kualitas
pelayanan berkaitan dengan akurasi atau kepetatan pelayanan.
c.
Kualitas
pelayanan berkaitan dengan kesopanan dan keramahan pelaku bisnis.
d.
Kualitas
pelayanan berkaitan dengan tanggung jawab dalam penanganan keluhan pelanggan.
e.
Kualitas
pelayanan berkaitan dengan sedikit banyaknya petugas yang melayani serta
fasilitas pendukung lainnya.
f.
Kualitas
pelayanan berkaitan dengan lokasi, ruangan tempat pelayanan, tempat parkir,
ketersediaan informasi, dan petunujuk/panduan lainnya.
g.
Kualitas
pelayanan berhubungan dengan kondisi lingkungan, kebersihan, ruang tunggu,
fasilitas musik, AC, alat komunikasi, dan lain-lain.
2.
Sejarah Perkembangan Pelayanan Prima
Menurut
Garvin dalam bukunya, Managing Quality, menyebutkan bahwa
kualitas sebagai suatu konsep telah lama dikenal orang, akan tetapi
kemunculannya sebagai fungsi manajemen terjadi belum lama ini. Menurutnya,
bahwa konsep dan pendekatan kualitas mengalami tahap-tahap perkembangan, antara
lain pendekatan inspeksi, pengendalian kualitas statistikal, jaminan kualitas,
dan manajemen kualitas strategic.
Tahapan
perkembangan kualitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pendekatan inspeksi
Dalam
era ini inspeksi atau pengawasan terhadap produk dilakukan secara langsung dan
dibandingkan dengan standar yang seragam. Sejak awal abad ke-20 kegiatan
inspeksi dikaitkan dengan pengendalian kualitas. Pada waktu itu kualitas
dipandang sebagai fungsi manajemen tersendiri.
b. Pendekatan statistikal
Gerakan
penilaian kualitas yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk pertama kalinya
berlangsung pada tahun 1931, yaitu dengan dipublikasikannya hasil karya W.A.
Shewhart, seorang peneliti kualitas dari Bell Telephone Laboratories. Ia menyebutkan bahwa variabilitas merupakan
suatu kenyataan dalam industri dan hal ini dapat dipahami dengan menggunakan
prinsip probabilitas dan statistik.
Dua rekan Shewart mengembangkan teknik statistik
untuk melakukan sampling sejumlah item yang terbatas di setiap kelompok
produksi. Sasarannya adalah untuk melakukan trade-off antara biaya tinggi
akibat inspeksi 100% dengan resiko dari salah satu keadaan berikut:
·
Menerima suatu kelompok produk yang sesungguhnya
terdiri dari item-item yang rusak dalam presentasi tinggi, dan
·
Menolak suatu kelompok produk yang sesungguhnya
memenuhi standar kualitas.
c. Pendekatan jaminan kualitas
Dalam era ini terdapat pengembangan empat konsep
baru yang penting, yaitu biaya kualitas, pengendalian kualitas terpadu (total
quality control), reliability engineering, dan zero defect.
Biaya
kualitas adalah istilah yang diciptakan oleh Yoseph Juran untuk menjawab
pertanyaan “seberapa besar kualitas dirasa cukup?”. Dan
Menurutnya,
biaya untuk mencapai tingkat kualitas tertentu dapat dibagi menjadi biaya yang
dapat dihindari dan biaya yang tak dapat dihindari. Biaya yang tak dapat
dihindari dikaitkan dengan inspeksi dan pengendalian kualitas yang dirancang
untuk mencegah terjadinya kerusakan (defects). Biaya yang dapat dihindari
adalah biaya kegagalan produk yang meliputi bahan baku yang rusak, jam kerja
yang digunakan untuk perbaikan, pemrosesan keluhan, dan kerugian finansial
akibat pelanggan yang kecewa.
Implikasi
pandangan Juran ini adalah bahwa pengeluaran tambahan untuk perbaikan kualitas
dapat dijustifikasi selama biaya kegagalan masih tinggi.
Total
Quality Control (TQC) merupakan hasil pemikiran Armand Feigenbaum yang
dikemukakannya pada tahun 1965. Menurut pendapatnya bahwa pengendalian dimulai
dari perancangan produk dan berakhir jika produk telah sampai ke tangan
pelanggan yang puas. Prinsip utamanya adalah quality is every body’s job.
Ia
menyatakan bahwa kegiatan kualitas dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori,
yaitu:
·
Pengendalian
rancangan baru
·
Pengendalian
bahan baku yang baru datang
·
Pengendalian
produk
Sistem
kualitas saat ini juga memasukkan pengembangan produk baru, seleksi pemasok,
dan pelayanan pelanggan.
Reability
engineering muncul pada tahun 1950-an, yang
didorong oleh kebutuhan Angkatan Bersenjata Amerika untuk memiliki peralatan
elektronik dan senjata udara yang dapat diandalkan, bekerja dengan baik, serta
menghindari kebutuhan untuk penggantian suku cadang yang mahal.
Zero
defects pertama kali dimunculkan oleh Martin Company pada tahun
1961-1962. Konsep ini timbul karena kebutuhan pelanggan militer akan produk
yang tidak hanya bekerja baik pada saat pertama kali, tetapi juga diserahkan
tepat waktu. Konsep zero defects lebih dipusatkan pada harapan manajemen dan
hubungan antar pribadi dari pada keterampilan rekayasa. Tujuan utamanya adalah
mengharapkan kesempurnaan pada saat pertama dan fokusnya pada identifikasi
masalah pada sumbernya dengan perhatian khusus untuk mengoreksi penyebab umum kesalahan karyawan, seperti
kurang pengetahuan, kurangya fasilitas yang tepat, kurangnya perhatian, kesadaran,
dan motivasi karyawan.
Menurut konsep zero defects kesalahan yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dapat diatasi dengan menggunakan
teknik-teknik pelatihan modern. Kesalahan karena kurangnya fasilitas yang
memadai dapat diatasi dengan survey pabrik dan peralatan secara periodic.
Adapun kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya perhatian merupakan kesalahan
yang paling sulit untuk dideteksi. Olah karena itu, perlu diatasi dengan
program zero defects.
Era ketiga konsep manajemen kualitas ini menendai
titik balik yang nenentukan. Konsep ini menaruh perhatian utama pada pelanggan
dan inisiatif karyawan sebagai masukan penting bagi program peningkatan
kualitas. Gerakan manajemen kualitas dengan penekanan pada pelanggan muncul
hampir bersamaan dengan pemikiran dan konsep baru tentang manajemen sumber daya
manusia, konsep ini mendorong manajer (pimpinan) untuk menawarkan wewenang yang
lebih besar kepada karyawan, seperti strategi zero defects yang berfokus pada
motivasi dan inisiatif karyawan.
d. Pendekatan manajemen kualitas strategis
Untuk
memberikan gambaran tentang pendekatan manajemen kualitas strategis, berikut
ini akan dikemukan pengalaman-pengalaman perusahaan Jepang dan perusahaan
Amerika dan Eropa.
Pengalaman perusahaan
Jepang
Beberapa
inovasi dilakukan oleh para ahli Jepang, seperti Diagram Sebab-Akibat hasil
pemikiran Kooru Ishikawa (1952), gugus kendali mutu (1962), company wide
quality control (1968), dan quality function deployment (1972).
Gugus
kendali mutu terdiri dari kelompok-kelompok kecil karyawan yang dilatih
keterampilan dalam menangani kualitas. Mereka didorong untuk mengambil
inisiatif dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengusulkan
perbaikan pada manajemen.
Companywide
quality control pada dasarnya merupakan perluasan dari ide TQC yang dikemukakan
oleh Feingenbaum. Adapun komponennya adalah sebagai berikut.
·
Keterlibatan
semua fungsi dan bidang dalam peningkatan kualitas pelayanan.
·
Keterlibatan
semua level dan manajemen puncak sampai karyawan front-line dalam memperhatikan
kualitas pelayanan.
·
Filosofi
perbaikan kualitas secara berkesinambungan.
·
Orientasi
pada pelanggan karena kualitas ditentukan dari sudut pandang pelanggan atau
masyarakat.
Pengalaman
perusahaan Amerika dan Eropa
Menjelang
awal tahun 1980-an perusahaan-perusahaan dikawasan Amerika dan Eropa mulai
menyadari pentingnya peranan strategis kualitas yang telah diadopsi jepang
selama lebih dari satu decade sebelumnya.
Kesadaran
ini muncul terutama karena tekanan persaingan dari produk industri Jepang yang
memiliki keunggulan dalam kualitas. Sedikitnya ada tiga buku yang mendapat
perhatian dan minat ahli manajemen terhadap kualitas selama decade 1980-an.
Yang pertama adalah buku yang berjudul Quality is Free (1979) hasil karya Philip
Crosby yang menyatakan bahwa kualitas yang sempurna mencakup dua hal,
yaitu tepat secara teknis dan layak secara ekonomis.
Buku
yang kedua adalah In Search of Excellence (1982) hasil karya Tom
Peters dan Robert Waterman yang menyoroti perusahaan-perusahaan Amerika
yang sukses dan mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilannya.
Buku
yang ketiga adalah Managing Quality (1988) karangan David Garvin yang memberikan tinjauan terhadap evolusi
sejarah kualitas, sehingga memberikan pemahaman menyeluruh mengenai mengenai kualitas
dari perspektif filosofi ekonomi dan pemasaran dengan menyajikan contoh-contoh
penting dari industri yang berbeda.
e. Obsesi kualitas menyeluruh
Selain
keempat era yang dikemukakan oleh Garvin tersebut, Christopher Lovelock
menambahkan era kelima, yaitu obsesi kualitas menyeluruh (Total Quality Obsession). Tahun 1987
dipandang sebagai awal dari era kualitas kelima ini.
Pada
bulan Agustus 1987 Konggres Amerika memberikan penghargaan Malcolm Balrige
National Award kepada kedua perusahaan pada setiap kategori: fanufactur, jasa
dan usaha kecil. Sasaran utama penghargaan tersebut adalah untuk meningkatkan
kesadaran terhadap pentingnya kualitas.
Hal
yang mendasari era kelima ini adalah konsep kualitas absolut dan zero defect
yang juga disebut kualitas (total quality). Jalan satu-satunya untuk mencapai
keabsolutan tersebut adalah Total Quality Control (TQC) yang didorong oleh
Total Quality Management (TQM).
3. Pengertian Pelanggan
Dalam
pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli
dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus.
Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan-perusahaan bisnis. Adapun
pihak-pihak yang berhubungan dan bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan
bisnis sebelum tahap menghasilkan produk dinamakan pemasok.
Dilihat
dari segi perbaikan kualitas, definisi pelanggan adalah setiap orang yang
menuntut pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi suatu standar kualitas
pelayanan tertentu, sehingga dapat memberi pengaruh pada performansi
(performance) pemberi jasa (perusahaan) tersebut. Dengan kata lain, pelanggan
adalah orang-orang atau pembeli yang tidak tergantung pada suatu produk, tetapi
produk yang tergantung pada orang tersebut. Oleh karena pelanggan ini pembeli
atau pengguna suatu produk maka harus diberi kepuasan.
Secara
garis besarnya terdapat tiga jenis pelanggan, yaitu pelanggan internal,
pelanggan perantara, dan pelanggan eksternal. Ketiga jenis pelanggan tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pelanggan internal
Pelanggan
internal (internal costumer), adalah orang-orang atau pengguna produk yang
berada di dalam perusahaan dab memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya
perusahaan.
Pelanggan
internal (internal costumer), adalah orang-orang atau pengguna produk yang
berada di dalam perusahaan dab memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya
perusahaan.
Berdasarkan
keanggotaannya, pelanggan internal ada dua macam, yaitu pelanggan internal organisasi
dan pelanggan internal pemerintah.
Pelanggan
internal organisasi
Adalah
setiap orang yang terkena dampak produk dan merupakan anggoata dari organisasi
yang menghasilkan produk tersebut.
Pelanggan
internal pemerintah
Adalah
setiap orang yang terkena dampak produk dan bukan anggota organisasi penghasil
produk, tetapi masih dalam lingkungan atau instansi pemerintah.
b. Pelanggan perantara
Pelanggan
perantara (intermediate costumer) adalah setiap orang yang berperan
sebagai perantara produk, bukan sebagai pemakai. Komponen distributor, seperti
agen-agen Koran yang memasarkan Koran, atau toko-toko buku merupakan contoh
pelanggan perantara.
Misalnya
Penerbit Armico Bandung memerima pesanan buku dari toko buku untuk dijual
kepada siswa SMK maka dalam hal ini Penerbit Armikco bertindak sebagai pemasok,
toko buku sebagai pelanggan perantara, dan siswa SMK sebagai pelanggan akhir
atau pelanggan nyata (real costumer).
c. Pelanggan eksternal
Pelanggan
eksternal (external costumer), adalah setiap orang atau kelompok orang pengguna
suatu produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis. Pelanggan
eksternal inilah yang berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir.
4.
Jenis-jenis Harapan/Kebutuhan Pelanggan
Pada
dasarnya salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan bisnis
adalah memberikan kepuasan kepada para kolega dan pelanggannya. Namun dalam
praktiknya tidak mudah untuk mencapai tujtuan tersebut. Salah satu faktor
penyebabnya adalah masih rendahnya mutu tenaga pelayan atau penjual dalam
memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pelayanan prima.
Penerapan
pelayanan prima yang dapat memberikan kepuasan kepada kolega dan pelanggan pada
dasarnya mempunyai manfaat sebagai berikut.
·
Dapat
menciptakan komunikasi yang positif dan harmonis antara perusahaan bisnis
dengan kolega dan pelanggan.
·
Dapat
mendorong bangkitnya rasa simpatik dan loyalitas dari para kolega dan
pelanggan.
·
Dapat
membentuk opini publik yang positif, sehingga hal ini dapat menguntungkan bagi
kemajuan perusahaan.
·
Dapat
meningkatkan omzet penjualan dan keuntungan perusahaan, sehingga mendorong
dihasilkannya produk baru yang berkualitas.
·
Dapat
membina hubungan yang baik dan harmonis dengan para kolega dan pelanggan.
Pelayanan
tidak bisa dipisahkan dengan kepuasan pelanggan. Sebab tujuan utama dari
pelayanan prima adalah untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Tentang pengertian
kepuasan terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya
adalah seperti berikut ini.
1. Menurut Wikie
Kepuasan pelanggan adalah suatu
tanggapan emosional pelanggan terhadap pengalamannya setelah mengkonsumsi suatu
produk atau jasa.
2. Menurut Engel
Kepuasan
pelanggan adalah evaluasi purna beli terhadap terhadap alternatif produk yang
dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan
ketidak puasan timbul jika hasil (out-come) tidak sesuai dengan
harapan.
3. Menurut Kotler
Kepuasan
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan produk dan
kinerja yang ia rasakan dengan kebutuhan dan harapannya.
Untuk
mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, perusahaan bisnis perlu
melakukan beberapa tindakan berikut ini.
·
Mengidentifikasi
harapan dan kebutuhan para pelanggannya
·
Memenuhi
harapan dan kebutuhan para kolega dan pelanggan terhadap kualitas produk barang
atau jasa.
·
Mempelajari
dan menguasai prinsip-prinsip pelayanan prima
·
Memahami
teknik pengukuran umpan balik tentang kepuasan pelanggan.
Secara
garis besarnya terdapat tiga tingkatan harapan pelanggan terhadap kualitas
pelayanan, yaitu asumsi, spesifikasi, dan kesenangan.
a. Asumsi
Harapan
pelanggan pada tingkat pertama berwujud asumsi. Misalnya, “Saya berharap toko
buku itu menyediakan buku-buku pelajaran SMK.”
b. Spesifikasi
Pada
tingkat kedua harapan pelanggan berupa spesifikasi, yaitu kepuasan yang
dicerminkan oleh pemenuhan standar pelayanan. Misalnya, “Saya berharap dilayani
dengan baik dan penuh perhatian oleh pemilik toko buku itu.”
c. Kesenangan
Pada
tingkat ketiga, harapan pelanggan berupa kesenangan. Misalnya, “Saya berharap
toko buku itu memberikan bonus.”
Dari
ketiga tingkatan tersebut dapat disimpulkan bahwa harapan pelanggan adalah
terpenuhinya kebutuhan, merasa diperhatikan, dan mendapat pelayanan yang baik
dan cepat. Dalam memenuhi harapan pelanggan diperlukan suatu strategi
pelayanan, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Strategi
pelayanan tersebut meliputi empat hal, yaitu:
·
Atribut
layanan
·
Pendekatan
untuk penyempurnaan kualitas jasa layanan
·
Umpan
balik untuk peningkatan kualitas layanan, dan
·
Implementasi
pelayanan
5. Pelayanan Prima Berdasarkan A3
Salah
satu cara dalam menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan harmonis
dengan para kolega dan pelanggan adalah dengan melakukan konsep pelayanan prima
berdasarkan A3 (attitude, attention, dan action). Pelayanan prima berdasarkan
konsep A3, artinya pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dengan menggunakan
pendekatan sikap (attitude), perhatian (attention), dan tindakan (action).
Dewasa
ini telah cukup banyak ahli manajemen yang mengkaji pentingnya pelayanan prima
terhadap pelanggan, seperti Deming, Stephen Usela, Collier, Vincent Gaspersz,
Fandy Tjiptono, dan lain-lain. Mereka telah mengembangkan berbagai konsep
tentang pelayanan prima, seperti konsep VINCENT, Siklus Deming, TQS (Total
Quality Service), TQM (Total Quality Management), dan lain-lain.
Vincent
Gasperasz mengembangkan suatu konsep manajemen perbaikan mutu yang disebut
VINCENT. Konsep ini terdiri tujuh strategi perbaikan kualitas pelayanan.
Ketujuh konsep tersebut, yaitu:
a.
Visionary transformation (transformasi
visi)
b.
Infrastructure (kebutuhan akan sarana
prasarana)
c.
Need for improvement (kebutuhan
untuk perbaikan)
d.
Costumer focus (focus pada pelanggan)
e.
Empowerment (pemberdayaan potensi)
f.
New views of quality (pandangan baru
tentang mutu)
g.
Top management (omitmen manajemen puncak)
Dr.
W. Edwards Deming, seorang ahli manajemen yang dijuluki Bapak TQM,
mengembangkan konsep Siklus Deming, atau disebut juga Siklus PDSA (Plan, Do,
Study and Act). Konsep Siklus Deming tentang peningkatan mutu pelayanan
dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini.
a.
Tahap Plan (Perencanaan)
Rencana
perbaikan kualitas pelayanan mencakup (empat) langkah, yaitu:
·
Identifikasi
peluang perbaikan
·
Dokumentasi
proses yang ada pada saat ini
·
Menciptakan
visi proses yang perlu perbaikan
·
Menentukan
jangkauan usaha perbaikan
b.
Tahap Do (Pelaksanaan)
Rencana yang telah
disusun dilaksanakan secara nyata, bertahap dan berkesinambungan.
c. Tahap Study (Pemeriksaan)
Hasil pelaksanaan
program kemudian dievaluasi, diperiksa, dicatat, untuk dijadikan dasar
penyesuaian dan perbaikan.
d. Tahap Act (Pemeriksaan)
Penyesuaian dan
perbaikan dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian. Langkah selanjutnya adalah
mengulangi siklus rencana perbaikan berikutnya.
Stamatis
mengembangkan konsep Total Quality Service (TQS) sebagai system manajemen
strategi dan integratip yang melibatkan semua unsure manajer dan
pegawai/karyawan dengan menggunakan metode kualitatip dan kuantitatip untuk
memperbaiki proses-proses pelayanan agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan. Menurut Stamatis ada tiga dimensi pokok yang berkaitan dengan TQS,
yaitu strategi, system, dan SDM. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
·
Strategi
adalah dimensi penggunaan pendekatan dan metode yang dianggap paling efektif
dalam mencapai tujuan organisasi dalam meningkatkan mutu pelayanan.
·
Sistem
adalah prosedur atau tata cara yang dirancang untuk mendorong dalam
meningkatkan mutu pelayanan.
·
Sumber
daya manusia (SDM) adalah tenaga kerja, pegawai atau karyawan yang memiliki
kapasitas responsip terhadap peningkatan mutu pelayanan.
Tujuan
pokok TQS adalah untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan tanggungjawab
kepada pelanggan, dan melakukan perbaikan mutu pelayanan secara terus menerus.
6. Pelayanan Prima Berdasarkan Sikap
Pelayanan
prima berdasarkan sikap adalah pemberian pelayanan kepada para pelanggan dengan
berfokus pada pemberian sikap (attitude) tenaga pelayanan. Pelayanan prima
berdasarkan sikap ini meliputi pelayanan dengan penampilan serasi, pelayanan
dengan pikiran positif, dan pelayanan dengan sikap menghargai. Ketiga hal
tersebut dapat dijelaskan seperti berikut ini.
a. Pelayanan dengan penampilan serasi
Penampilan
serasi merupakan suatu hal yang penting bagi setiap orang, baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah, maupun di tempat pekerjaan. Dengan selalu
berpenampilan serasi dan menarik maka kita akan dihormati, disegani, dan
dipercayai oleh orang lain. Sebaliknya kepada orang-orang dengan penampilan seronok,
tidak menarik, dan tidak serasi biasanya orang lain tidak menyukainya.
Orang
dapat dikatakan berpenampilan serasi apa bila memenuhi persyaratan berikut ini.
·
Model,
corak dan warna bahan pakaian yang dikenakan sesuai dengan warna kulit si
pemakai
·
Model
pakaian yang digunakan haruslah sesuai dengan usia si pemakai
·
Memilih
busana yang sesuai dengan waktu pemakaian
·
Berbusana
sesuai dengan tempat dan keadaan cuaca
·
Kombinasi
pakaian secara keseluruhan sesuai dengan model, warna, corak, dan lain-lain.
Pada
umumnya kepribadian seseorang dapat dinilai dari cara orang tersebut berpakaian
dan berpenampilan. Dan didalam kenyataannya orang yang berkepribadian baik
cenderung memperhatikan penampilannya. Berpenampilan serasi ini tercermin dari
cara berhias yang menarik, cara berbusana yang rapi, dan ekspresi wajah yang
menarik. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan prinsip-prinsip
berpenampilan serasi.
Penampilan
serasi dengan cara berhias
Penampilan
serasi dapat terlihat dari cara seseorang dalam berhias. Didalam berhias
hendaknya tidak berlebihan, agar tidak terkesan norak atau kampungan.
Berpenampilan serasi dengan cara berhias adalah menjadi keharusan bagi setiap
orang, terlebih lagi bagi tenaga pemasaran, atau pelayan yang berhubungan
langsung dengan pelanggan. Seorang pelayan atau sekretaris yang berpenampilan
serasi dengan cara berhias diharapkan dapat menarik simpatik dari para kolega
dan pelanggan.
Penampilan serasi
dengan cara berbusana yang baik
Berpenampilan
serasi dapat pula dilihat dari cara berpakaian atau berbusana. Agar dapat
berbusana yang rapi maka seseorang harus memperhatikan mode, warna, corak,
jenis pakaian, dan perlengkapan pakaian yang dikenakan. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah mengenakan perlengkapan busana, karena perlengkapan
busana ini berfungsi memperindah atau menambah keindahan. Perlengkapan busana
tersebut diantaranya adalah sepatu, kaos kaki, topi/kopiah, tas, dasi, ikat
pinggang, sarung tangan dan lain-lain.
Penampilan serasi
dengan ekspresi wajah
Berpenampilan serasi
akan bertambah indah dan menarik apabila disertai dengan ekspresi wajah yang
simpatik, sopan, ramah murah senyum dan sebagainya. Oleh karena itu dalam
berhubungan dengan pelanggan seorang pelayan sebaiknya melakukan hal-hal
berikut ini.
·
Melakukan
kontak mata langsung dengan disertai senyum agar menun- jukkan kesiapan dan
keseriusan dalam melayani kolega dan pelanggan
·
Menghindari
ekspresi wajah yang murung dengan mata menatap kebawah atau kepada suatu benda
·
Menghindari
ekspresi wajah dengan mata yang berkerut atau menyipit, karena hal itu
menunjukkan sikap yang tidak bersahabat serta terkesan tidak memperhatikan
pelanggan
·
Menampilkan
senyuman manis dengan menghindari bibir yang rapat dan kaku atau digigit-gigit
·
Menengakkan
posisi wajah atau kepala agar menunjukkan kesiapan dan keseriusan dalam
melayani kolega dan pelanggan.
b. Melayani pelanggan dengan berpikiran posistif
Kenyataan
menunjukkan bahwa dengan selalu berpikiran positif (positive thinking) maka
segala permaslahan hidup akan dapat diatasi dan dipecahkan secara adil dan
bijaksana. Demikian pula dalam melayani kolega dan pelanggan setiap pelayan
atau penjual harus selalu berpikiran positif, logis, dan tidak emosional.
Pelayanan yang selalu berpikiran positif akan mampu menjalin hubunhan interpersonal
yang baik antara kolega dan pelanggannya.
Melayani
kolega dan pelanggan dengan berpikiran positif merupakan proses pelayanan yang
dilakukan berdasarkan akal pikiran yang sehat dan logis. Seorang pelayan atau
penjual yang menerapkan konsep pelayanan seperti ini akan lebih mudah untuk
mendapatkan informasi tentang harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian
seorang pelayan atau penjual hendaknya melakukan pendekatan terhadap pelangan
dengan cara selalu berpikiran positif, yaitu pendekatan yang masuk akal,
rasional, logis, dan intelektual.
Melayani pelanggan
dengan berpikiran positif terdiri dari:
1) Melayani pelanggan
secara terhormat
Melayani
pelanggan dengan sikap terhormat, artinya setiap pelanggan diperlakukan sebagi
tamu istimewa yang harus diterima, dilayani, dihormati, dan dipuaskan harapan
dan kebutuhannya.
Prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan dalam melayani pelanggan secara terhormat, adalah
sebagai berikut.
· Menyapa
pelanggan yang baru datang dengan sikap ramah dan penuh rasa hormat.
· Mempersilakan
pelanggan untuk menunggu atau duduk apabila terjadi antrian dan kondisi ruangan
syarat oleh pembeli.
· Bertanya.
Mendengarkan, dan mencatat semua kebutuhan pelanggan secara ramah, sopan, dan
menggunakan tata bahasa yang baik agar tidak menyinggung perasaan pelanggan.
· Bersikap sabar
dalam memberikan pelayanan, menunjukkan contoh barang, atau tempat barang yang
diperlukan pelanggan.
· Melayani
pelanggan dengan sungguh-sungguh sampai akhir transaksi tetap berfikir positif
tanpa harus mencurigai pelanggan.
2) Melayani pelanggan
dengan menghindari sikap apriori
Pelayan
atau pedagang yang melayani pelanggan dengan sikap apriori menunjukkan bahwa ia
tidak menggunakan cara berpikiran yang positif. Sikap seperti acuh tak acuh,
masa bodoh, atau tidak perhatian dapat menyebabkan kolega atau pelanggan
menjadi tersinggung, kecewa atau merasa jengkel. Oleh karena merasa tidak
dihargai maka kolega atau pelanggan tidak mau datang lagi.
Sikap
apriori yang perlu dihindari dalam melayani kolega atau pelanggan adalah sebagai
berikut:
·
Sikap
acuh tak acuh atau masa bodoh terhadap kolega dan pelanggan.
·
Sikap
angkuh dan tidak sabar dalam melayani kolega atau pelanggan.
·
Sikap
membiarkan kolega atau pelanggan menunggu lama tanpa menyapa sedikitpun.
·
Sikap
mendahulukan kolega atau pelanggan yang dianggap menguntungkan dan mempunyai
status sosial yang lebih tinggi.
·
Sikap
meremehkan kolega atau pelanggan yang dianggap kurang menguntungkan dan berdaya
beli rendah.
Sikap-sikap
apriori tersebut harus dihindari oleh pelayan atau penjual apabila tidak ingin
ditinggalkan oleh kolega dan pelanggannya. Mutu pelayanan yang rendah akan
menimbulkan imej dan opini publik yang bersifat negatif.
3) Menghindari sikap
mencari atau memanfaatkan kelemahan pelanggan
Melayani
pelanggan dengan cara berpikiran positif juga dapat dilakukan dengan tidak
mencari atau memanfaatkan kelemahan kolega atau pelanggan. Dalam hal ini, yang
dimaksudkan dengan kelemahan pelanggan adalah pelanggan tidak mengetahui harga,
kualitas, dan keaslian barang, atau pelanggan sudah lanjut usia. Sikap mencari
dan memanfaatkan kelemahan pelanggan harus dihindari oleh pelayan atau penjual,
karena dapat menimbulkan perasaan kecewa.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pelayan atau penjual dalam menghindari sikap mencari
dan memanfaatkan kelemahan pelanggan adalah sebagai berikut.
·
Berusaha
menciptakan kepercayaan pelanggan terhadap kualitas barang atau jasa dan
kualitas pelayanan, seingga loyalitas dan partisipasi pelanggan dapat
diwujudkan.
·
Selalu
bersikap jujur dengan menghindari sikap membohong atau menipu pelanggan.
·
Selalu
bertindak rasional dan professional dalam menjelaskan kualitas dan harga
barang/jasa yang ditawarkan.
·
Selalu
bersikap adil dan bijaksana dengan tidak menjual barang imitasi/tiruan atau
barang yang sudah kadaluwarsa.
c. Melayani pelanggan dengan sikap menghargai
Melaksanakan
pelayanan prima berdasarkan sikap dapat pula dilakukan dengan cara melayani
kolega dan pelanggan dengan sikap menghargai. Perlu kita sadari bahwa setiap
orang ingin dihargai dan dihormati. Demikian pula pelanggan tentu saja ingin
dihormati dan dihargai oleh pelayan atau pedagang. Dengan demikian, antara
pelayan dan pelanggan hendaknya saling menghormati dan menghargai. Sikap saling
menghargai dapat ditunjukkan oleh tutur bahasa yang baik, ekspresi wajah yang
sopan, ramah dan simpatik, serta sikap yang bersahabat.
Prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan oleh pelayan atau penjual dalam melayani kolega atau
pelanggan dengan sikap menghargai adalah sebagai berikut.
·
Menyapa
kolega atau pelanggan yang baru datang dengan sikap dan tutur bahasa yang baik,
ramah, sopan dan bersahabat.
·
Mendengarkan
setiap permintaan kolega atau pelanggan dengan sikap penuh perhatian dan
pengahrgaan.
·
Menciptakan
suasana yang menyenangkan dengan sikap simpatik, sopan santun dan ramah tamah.
·
Melayani
kolega atau pelanggan dengan sikap yang bijaksana tanpa memperhatikan latar
belakang dan status sosial pelanggan.
·
Melayani
pelanggan dengan tetap berpikiran positif dan tidak mudah marah.
Pelayan
yang melayani pelanggan dengan sikap mengahargai dapat menggunakan cara
penawaran persuasive, yaitu memperhatikan, menarik minat pelanggan, mendorong
pelanggan untuk membeli, dan menyerahkan pengambilan keputusan kepada
pelanggan.
Prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan oleh pelayan atau penjual dalam melakukan pendekatan
persuasive kepada pelanggan adalah sebagai berikut.
·
Memberikan
perhatian kepada pelanggan dengan menggunakan tutur bahasa yang baik dan
menarik.
·
Mempelajari
terlebih dahulu harapan, kebutuhan, perasaan, dan karakter pelanggan.
·
Mendengarkan
pendapat pelanggan, dengan ramah dan penuh perhatian, kemudian menjelaskan
manfaat produk yang telah menjadi perhatiannya.
7. Pelayanan Prima Berdasarkan Perhatian
Pelayanan
prima berdasarkan konsep perhatian (attention) mencakup tiga prinsip pokok,
yaitu:
·
Mendengarkan
dan memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan para kolega dan pelanggan.
·
Mengamati
dan menghargai perilaku para kolega dan pelanggan.
·
Mencurahkan
perhatian penuh kepada para kolega dan pelanggan.
Agar
memperoleh gambaran yang lebih jelas, ketiga hal tersebut akan diuraikan
sebagai berikut.
a. Mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan
Pelayanan prima
berdasarkan konsep perhatian dapat diterapkan dengan cara mendengarkan dan
memahami kebutuhan pelanggan. Cara-cara yang efektif
dalam
mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan dapat dilakukan seperti berikut
ini.
1.
Melakukan
pendekatan kepada pelanggan dengan sikap yang empati
2.
Menghindari
sikap mencari-cari alasan
3.
Tidak
memberikan interpretasi atau penafsiran yang keliru tentang pelanggan
4.
Berusaha
dengan penuh perhatian untuk mendengarkan permintaan dan kebutuhan pelanggan
5.
Mencatat
semua kebutuhan pelanggan agar tidak lupa
6.
Menanyakan
kembali kebutuhan pelanggan jika lupa atau kurang jelas
7.
Memberikan
penjelasan dengan sejujur-jujurnya tentang kondisi kualitas dan harga barang
yang akan dibeli oleh pelanggan
b. Mengamati perilaku pelanggan
Perilaku
pelanggan adalah tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan dan menggunakan suatu
produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk,
pelayanan, dan sumber lainnya.
Berdasarkan
hasil penelitian Ernest Kretschmer, perilaku pelanggan sangat
dipengaruhi oleh bentuk tubuhnya. Ia mengelompokkan perilaku pelanggan kedalam
tiga tipe kepribadian, yaitu tipe piknis, tipe leptosom, dan tipe atletis.
Ciri-ciri
dan karakter ketiga tipe pelanggan tersebut adalah sebagai berikut.
Pelanggan
tipe piknis
Bentuk
tubuh pelanggan tipe piknis antara lain bentuk badan bulat, agak pendek, dan
muka atau wajahnya bulat lebar. Pelanggan tipe ini pada umumnya bersifat ramah,
suka berbicara, tenang dan suka humor.
Dalam
menghadapi pelanggan tipe piknis ini, seorang penjual hendaknya memperhatikan
suasana hatinya dan melayani bercakap-cakap jika pelanggan menghendakinya,
serta menghindari perdebatan atau tidak bersikap konfrontasi.
Pelanggan
tipe leptosom
Bentuk
tubuh pelanggan tipe leptosom, diantaranya agak kecil dan lemah, bahu tampak
kecil, leher dan anggota badan kurus dan panjang. Pelanggan tipe leptosom
umumnya bersifat sombong, sok intelek, dan sok idealis.
Dalam
menghadapi pelanggan tipe leptosom, seorang pelayan atau penjual hendaknya
menghormati pelanggan seperti layaknya seorang raja yang harus selalu dilayani,
bersikap sabar, perhatian, penuh hormat, bijaksana, dan menuruti perintahnya.
Pelanggan
tipe atletis
Bentuk
tubuh pelanggan tipe atletis, diantaranya badannya kokoh, pundak tampak lebar,
dan pinggul berisi, anggota badannya cukup panjang, berotot dan lebar, muka
atau wajahnya bulat lonjong. Pelanggan tipe atletis ini umumnya mempunyai
karakter, seperti banyak gerak, berpenampilan tenang, jarang humor, dan tidak
cepat percaya pada orang lain.
Dalam
menhadapi pelanggan tipe atletis, pelayan atau penjual hendaknya menghindari
perdebatan yang tidak bermanfaat, memberikan kesan seolah-olah pelanggan adalah
orang yang baik dan cerdas, serta menghindari sikap terburu-buru, dan harus
bersabar dalam melayaninya.
Selain tiga tipe
pelanggan tersebut, pelanggan dapat pula dikelompokkan sebagai berikut.
1.
Pelanggan
pria
2.
Pelanggan
wanita
3.
Pelanggan
remaja
4.
Pelanggan
lanjut usia
5.
Pelanggan
pendiam
6.
Pelanggan
yang suka berbicara
7.
Pelanggan
yang guigup
8.
Pelanggan
yang ragu-ragu
9.
Pelanggan
pembantah
10.
Pelanggan
yang sadar
11.
Pelanggan
yang curiga
12.
Pelanggan
yang angkuh
Dari
bermacam-macam tipe dan golongan pelanggan seperti tersebut di atas, kita dapat
mengetahui bahwa tidak semua pelanggan bersikap baik dan bersahabat. Itulah
sebabnya mengamati pelanggan sangatlah penting, karena hal itu merupakan syarat
mutlak yang harus dilakukan dalam melaksanakan pelayanan prima berdasarkan
konsep perhatian.
Penerapan
pelayanan prima berdasarkan konsep perhatian merupakan konsep yang sesuai
dengan hukum tentang pelanggan, yaitu “the costumer is always right”
artinya pelanggan selalu menganggap dirinya paling benar.
c. Mencurahkan perhatian kepada pelanggan
Pelayanan
prima berdasarkan konsep perhatian (attentioan) dapat dilakukan dengan cara
mencurahkan perhatian penuh kepada perilaku pelanggan.
Dalam
hal ini terdapat tujuh prinsip dalam mewujudkan perhatian kepada pelanggan,
yaitu sebagai berikut.
1.Menetapkan visi,
komitmen, dan suasana
2.Mensejajarkan
dengan pelanggan
3.Mengidentifikasi
dan mengatasi permasalahan pelanggan
4.Memanfaatkan
informasi dari pelanggan
5.Mendekati
pelanggan
6.Memberdayakan
karyawan
7.Penyempurnaan
produk dan proses secara terus menerus
Pada
dasarnya seorang pelanggan akan merasa senag jika harapan dan kebutuhannya
diperhatikan. Oleh karenanya penjual atau perusahaan dalam mencurahkan perhatian
terhadap pelanggan dapat dilakukan dengan cara berfokus pada pelanggan dan
harus memperhatikan ketujuh prinsip tersebut diatas.
8. Pelayanan Prima Berdasarkan Tindakan
Melaksanakan pelayanan
prima berdasarkan konsep tindakan (action) terdiri dari lima hal/tindakan
sebagai berikut.
·
Mencatat
pesanan pelanggan
·
Mencatat
kebutuhan pelanggan
·
Menegaskan
kembali kebutuhan pelanggan
·
Mewujudkan
kebutuhan pelanggan
·
Menyatakan
terima kasih dengan harapan pelanggan kembali.
Untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas, kelima hal tersebut dapat diuraikan sebagai seperti
berikut ini.
a. Mencatat pesanan pelanggan
Langkah
pertama yang dilakukan oleh pelanggan dalam membeli barang/jasa adalah dengan
memesannya terlebih dahulu. Adanya pesanan dari pelanggan merupakan awal
terjadinya transaksi jual-beli.
Setiap
pesanan yang diminta pelanggan harus segera dilayani dengan cara didengarkan
dan dicatat. Kemudian mengecek kembali apakah ada perubahan jenis dan jumlah
pesanan atau tidak, kapan jadwal atau waktu pengiriman barang.
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pelanggan dalam memesan barang/jasa
yang dibutuhkan, yaitu:
1.
Memesan
barang/jasa secara langsung (datang di perusahaan)
2.
Memesan
barang/jasa dengan surat pesanan
3.
Memesan
barang/jasa dengan menggunakan sarana telekomunikasi, seperti telepon, telex,
faksimili dan e-mail/internet.
Pesanan
pelanggan harus segera dicatat oleh pelayan atau penjual, baik menggunakan buku
nota penjualan maupun menceklist daftar barang.
Seorang
pelayan atau penjual harus cekatan dalam melakukan pencatatan pesanan
pelanggan, agar tidak terjadi kekeliruan dalam hal jumlah maupun jenis
barang/jasa yang dipesan oleh pelanggan.
b. Pencatatan kebutuhan pelanggan
Pencatatan
kebutuhan pelanggan berbeda dengan pencatatan pesanan pelanggan. Pencatatan
pesanan pelanggan hanya mencakup jenis, bentuk, model, jumlah dan harga barang.
Sedangkan pencatatan kebutuhan pelanggan
menyangkut obyeknya, yaitu sifat dan tingkat konsumsi, kebiasaan, atau
waktu kebutuhan.
Pencatatan
kebutuhan pelanggan berdasarkan berdasarkan ceklist merupakan tindakan yang
dapat menggambarkan obyek ceklist, yaitu pencatatan kebutuhan pelanggan sebagai
daftar pemeriksaan terhadap faktor-faktor yang diinginkan oleh pelanggan.
Obyek
ceklist tersebut diantaranya sebagai berikut.
1.
Sifat dan tingkat konsumsi
Sifat-sifat
pelanggan yang perlu dicatat adalah apa saja pelayanan yang paling disukai oleh
pelanggan. Tingkat konsumsi pelanggan yang harus dicatat adalah apakah
pelanggan lebih menyukai barang tahan lama (durable goods) atau barang tidak
tahan lama (non durable goods) atau apakah jumlah barang yang diinginkan
pelanggan banyak atau tidak. Hal ini dilakukan agar penjual dapat menetapkan
prioritas produk yang paling disukai oleh pelanggan.
2.
Kebiasaan pelanggan
Kebiasaan
pelanggan dalam membeli suatu barang/jasa perlu diperhatikan dan dicatat. Oleh
karena itu pelayan atau penjual hendaknya mengetahui hal-hal berikut.
·
Apa
saja barang-barang yang dibutuhkan pelanggan
·
Apa
saja yang diperhatikan oleh pelanggan dalam membeli barang
·
Apakah
pelanggan membutuhkan atau menginginkan barang yang bersifat khusus (merek,
kualitas, antik dan sebagainya)
3. Waktu
kebutuhan pelanggan
Waktu
kebutuhan pelanggan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dan
dicatat oleh penjual. Dalam hal ini penjual perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
·
Pada
waktu kapan pelanggan memperbaiki atau mengganti barang yang dibutuhkannya,
apakah harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.
·
Kapan
pelanggan mengkonsumsi barang tertentu, apakah pada awal bulan/tahun, akhir
bulan/tahun, ataukah pada hari-hari besar tertentu.
Berdasarkan
konsep tindakan, penggunaan system ceklist dapat mewujudkan akurasi pelayanan,
yaitu melayani kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat, dan akurat. Suatu
pelayanan dikatakan akurat jika pelayan atau penjual dapat menghindari
kekeliruan, seperti salah mencatat, salah menentukan harga, dan salah dalam
penyerahan barang.
c. Penegasan kembali kebutuhan pelanggan
Setiap
pesanan yang diminta atau dibutuhkan pelanggan harus diperhatikan dan dicatat.
Catatan tersebut kemudian dicek dan ditegaskan kembali kepada pelanggan apakah
barang-barang yang dipesan jumlah dan jenisnya tidak berubah, kapan waktu
pengiriman barang akan dilakukan, dan bagaimana cara pembayarannya.
Untuk
menghindari kekeliruan pelayan atau penjual hendaknya menegaskan kembali semua
kebutuhan pelanggan dan melakukan pengecekan atas hal-hal sebagai berikut.
·
Mengecek
keadaan barang
·
Cara
pengiriman barang
·
Cara
pembayaran
·
Alat
dan tempat pembayaran
·
Ongkos
angkut barang yang dipesan
·
Pembungkusan
atau pengepakan barang
d. Mewujudkan kebutuhan pelanggan
Kebutuhan
pelanggan akan terwujud apabila pelayan atau penjual telah menerapkan prinsip
pelayanan prima. Kepuasan pelanggan merupakan refleksi dari terpenuhinya
harapan dan kebutuhannya. Oleh karena itu perusahaan bisnis atau penjual dalam
mewujudkan kepuasan pelanggan perlu meningkatkan kualitas pelayanannya.
Peningkatan
kualitas pelayanan antara lain dengan melakukan pendekatan kaize. Kaizen
berasal dari bahasa Jepang, yaitu kai dan zen. Kai artinya
perubahan dan zen artinya baik. Jadi, Kaizen dapat diartikan sebagai suatu
pedoman untuk melakukan perubahan pelayanan agar menjadi lebih baik.
Prinsip-prinsip
pendekatan Kaizen menurut Vincent Gaspersz adalah sebagai berikut.
·
Hari
ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari
hari ini.
·
Tidak
bolae ada satu hari pun yang lewat tanpa peningkatan.
·
Masalah
yang timbul merupakan suatu kesempatan untuk melakukan perbaikan.
·
Menghargai
perbaikan dan peningkatan walaupun kecil.
·
Perbaikan
dan peningkatan tidak harus memerlukan investasi yang besar.
Dalam
usaha memperbaiki kualitas pelayanan, perusahaan atau penjual perlu
memperhatikan kekuatan dan kelemahan suatu konsep pelayanan.
Kekuatan
pelayanan, antara lain berupa cara kerja yang terorganisir, profesional, dan
sistematis; hubungan kerja konstruktif, baik vertical maupun horizontal;
penyediaan pelayanan sesuai dengan kebutuhan; dan komunikasi yang terjalin baik
antara perusahaan atau penjual dan pelanggan.
Kelemahan
pelayanan antara lain disebabkan tidak adanya umpan balik (feed back),
birokrasi yang terlalu rumit (complicated), kurangnya pengetahuan tentang
pelayanan yang baik, kurangnya jalinan komunikasi yang baik, kurangnya
keterampilan dari pelayan atau penjual, dan tidak adanya tindakan untuk
promosi.
e. Mengucapkan terima kasih dengan harapan
pelanggan kembali
Mengucapkan
terima kasih kepada pelanggan yang telah membeli barang/jasa sangatlah penting
agar mereka kembali berbelanja. Prinsip ini merupakan bagian dari pelaksanaan
pelayanan prima menurut konsep tindakan. Pelayan atau penjual harus berusaha
untuk selalu mengahargai pelanggan dan melayaninya sampai selesai transaksi
jual-beli. Tindakan pelanggan yang profesional dalam menutup transaksi jual
beli adalah dengan mengucapkan terima kasih kepada pelanggan.
Pernyataan
terima kasih kepada pelanggan tidak hanya diungkapkan melalui kata-kata, tetapi
dapat pula dengan memberikan bonus atau diskon. Pernyataan terima kasih kepada
pelanggan eksternal tetap biasanya diberikan setiap tahun, misalnya bingkisan
lebaran atau bingkisan hari raya yang lain.
Untuk
mengetahui penilaian pelanggan atas kualitas barang dan kualitas pelayanan,
maka penjual atau perusahaan dapat mengedarkan suatu angket penilaian. Angket
diberikan ketika pelayan atau penjual sedang mengucapkan pernyataan terima
kasih,kepada pelanggan.
A.
Skala
Sikap
Berilah tanda
checklist (v) pada kolom S jika setuju atau kolom TS jika tidak setuju dengan
disertai alasan!.
NO.
|
PERNYATAAN
|
S
|
TS
|
ALASAN
|
1.
|
Sopan dan ramah dalam
berkomunikasi merupakan suatu keharusan.
|
|||
2.
|
Kita harus cepat dan
tanggap dalam melayani tamu dan pelanggan.
|
|||
3.
|
Penggunaan teknik
komunikasi verbal dan non verbal sangatlah penting.
|
|||
4.
|
Mendengarkan
merupakan aktivitas yang lebih sukar dari pada berbicara.
|
|||
5.
|
Di era global
sekarang ini setiap orang harus pandai menggunakan media komunikasi.
|
- Tugas
1) Portofolio
Tuliskan
pentingnya grooming (penampilan serasi) dalam penampilan prima? Diskusikan
bersama teman Anda! Buatlah resume dari hasil diskusi tersebut dan hasilnya
serahkan kepada guru untuk dinilai!
2) Performance
Rumuskan
pengertian kepribadian menurut pendapat Anda sendiri! Kemukakan rumusan
tersebut di depan kelas! Guru memberikan penilaian!
3) Portofolio
Tunjukkan
dengan contoh bahwa pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan!
Diskusikan bersama teman Anda! Buatlah resume dari hasil diskusi tersebut dan
hasilnya serahkan kepada guru untuk dinilai!
4) Kinerja
Buatlah
table bakat (akademis dan keterampilan) dan sifat kepribadian yang Anda miliki!
Hasilnya serahkan kepada guru untuk dinilai!
5) Portofolio
Anda
tentu memiliki kekuatan pribadi yang unik (berbeda dengan orang lain). Tuliskan
kekuatan dan kelemahan pribadi Anda! Bagaimanakah cara mengembangkannya? Tugas
ini dikerjakan secara perorangan dan hasilnya serahkan kepada guru untuk
dinilai!
6) Performance
Anda
mungkin pernah bertamu ke rumah saudara atau teman. Tuliskan tata krama yang
dikembangkan tuan rumah! Kemukakan jawaban Anda di dalam kelas! Guru memberikan
penilaian1
- Bentuk
Soal Uraian
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1.
Jelaskan
pentingnya grooming dalam penampilan prima!
2.
Tuliskan
tipe-tipe kepribadian menurut metode enneagram!
3.
Berikan
contoh cara membangkitkan kekuatan pribadi!
4.
Sebutkan
manfaat mempelajari bahasa tubuh!
5.
Apa
sebabnya dalam jamuan bisnis tidak boleh membicarakan masalah pribadi?
6.
Jelaskan
tata cara percakapan yang baik dalam jamuan bisnis!
4. Mengidentifikasi Azas dan Tujuan Tata Ruang
Kantor
A. Pengertian
Akibat perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini,
mengakibatkan penerapan tata ruang kantor ditujukan untuk meningkatkan
produktivitas kerja. Dari beberapa pakar yang mengutarakan tentang pengertian
tata ruang, diantaranya George R. Terry dalam buku office management
and Control tahun 1958 menyatakan sebagai berikut:
“Office layout in the der temination of space
requirement and the detailed utilization of this space in order to provide a
practical arrangement of the physical factors considered necessary for the
execution of the officework within reasonable cost”. (tata ruang kantor adalah
penentuan mengenai kebutuhankebutuhan ruang dan tentang penggunaannya secara
terinci dari ruangan tersebut untuk menyiapkan suatu susunan praktis dari faktor-faktor
fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang
layak). Dengan kata lain, arti tata r uang kantor dapat pula diutarakan sebagai
pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor serta
perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan
baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak, sehingga tercapai efisiensi
kerja.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tata Ruang
Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhankebutuhan
ruang dan tentang penggunaannya secara terinci dari ruangan tersebut untuk
menyiapkan suatu susunan praktis dari faktor-faktor
1.fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja
perkantoran dengan
2.biaya yang layak
3.Keindahan kantor
4. kemudahan arus kerja
5. efiaiensi ruangan
C. Merancang Tata Ruang Kantor
Pada dasar nya, dikenal adanya 4 macam tata ruang kantor, yaitu:
1. Tata ruang kantor berkamar (Cubicle Type Offices)
2. Tata ruang kantor terbuka (Open Plan Offices)
3. Tata ruang kantor berhias atau berpanorama/ber
tamanm(Landscape Offices).
4. Tata ruang
kantor yang merupakan gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata
ruang kantor terbuka dan tata ruang kantor berhias.
D. Bentuk tata Ruang kantor
1 Tata Ruang Kantor Berkamar
Yang dimaksud dengan Tata Ruang Kantor Ber kamar
adalah ruangan untuk bekerja yang dipisahkan atau dibagi dalam kamar-kamar
kerja.
Keuntungan tata
ruang kantor berkamar adalah:
- Konsentrasi kerja lebih terjamin.
- Pekerjaan
yang bersifat r ahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi.
- Untuk menambah kewibawaan, status pejabat
sehingga selalu terpelihara adanya kewibawaan pejabat/pimpinan.
- Untuk menjamin keberhasilan kerja dan merasa ikut
bertanggung jawab atas ruangan dan merasa ikut memiliki.
Kerugian tata
ruang kantor berkamar adalah:
- Komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat
lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang.
- Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya
pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan dan biaya peralatan lainnya.
- Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada
perubahan dan perkembangan organisasi.
- Mempersulit pengawasan.
- Memerlukan ruangan yang luas.
2. Tata Ruang Kantor Terbuka
Yang dimaksud dengan Tata Ruang Kantor Terbuka adalah
ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja
bersama- sama di ruangan tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.
Keuntungan tata
ruang kantor terbuka
- Mudah
dalam pengawasan, pengaturan
cahaya, udara,
- pengaturan
warna dan dekorasi.
- Luwes
atau fleksibel apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak memerlukan
biaya tinggi.
- Mudah
untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan, penyeragaman kerja dan
pembagian peralatan kerja.
- Biaya
lebih hemat atau murah untuk pemeliharaan: ruangan kerja, penggunaan
kelengkapan ruangan dan peralatan,
- penggunaan telepon dan lain-lainnya.
Kerugian tata
ruang kantor terbuka
- Kemungkinan
timbul atau terjadi kegaduhan atau kebisingan.
- Pegawai
sulit untuk melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi.
- Batas
kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak nampak jelas.
- Pekerjaan
yang bersifat rahasia sulit dilakukan.
- Kemungkinan
nampak adanya tumpukan-tumpukan berkas atau kertas dan peralatan kerja
lainnya, sehingga mengakibatkan pemandangan yang kurang baik.
3 Tata Ruang Kantor Berpanorama
Yang dimaksud dengan Tata Kantor Berpanorama adalah
ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk
ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar lingkungan ruangan perkantoran
nampak seper ti pemandangan alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan
yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.
Keuntungan tata
ruang kantor berhias atau berpanorama:
- Para
pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja.
- Ketegangan
syaraf dapat berkurang atau dihindarkan.
- Kebisingan
dan kegaduhan dapat berkurang atau dihindarkan.
- Produktivitas
kerja dapat meningkat, pekerjaan dilaksanakan dengan efesien sehingga
tujuan organisasi dapat mudah dicapai.
Kerugian tata
ruang kantor berhias atau bertaman/berpanorama:
- Biaya
cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasinlainnya.
- Biaya pemeliharaan tinggi.
- Memerlukan tenaga ahli yang tidak mudah dan tidak
murah.
- Tata ruang kantor yang merupakan
gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar,
tata ruang kantor terbuka dan tata ruang kantor
berhias.Tata ruang gabunagn ini perlu dipertimbangkan karena ketiga bentuk tata
ruang mempunyai keuntungan dan kerugian yang ada, dapat diciptakan tata ruang
kantor gabungan.
E. Azas Pokok dan Prinsip Tata Ruang kantor
Dalam buku Pratical Plan Layout tahun 1955, Richard Muther
mengutarakan tentang azas-azas Pokok Tata Ruang adalah sebagai
ber ikut:
1. azas Jarak
Terpendek:
Merupakan
jarak terpendek antara 2 titik dalam garis lurus.
2. azas Rangkaian
Kerja:
Yaitu
penempatan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan
dengan urut-urutan penyelesaian pekerjaan.
3. azas Penggunaan Segenap Ruang:
Apabila
mungkin, tidak ada ruang yang tidak terpakai, tidak hanya yang berupa luas
lantai,
tetapi juga vertikal ke atas maupun ke bawah
4. azas Perubahan Susunan Tempat Kerja:
Apabila
diperlukan dapat diubah dengan mudah, misalnya tata ruang kantor terpaksa
diubah, karena:
a. Perubahan
proses kerja/prosedur kerja kantor
b. Penemuan teknologi bar u, dan lain-lain.
F. Tujuan Tata Ruang kantor
Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan
pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara ter tib dan lancar. Dengan
demikian komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan
pengawasan semakin m udah serta akhirnya dapat mencapai efisiensi kerja.
Apabila dirinci, maka tujuan tata ruang kantor antara lain adalah:
1. Mencegah
penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja dapat
dipersingkat.
2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.
3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efesien.
4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh
publik yang akan menemui suatu bagian tertentu, atau oleh suara bising lainnya.
5. Menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai.
6. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung.
7. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi:
a. Gerakan
pegawai yang sedang bekerja.
b. Kemungkinan pemanfaatan r uangan bagi
keperluan lain pada waktu tertentu.
c. Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan di
kemudian hari.
G.
Fasilitas kantor
Menurut Ensiklopedi Administrasi, perlengkapan kantor
(office equipment) adalah segenap benda yang dipergunakan untuk membantu
kelancaran tugas- tugas tata usaha, yang terdiri perabot kantor, mesin kantor,
bekal kantor dan hiasan kantor. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
peralatan kantor berarti sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan. Jadi, dapat dikatakan bahwa peralatan kantor merupakan suatu
media dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan dengan peralatan atau perlengkapan kantor adalah suatu sarana
dan prasarana yang dapat memperlancar atau mempercepat pelaksanaan pekerjaan
kantor. Istilah-istilah dalam peralatan kantor adalah sebagai berikut:
1. Perabot kantor (office furniture) Yaitu benda-benda
yang terbuat
dari
kayu, besi ataupun bahan lainnya, yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas
tata usaha dan termasuk perlengkapan kantor tahan lama.
Meja Staf
Meja yang biasa digunakan oleh staf, terutama bagian
administrasi atau tata usaha.
Meja Resepsionis (penerima tamu)
Meja yang digunakan untuk menerima tamu ataupun untuk dijadikan tempat
memberi dan mengetahui informasi yang berhubungan dengan perusahaan.
.
Meja Direksi
Meja yang dipakai pimpinan perusahaan dengan bentuk
dan desain yang dapat mewakili gambaran seseorang yang mempunyai jabatan
penting dalam perusahaan tersebut.
Meja Rapat
Meja ini digunakan pada saat per temuan rapat.
Meja Samping
Meja yang biasanya digunakan oleh seorang sekretaris
pimpinan, biasa disebut meja return.
2. Kursi
Untuk kursi kerja ataupun kursi k etik ukuran besar dan
tinggi ser ta modelnya harus disesuaikan dengan orang yang hendak mempergunakan- nya. Di Indonesia tinggi
kursi rata-rata 0,46 m Contoh beberapa jenis kursi
a. Lemari–lemari
warkat, dengan ukuran besarnya (volume) antara 0,5 m³ sampai 1 m³ adalah
termasuk lemari golongan B. lebih besar dari itu termasuk golongan A. Dan lebih
kecil dari golongan B termasuk golongan C. lemari ini biasanya dipergunakan
untuk menyimpan warkat (papers) yang belum diolah atau belum di file.
b. Lemari rak, yakni untuk menyimpan map dan bundel
laporan ataupun dokumen lainnya yang sudah disusun ke dalam map besar (ordner).
Juga untuk lemari rak ini ukuran dan golongannya sama dengan lemari warkat.
c. Lemari Brandkas (cash-box), untuk menyimpan uang ,
check dan surat berharga lainnya.
Filing Cabinet
Filing Cabinet biasanya mempunyai 4 kotak kecil dari
bawah ke atas, gunanya untuk menyimpan map-map file atau kar tukartu yang
berukur an kurang lebih 25 x 35 cm.
Laci-Laci Kartu
Bentuknya adalah semacam lemari rak dengan laci-laci
yang lebih kecil daripada laci-laci filing cabinet.
Peralatan
Selain perabot yang disebut pada bagian terdahulu,
dapat pula disebutkan adanya peralatan (facilities) kantor seper ti pesawat
telpon, pesawat pendikte (dictaphone),
pesawat pemanggil (megaphone), pesawat radio, pesawat
TV, pesawat perekam suara (tape recorder), papan tulis, gambar kepala negara,
peta bumi, globe dan ebagainy a. Perlu ada pedoman tertentu tentang penempatan
fasilitas tersebut serta penggunanya, disamping untuk memenuhi ketentuan
jabatan seseorang, azas keserasian, juga tetap perlu diperhatikan untuk
meningkatkan efisiensi.
Lemari Laci Arsip Beroda
Bagian kecil perabot dengan lereng-lereng atau kaki, dengan laci yang
biasanya ditaruh di bawah bangku atau meja.
Kabinet Peraga
Kabinet biasanya dengan lipatan, ada raknya, untuk
memeragakan dan menyusun buku, majalah, dan brosur
Panel yang Dapat Dipindah
Pembatas yang biasanya ada kakin ya dan digunakan
untuk menyekat berbagai ruang kerja.
Loker
Kabinet besar dua-pintu dengan daun untuk menggantung
pakaian dan menaruh berbagai barang.
Lemari Pendek
Perabot kantor panjang-pendek dengan laci atau
kompartemen untuk menyimpan berbagai barang
2. Mesin kantor
(office machines) Yaitu segenap benda yang dipergunakan untuk membantu
kelancaran tugas tata usaha seperti mesin-mesin kantor.
Hal
penting dalam rangka memilih sarana perkantoran yang akan dipakai adalah fungsi
alat ter maksud beserta jaminan dari pihak penjual terutama yang menyangkut
masalah pembelian, pengadaan suku cadang, bahan yang dipakai serta pelayanan
perbaikan kerusakan yang cepat dan tidak membuat banyak kesibukan.
Untuk
memutuskan perlu atau tidak diadakannya mesin kantor, hendaknya perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Mesin-mesin yang akan dipakai harus
benar-benar diperlukan.
2. Jenis mesin hendaknya praktis.
3. Mesin tersebut dapat mengurangi biaya pelaksanaan pekerjaan.
4. Mesin dapat mempercepat selesainya pekerjaan.
5. Mutu mesin harus baik.
6. Mesin tersebut dapat dipergunakan untuk berbagai
macam pekerjaan.
7. Pemeliharaan mesin dapat dilakukan dengan mudah.
8. Mesin tersebut dapat disesuaikan dengan kemampuan pegawai.
9.
Mesin harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
10. Perlu tersedianya ruangan yang memungkinkan untuk
meletakkan mesin ersebut.
Macam-Macam Mesin
Berdasarkan kelima pokok alasan untuk penggunaan mesin
maka dapatlah dibedakan pula adanya tiga jenis mesin dan perlengkapan, yaitu:
- Mesin
untuk menghemat fisik, tenaga, dan pikiran manusia disebut sebagai Labour
Saving Machine, misal alat-alat besar: fork-lift pada unit-unit
pergudangan dan depo-depo peralatan atau bangunan sedangkan komputer,
kalkulator dan sebagainya pada pekerjaan-pekerjaan administratif (paper-
work).
- Mesin
untuk menghemat pengeluaran uang, disebut Money Saving Machine, yakni
mesin-mesin untuk mass-production. Jadi disamping mesin-mesin yang
bersifat teknis engineering seperti mesin pintal, mesin-mesin komputer
(dalam jangka panjang), mesin-mesin penggandaan dan sebagainya.
- Mesin
untuk memanfaatkan penggunaan waktu, disebut Time Saving Machine, misalnya
komputer, mesin photocopy, mesin penggandaan, mesin atau alat komunikasi
dan transportasi dan sebagainya.
Komputer
Secara umum komputer telah menggantikan fungsi
mesin,tik sebagai alat untuk membuat warkat dan dokumen sekaligus menggandakannya
dengan alat pencetak yang disebut pr inter. Komputer dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Mesin Tik Manual
Mesin tik manual (mekanik) yaitu mesin tik biasa
yangdijumpai sehari-hari pada tiap kantor. Mesin tik ini dikenal dengan 3
(tiga) model, yaitu:
- Standar,
yaitu mesin tik yang mempunyai ukuran panjang rol/gandaran mulai dari
13" (13 inci) sampai dengan 27". Mesin tik ini dapat
dipergunakan untuk mengerjakan segala pekerjaan dengan menggunakan ukuran
kertas dobel folio.
- Semi
standar, yaitu mesin tik berukur an 13". Mesin tik ini juga
dilengkapi tabulator penuh. Mesin mampu mengerjakan pekerjaan dengan meng-
gunakan kertas berukuran 1½ kali folio.
- Portabel, yaitu mesin tik y ang menggunakan
panjang rol/gandaran antara 9½” hingga 10". Mesin ini dianggap sangat
praktis karena bentuknya yang mudah dibawa ke mana-mana.
Mesin Tik Elektrik
Mesin tik elektrik adalah mesin tik yang cara kerjanya
digerakkan dengan mempergunakan tenaga
listrik. Mesin tik elektrik memiliki ciri-ciri, antara lain:
1. Tenaga pengger aknya menggunakan tenaga listrik.
2. Komponen dan cara kerja mesinnya mekanis.
3.
Tuts-tutsnya seperti yang terdapat pada mesin tik manual ditambah saklar
(on-off witch). Pada mesin tik elektrik
ada 2 jenis hur uf, yaitu:
o
sin tik elektrik dengan sistem huruf
batang.
o
Mesin tik elektrik dengan sistem huruf
bola.
Mesin Fotokopi
Adalah alat untuk menggandakan dokumen dengan
memperbesar atau memperkecil ukuran dari aslinya. Naskah asli yang digandakan
dengan mesin fotokopi ini akan menghasilkan rekaman naskah yang baik
kualitasnya dan mirip atau mendekati aslinya, tetapi berwarna hitam tulisannya.
Oleh karena itu, banyak orang yang mempergunakan jasa fotokopi untuk menggandakan
naskah, baik untuk keperluan pribadi, dinas, maupun kepentingan pendidikan.
Salinan dapat dibuat pada ker tas biasa atau kertas khusus, transparansi atau
master duplikasi.
Mesin Penghancur Kertas
Mesin penghancur kertas diper lukan untuk menghancurkan
arsip-arsip atau dokumen yang sudah tidak terpakai lagi atau nilai gunanya
(kadaluarsa). Karena fungsinya sebagai penghancur kertas, maka peranannya
sangat besar, sehingga rahasia yang ada di dalam dokumen tersebut tidak dapat
diketahui oleh orang lain. Dengan hancurnya kertas dalam bentuk kecil, sangat
sulit kerahasiaannya diketahui oleh orang lain, apalagi sebelum dibuang sobekan
kertas tersebut diaduk terlebih dahulu.
Umumnya daya potong mesin penghancur kertas sebanyak
20 halaman sekaligus dengan memotong memanjang berukuran 2-2,5 mm dan besar
cacahan ukuran folio dapat menjadi 46 hingga 144 cacahan karena penggunaan
sistem gigi piranha pada mesin ini.
Printer
Printer atau pencetak adalah alat yang menampilkan
data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks maupun gambar/grafik, di atas
kertas. Printer biasanya terbagi atas
beberapa bagian, yaitu picker sebagai alat mengambil
kertas dari tray. Tray ialah tempat menar uh kertas.
Alat ini beroperasi apabila dihubungkan dengan
komputer
atau alat lain yang dapat mendukung seper ti kamera
digital. Printer menghasilkan cetakan yang lebih berkualitas dan terang sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan.
1. Dot Matriks
Sistem kerja pencetak ini adalah menubrukkan
sekelompok titik kecil ke atas pita karbon sehingga bergabung membentuk
karakter ke atas kertas (impact system), seperti pada mesin ketik.
Pancaran Tinta atau Ink Jet
Sistem cetak printer ini ialah menyemprotkan cairan
tinta yang berukuran sangat kecil dari car tdrige tinta ke media cetak. Saat
ini tipe inkjet merupakan jenis printer yang paling banyak dipakai karena
relatif murah biayanya, hasil cetak yang baik termasuk untuk war na yang tajam
serta kemudahan pemakaiannya.
Laser
Printer ini mencetak memakai toner dalam satu car
tridge khusus yang bekerja dengan elektro magnetik seperti pada mesin fotokopi.
Mesin Penjumlah
Fungsi mesin ini adalah sebagai alat bantu guna
mempermudah dan memperlancar pekerjaan khususnya bagi pegawai bagian keuangan
atau kasir, karena dengan menggunakan peralatan bantu mesin penjumlah, kita
dapat mengurangi kesulitan-kesulitan pekerjaan serta dapat mengur angi
pengeluaran energi yang besar. Ada beberapa jenis mesin penghitung,
diantaranya:
Mesin Penghitung Uang
Di kantor khususnya pegawai bank, sering melakukan
pekerjaan hitung-menghitung uang dalam jumlah besar yang tentunya hal ini
memerlukan ketelitian dan kejujuran dar i pegawai yang ber tugas.
Mesin Hitung Saku (Kalkulator)
Berdasarkan kegunaannya kalkulator dibagi menjadi 3,
yaitu:
a. Office
calculator, yaitu kalkulator yang banyak digunakan di kantor atau dunia
perdagangan, kalkulator ini hanya digunakan untuk operasi sederhana seperti
menambah, mengurangi, mengkali dan membagi.
b. Scientific
calculator, kalkulator yang memiliki tomboltombol khusus yang hanya digunakan
untuk hitungan matematika.
c. Financial
calculator, yaitu kalkulator yang memiliki
tombol-tombol yang dapat digunakan untuk menyimpan hitungan dan
menampilkan kembali hitungan yang
biasa digunakan untuk hitungan keuangan
Mesin Kasir (Cash Register)
Mesin cash register adalah alat yang digunakan untuk
menyelesaikan transaksi secara tunai. Mesin ini ada 2 macam, yaitu:
a. Mesin Cash Register dengan Infra Merah (Scanner)
Jenis mesin ini banyak digunakan di toko swalayan besar, seperti hyper market.
Penggunaan mesin ini lebih mudah, kasir hanya tinggal menyorot scanner ke arah
barcode barang yang terdapat pada kemasan. Otomatis pada mesin cash register
ini akan muncul kode, nama barang dan harganya karena sebelumnya data atau
informasi mengenai itu sebelumnya telah dimasukkan dalam memori mesin ini.
b. Mesin Cash Register Manual Jenis mesin ini banyak
digunakan di kantor atau toko kecil, apotik dan sebagainya.
Mesin Stensil
Ada 2 macam mesin stensil, yaitu: mesin stensil manual
dan mesin stensil listrik. Terdapat pula model dengan bantalan-dasar, yang mer
upakan jenis duplikator stensil termurah dan memadai bila volume kerja yang
harus dilakukan sedikit.
Proyektor OHP
Overhead Projector (OHP) adalah alat yang digunakan
untuk menjelaskan presentasi secara visual. OHP adalah media komunikasi visual
yang dipergunakan
untuk memproyeksikan tulisan atau gambar pada transparancy film yang diletakkan di atas OHP
ke layar, sehingga memperoleh hasil proyeksi yang lebih jelas dan besar.
Proyektor LCD
Alat ini hampir sama fungsinya dengan OHP, yaitu
memperbesar tampilan gambar, foto maupun data dari komputer ke layar atau
bidang datar lainnya. Data atau informasi yang akan ditayangkan langsung harus
berbentuk digital , oleh karena itu alat ini dihubungkan dengan alat digital
lain seperti: kamera, komputer atau laptop.
Mesin Scanner
Pemindai atau scanner merupakan suatu alat yang
digunakan untuk memindai suatu bentuk maupun sifat benda, seper ti dokumen,
foto, gelombang, suhu dan lainlain.
Mesin Binding
Dalam menjilid buku atau diklat maupun data untuk
keperluan persiapan rapat sangat diperlukan kerapian. Penjilidan dapat
dilakukan dengan mempergunakan penjepret yang besar untuk buku atau diklat.
Selain mempergunakan alat jepret untuk kertas atau steples, dapat pula
menggunakan mesin penjilid khusus terutama untuk buku atau diklat yang
mempunyai ketebalan tertentu yang tidak dapat
dilakukan dengan menggunakan steples, namun mesin ini menggunakan kawat penguat
yang biasanya berbentuk spiral atau plastik berbentuk spiral.
Mesin Laminating
Mesin laminating menggunakan tenaga listrik dimana panas
yang dihasilkan berasal dari energi listrik. Mesin laminating digunakan untuk
melapisi dokumen, sertifikat atau kartukartu identitas dengan plastik tipis
agar tidak mudah rusak bila terkena noda, kotoran, air atau dimakan kutu rayap.
Mesin Absensi
Karyawan merupakan aset yang terpenting bagi suatu
perusahaan, untuk itu biasanya perusahaan memiliki divisi atau bagian yang
khusus menangani masalah
manajemen karyawan (pegawai), yaitu HRD (Human
Resource and Development). Fungsi divisi ini menangani permasalahan manajemen
karyawan mulai dari perekrutan, penempatan, evaluasi kerja, absensi, dan
sebagainya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan mengenai karyawan
tersebut.
Telepon
Pesawat telepon adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan dan sekaligus berfungsi untuk mendengarkan suara atau pembicara.
Sedangkan penyampaian informasi dari telephone jarak jauh dengan mempergunakan
pesawat telepon sering disebut dengan
istilah telephoning atau peneleponan.
Faksimile
Faksimile adalah mesin/alat untuk mengir im dan
menerima data atau dokumen yang hampir sesuai dengan aslinya, baik berupa
tulisan maupun gambar. Mesin ini dikombinasikan dengan pesawat telepon karena
peralatan yang dipakai merupakan sistem komunikasi sambungan kabel.
3. Perbekalan
kantor (office supplies) Yaitu benda-benda yang akan habis dalam pemakaian
sehari-hari di kantor. Benda-benda tersebut umumnya dipergunakan untuk
keperluan tulis- menulis seper tiker tas, tinta pensil, pulpen dan lainlain.
- Hiasan
kantor (office ornament) Hiasan kantor adalah benda-benda kantor yang pada
umumnya ditujukan untuk menambah suasana yang menyenangkan di kantor yang
secara tidak langsung mempengaruhi kinerja di dalam kantor.
I.
Tata Letak
fasilitas kantor
2.
Pengertian Tata Letak
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi
sebuah operasi jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis
karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas kerja, kontak pelanggan, dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu mencapai sebuah strategi
yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respons cepat.
Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis
yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Dalam semua kasus, desain tata letak
harus mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai:
·
Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
·
Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
·
Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih
aman Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
·
Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata
letakakan perlu diubah).
B. Tipe-Tipe Tata Letak
Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang,
dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam
pendekatan telah dikembangkan.
Ada enam pendekatan tata letak :
1) Tata letak dengan
posisi tetap memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan
memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
2) Tata letak yang berorientasi pada
proses berhubungan dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi
(juga disebut sebagai "job shop", atau produksi terputus).
3) Tata letak kantor menempatkan para
pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor yang melancarkan aliran
informasi.
4) Tata letak ritel menempatkan
rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan.
5) Tata letak gudang melihat
kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan.
6) Tata letak yang berorientasi pada
produk—mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi
yang kontinu atau berulang.
Oleh karena hanya beberapa dari keenam
golongan ini yang dapat dimodelkan secara matematis, tata letak dan desain dari
fasilitas fisik masih merupakan sebuah seni.
Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata letak yang baik perlu
menetapkan beberapa hal berikut:
1. Peralatan penanganan bahan. Manajer
harus memutuskan peralatan yang akan digunakan, meliputi ban berjalan, cranes,
(automated storage and retrieval system—ASRS), juga kereta otomatis untuk
mengirim dan menyimpan bahan.
2. Kapasitas dan persyaratan luas
ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan hanya dapat dilakukan saat
persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan peralatan diketahui. Pada kasus
pekerjaan kantor, manajer operasi harus membuat perkiraan persyaratan ruang
untuk setiap karyawan.
3. Lingkungan hidup dan
estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan keputusan mengenai jendela,
tanaman, dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran udara, pribadi,
mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi, dan sebagainya.
4. Aliran informasi. Komunikasi
sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus dapat difasilitasi oleh tata
letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan tentang jarak.
5. Biaya perpindahan antar wilayah
kerja yang berbeda. Terdapat banyak pertimbangan unik yang berkaitan dengan
perpindahan bahan atau kepentingan beberapa wilayah terutama untuk didekatkan
satu sama lain.
J. Tata
Lingkungan kantor
1. Penerangan/Cahaya
Karena penerangan sangat besar manfaatnya untuk
keselamatan bekerja dan kelancaran kerja bagi para pegawai, maka perlu
diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan.
Cahaya yang kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan kurang jelas,
sehingga pekerjaan akan lambat, banyak kesalahan terjadi, dan tentu saja hal
ini menyebabkan kurang efesien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi
tersebut tidak dapat dicapai secara efektif.
Pada dasar nya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Cahaya alam yang berasal dari sinar
matahari
b. Cahaya buatan, berupa lampu
Cahaya buatan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Cahaya langsung
b. Cahaya setengah langsung
c. Cahaya tidak langsung
d. Cahaya setengah tidak langsung
Untuk mengukur kesatuan jumlah cahaya disebut “Foot
Candle”. Foot- Candle adalah banyaknya
cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sebuah lilin berukuran biasa yang
jatuh di suatu benda yang berjarak satu kaki (30,48 cm) dari sebuah lilin
berukuran biasa.
2. Tata
Warna
Menata warna dalam ruangan kerja perlu dipelajari dan
direncanakan dengan teliti dan sebaik-baiknya. Meskipun pada kenyataannya tata
warna tidak dapat dipisahkan dengan
penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi, karena
warna mempunyai pengaruh besar pada perasaan. Sifat dan pengaruh warna
kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih dan lain- lain, sehingga di dalam
sifat warna itu sendiri dapat merangsang perasaan manusia.
Di bawah ini terdapat daftar beberapa warna yang dapat
merangsang / mempengaruhi perasaan
manusia.
Selain warna itu merangsang emosi atas perasaan, warna
juga dapat memantulkan sinar yang diterimanya, adapun banyak atau sedikitnya
pantulan dari sinar tersebut tergantung dari macam warna itu sendiri.
3. Ventilasi/Pengatur
Udara
Pegawai akan sulit dapat bekerja dengan baik, senang
dan efesien, apabila mereka bekerja di ruang kantor yang udaranya panas, pengap sehingga sulit
bernafas. Sedangkan pekerjaan kantor dengan suhu udara yang dianggap baik
bekisar 13–24 °C. Oleh karena itu perlu diusahakan adanya ventilasi cukup, yang
dapat membantu pertukaran udara dengan
lancar, sehingga para pegawai di ruang kerjanya tetap mendapat udar a
segar dan nyaman.
4. Dekorasi
Masalah dekorasi ada hubungannya dengan tata warna
yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya mempermasalahkan hiasan ruangan
kerja saja tetapi harus diperhatikan cara mengatur letaknya, susunan dan tata
warna perlengkapan yang akan dipasang atau diatur.
5. Suara
Bising
Karena pada umumnya pekerjaan yang ada membutuhkan kosentrasi, maka suara
bising hendaknya dihindarkan agar supaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
dengan lancar, dan efesien sehingga produktivitas kerja akan meningkat.
6. Musik
Menurut para peneliti, musik yang nadanya lembut
sesuai dengan suasana, waktu dan tempatnya dapat membangkitkan dan merangsang
bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu dapat dipilih dengan teliti untuk
dikumandangkan di tempat kerja.
Kalau tidak justru akan mengganggu konsentrasi kerja.
7. Keamanan
Perlu diingat bahwa di dalam merencanakan Tata Ruang
Kantor hendaknya selalu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja, oleh karena
itu faktor keamanan perlu betul-betul diper timbangkan secara hati- hati dan
teliti.
K. Prinsip 5R
dalam tata ruang kantor
Setiap perusahaan pasti
mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan masing –
masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu mendukung
terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan.
Namun pada kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. Banyak
perusahaan yang seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang waktu
hanya untuk mencari data dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya
itu, seringkali kita kurang nyaman dengan kondisi berkas kerja yang berantakan
dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita. Beberapa permasalahan tersebut
diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan program 5R Yaitu:
1.Ringkas,
2.Rapi,
3.Resik,
4.Rawat dan
5.Rajin
yang merupakan adaptasi program
5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang
dan sudah digunakan oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan
suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja
yang dikembangkan dan diterapkan di Jepang.
Soal Latihan
- Jelaskan pengertian Tata Ruang Kantor menurut GR.
Terry!
- Jelaskan f aktor-faktor yang mempengaruhi Tata
Ruang (Cahaya, Warna, Udara, suara)!
- Jelaskan bagai Merancang Tata
Ruang Kantor yang baik!
- Gambarkan bentuk tata Ruang
kantor yang sesuai dengan lingkungan kantor di daerah tempat tinggal mu!
- Jelaskan Azas Pokok dan Prinsip Tata Ruang kantor yang benar secara
berurutan!
- Jelaskan Tujuan Tata Ruang kantor
diracang!
Lengkapi tabel
Berikut!
Gambar
|
Nama
Barang
|
Untuk
Kegiatan kantor
|
Langkah
penggunaan
|
Tugas Kelompok
Buatlah kelompok masing masing kelompok terdiri dari 4
orang, maka :
- Lakukan kunjunga ke kantor disekitar tempat tinggal Mu!
- Amati tata ruang kantor di
daerah tempat tinggal Mu!
- Buat laporan dari hasil kunjungan secara tertulis!
- Presentasikan di depan kelas laporan hasil pengamatan tersebut!
DAFTAR
PUSTAKA
Hendarto
H. & Tulusharyono, 2002, Menjadi Sekretaris Profesional,
Penerbit
P P M , Jakarta.
http://derrykunardhiansyah.blogspot.com/2013/04/pengertian-tata-letak-dan-tata-ruang.html
http://safety4abipraya.wordpress.com/2008/05/25/konsep-5r-ringkas-rapi-resik-rawat-dan-rajin/Soal
latihan
Puspitasari, Devi, Bekerja Sama Dengan Kolega dan Pelanggan,
Arya Duta, Depok
Sedarmayanti,
2001, Manajemen Perkantoran, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Sheddy N. Tjandra, dkk, 2008,Kesekretarisan Jilid 1 SMK, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, PT Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta
Sukoco, Badri M., 2002, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern,
Erlangga, Jakarta
Woworuntu, Tony, 1991, Manajemen Untuk Sekretaris, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Wuryantari, Sri, 2007, Melakukan Proses Administrasi Transaksi , Arya
Duta, Depok.
Makasih Bapak Fam hehe:))
BalasHapussaya berterimakasih sekali informasinya sangat lengkap lanjutkan karya mu ... :)
BalasHapusmaaf boleh tau gak menurut para ahli itu ad bukunya
BalasHapusminta tolong di halaman brpa n tahun berapa donk sumbernya dr devinisi diatas..
maksi