Rabu, 07 September 2011



Uraian materi 1 KWU X SMK
Konsep Inti Kewirausahaan
Untuk memahami seseorang yang memiliki karakteristik
kewiraushaan , coba sdr. amati siswa yang berprestasi dan menjadi juara
kelas, guru teladan, pengusaha yang berhasil, atlet yang berprestasi,
bupaii yang sukses membagung daerahnya dan sebagainya.
Pertanyaannya mengapa mereka berhasil? Apa yang dilakukan mereka?
Bagaimana komitmen mereka? Bagaimagana motivasi mereka? Tujuan
apa yang ingin dicapai mereka? Bagaimana cara mencapai tujuan
Memahami Karakteristik Kewirausahaan

tersebut? Kemampuan apa yang mereka miliki ? Pertanyaan-pertanyaan
tersebut untuk memudahkan kita merumuskan konsep atau pengertian
kewirausahaan. Pengertian kewwirausahaan sebenarnya melekat pada
ciri-cirinya , yaitu setiap orang yang pandapi meraih dan menciptakan
peluang. Peluang-peluang tersebut diciptakan melalui penciptaan nilai nilai
tambah barang atau jasa (usaha untuk hidup) dengan cara menerapkan
cirri-ciri yang melekat padanya.
Berikut adalah beberapa definisi kewirausahaan yang sudah dikenal
secara luas.

2 .Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan
untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau
bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola,
mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu
sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan
meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,
bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya.
Seorang yang memiliki jiwa dan ssikap wirausaha selalu tidak puas
dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu-ke waktu, hari demi hari,
minggu demi minggi selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha
dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti,
karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat
diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan
peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupannya.
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu
berdiri sendiri dalam emnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna
mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan
negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan
berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya,
dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan
bahkan bangsa dan Negara lainnya.
Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan
entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker
atau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan
untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi,
Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter ,
yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada
dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru
atau pun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa
wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian
menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi
dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering
digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak
berbeda.
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5)
mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut:
“ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face
of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by
identifying opportunities and asembling the necessary resourses to
capitalize on those opportunuties”.
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha
adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung
resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap
mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang
terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu
berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua
tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan
tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan
sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya
baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam
kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan
untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and
different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya
kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata
secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture
growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang
bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru
dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan
cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan
dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif
(create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa
yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah
mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan
perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa
menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan
normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan
untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok
(1)peluang dan,(2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal
tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap
peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif
dan inovatif.” (Pekerti, 1997

Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999)
mendefinisikan: “Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan
kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih
baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan
melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan
menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja



Karakteristik Kewirausahaan
2.1 Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi
(achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana,
2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada
hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara
pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti
yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan
tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs),
kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem
needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs).
Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang
timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty).
Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha
merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan
yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan
sangat rendah.
Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin "movere" yang
berarti to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5),
sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan
1. Faktor “Pendorong”
2. Faktor “Pemelihara”
Kebersihan
Pengakuan
Kreativitas
Tanggung Jawab
Lingkungan kerja
Insentif kerja
Hubungan Kerja
Keselamatan kerja
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan
erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk
mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan
menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive.
Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan "drive”
sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk
membawa dan mengarahkan perilaku seseorang.
Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler,
1991: 452) ada dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi.
Lokus penyebab instrinsik mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3)
suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab
ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik
(keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi
mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu
ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang
berguna dan mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75).
Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting
dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut
akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua
indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan
usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer,
ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha,
dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat
motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan
atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar
dan berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
19
2.2 Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap
masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan
berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan.
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki
persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan
jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.
Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang
perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi
pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat
wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada.
Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
2.3 Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk
berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir
sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya
kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau
berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer
dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku
“Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan
bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu
yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan
peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation is
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
the ability to apply creative solutions to those problems ang opportunities
to enhance or to enrich people’s live).
“Sometimes creativity involves generating something from nothing.
However, creativity is more likely to result in colaborating on the present,
in putting old things together in the new ways, or in taking something
away to create something simpler or better”.
Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan
cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan
lebih baik.
Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when
entrepreuneurs look at something old and think something new or
different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena
itu kreativitas adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada
(generating something from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah
dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang
yang dihadapi tiap hari (applying creativity and inovation to solve the
problems and to exploit opportunities that people face every day).
Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah.
Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu
melahirkan inovasi.
Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif dalam
kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Tahap 5: Penerangan (Illumination)
Tahap 6: Pengujian (Verification)
Tahap 7: Implementasi (Implementation)
2.4 Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah
sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam
belajar berwirausaha.
Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke
bisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang
wirausaha di bidang apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua,
hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi
kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas
tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan
untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita,
impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas
hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam "intuisi" yang
mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. "Intuisi" ini
berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi
kreatif.
Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan
yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat
menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawabanjawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari manakah
aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi?
Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Menelusuri sejarah pribadi di masa lalu dapat memberikan
gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Di dalamnya
terdapat sejumlah pengalaman hidup : hambatan dan kesulitan yang
pernah kita hadapi dan bagaimana kita mengatasinya, kegagalan dan
keberhasilan, kesenangan dan keperihan, dan lain sebagainya. Namun,
karena semuanya sudah berlalu, maka tidak banyak lagi yang dapat
dilakukan untuk mengubah semua itu. Kita harus menerimanya dan
memberinya makna yang tepat serta meletakkannya dalam suatu
perspektif masa kini dan masa depan (Harefa: Sukses Tanpa Gelar,
Gramedia Pustaka Utama, 1998 : 3-7).
Masa kini menceritakan situasi nyata dimana kita berada, apa yang
telah kita miliki, apa yang belum kita miliki, apa yang kita nikmati dan apa
yang belum dapat kita nikmati, apa yang menjadi tugas dan tanggung
jawab kita dan apa yang menjadi hak asasi kita sebagai manusia, dan lain
sebagainya. Dengan menyadari keberadaan kita saat ini, kita dapat
bersyukur atau mengeluh, kita dapat berpuas diri atau menentukan
sasaran berikutnya, dan seterusnya. Masa depan memberikan harapan,
paling tidak demikianlah seharusnya bagi mereka yang beriman
berkepercayaan. Bila kita memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan,
dan masih berada pada situasi dan kondisi yang belum sesuai dengan
cita-cita atau impian kita, maka adalah wajar jika kita mengharapkan
masa depan yang lebih baik, lebih cerah, lebih menyenangkan. Sebab
selama masih ada hari esok, segala kemungkinan masih tetap terbuka
lebar (terlepas dari pesimisme atau optimisme mengenai hal itu).
Jelas bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan bertalian
langsung dengan daya imajinasi kita. Dan di dalam masa-masa itulah
segala hambatan (obstacle), kesulitan (hardship), dan kesenangan atau
suka cita (very rewarding life) bercampur baur jadi satu. Sehingga, jika
Poppy King mengatakan bahwa ketiga hal itulah yang dihadapi oleh
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
seorang wirausaha dalam bidang apapun, maka bukankah itu berarti
bahwa kewirausahaan adalah untuk semua orang? Siapakah manusia di
muka bumi ini yang tidak pernah menghadapi hambatan dan kesulitan
untuk mencapai cita-cita dan impiannya?
Alasan kedua yang membuat kewirausahaan itu pada dasarnya
untuk semua orang adalah karena hal itu dapat dipelajari. Peter F.
Drucker, misalnya, pernah menulis dalam Innovation and
Entrepreneurship bahwa, "Setiap orang yang memiliki keberanian untuk
mengambil keputusan dapat belajar menjadi wirausaha, dan berperilaku
seperti wirausaha. Sebab (atau maka) kewirausahaan lebih merupakan
perilaku daripada gejala kepribadian, yang dasarnya terletak pada
konsep dan teori, bukan pada intuisi". Dan perilaku, konsep, dan teori
merupakan hal-hal yang dapat dipelajari oleh siapapun juga. Sepanjang
kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk belajar, maka kesempatan
untuk menjadi wirausaha tetap terbuka. Sepanjang kita sadar bahwa
belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan,
yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau universitas
tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, dimana saja dan kapan
saja maka belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meski tak
harus berarti menjadi wirausaha "besar".
Alasan yang ketiga adalah karena fakta sejarah menunjukkan
kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada
dasarnya adalah manusia biasa. Sabeer Bathia, seorang digital
entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com tanggal 4 Juli 1996, baru
menyadari hal ini setelah ia berguru kepada orang-orang seperti Steve
Jobs, penemu komputer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya
cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400
juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik Microsoft, yang juga manusia
biasa.
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Alasan keempat adalah karena setelah mempelajari kiat-kiat sukses
puluhan wirausaha kecil, menengah dan besar, dalam konteks lokalnasional-
regional sampai internasional-global-dunia, maka sampai pada
kesimpulan bahwa kiat-kiat sukses mereka sangatlah sederhana. Dalam
buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1. digerakkan oleh ide dan impian,
2. lebih mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan keberanian,
4. percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5. melihat masalah sebagai peluang,
6. memilih usaha sesuai hobi dan minat,
7. mulai dengan modal seadanya,
8. senang mencoba hal baru,
9. selalu bangkit dari kegagalan, dan
10.tak mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan
orang-orang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai
rendah dapat (belajar) melakukannya.
Alasan kelima adalah karena kewirausahaan mengarahkan orang
kepada kepemimpinan. Dan kepemimpinan adalah untuk semua orang
(Harefa : Berguru Pada Matahari, Gramedia Pustaka Utama, 1998; juga
Harefa: Menjadi Manusia Pembelajar, Kompas, 2000). Dengan lima alasan
sederhana di atas, dapat menegaskan bahwa kewirausahaan adalah untuk
semua orang.
2.5 Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja
dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya
dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut
seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu
dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya,
ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko,
bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada
dipasar. Tanpa usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang
digelutinya maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan
kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu penting sekali bagi seorang
wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya.
Salah satu sumber bala yang menimbulkan bencana nasional
akhir-akhir ini adalah karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai
bagi bangsa kita. Belajar dari negara lain, Jerman dan Jepang yang luluh
lantak di PD II. Tetapi kini, lima puluh tahun kemudian, mereka menjadi
bangsa termaju di Eropa dan Asia. Mengapa? Karena etos kerja mereka
tidak ikut hancur. Yang hancur hanya gedung-gedung, jalan, dan
infrastruktur fisik.
Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah :
rasional, disiplin tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan
material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar kesenangan,
menabung dan investasi. Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido”
(etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang
disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya
kerja bangsa Jepang”.
Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah :
(1) Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan
kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan
gagah, terhormat,
(2) Yu : berani, ksatria,
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
(3) Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama,
(4) Re : bersikap santun, bertindak benar,
(5) Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya,
tanpa pamrih,
(6) Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan,
(7) Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena
mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan
berkualitas.
Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi
etos kerja bangsa kita karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan
tidak bersungguh-sungguh dalam menerapkan prinsip-prinsip Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Maaf cakap “Ketuhanan Yang Maha Esa”
misalnya, sering ditampilkan sebagai “Keuangan yang maha kuasa”.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, diterapkan menjadi “Kekuasaan
menentukan apa yang adil dan siapa yang beradab”, “Persatuan
Indonesia” prakteknya menjadi “persatuan pejabat dan konglemerat”
dsb. Inilah bukti dari ramalan Ronggowarsito dan inilah zaman edan.
Dampak kondisi ini etos kerja yang berkembang adalah etos kerja
asal-asalan. Beberapa pernyataan berikut adalah gambaran ungkapan
yang sering muncul ke permukaan yang menggambarkan etos kerja asalasalan,
atau istilah Sinamo (1999) sebagai “etos kerja edan”, ialah : (1)
bekerjalah sesuai keinginan penguasa, (2) bekerja sebisanya saja, (3)
bekerja jangan sok suci, kerja adalah demi uang, (4) bekerja seadanya
saja nggak usah ngoyo, tak lari gunung dikejar, (5) bekerja harus pinterpinter,
yang penting aman, (6) bekerja santai saja mengapa harus
ngotot, (7) bekerja asal-asalan saja, wajar-wajar saja, kan gajinya kecil,
(8) bekerja semau gue, kan di sini saya yang berkuasa. UngkapanMemahami
Karakteristik Kewirausahaan
ungkapan seperti tersebut di atas menggambarkan tidak adanya etos
kerja yang pantas untuk dikembangkan apalagi menghadapi persaingan
global. Maka dari itu wajarlah jika bangsa ini harus menerima pil pahit
bencana nasional krisis yang berkepanjangan yang tak kunjung usai.
Untuk mencapai kualifikasi Wirausaha Unggul maka SDM Perusahaan
harus memiliki Etos Kerja Unggul.
Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan
sebagai berikut :
1. Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja
benar.
Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Yang
Suci. Penghayatan kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika
seseorang merasa terpanggil. Bukan harus dari Tuhan, tapi bisa
juga dari idealisme, kebenaran, keadilan, dsb. Dengan kesadaran
bahwa kerja adalah sebuah panggilan suci, terbitlah perasaan untuk
melakukannya secara benar.
2. Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja
keras :
Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi
sehat. Aktualisasi berarti mengubah potensi menjadi kenyataan.
Aktualisasi atau penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan,
karena kerja adalah pengerahan energi bio-psiko-sosial. Akibatnya
kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal,
kita akan sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau
setengah setengah.
3. Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja
tulus :
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Respon yang tepat adalah bersyukur dan berterima kasih. Ada dua
keuntungan dari bekerja sebagai rahmat, (1) Tuhan memelihara
kita, dan (2) disamping secara finansial kita mendapat upah, juga
ada kesempatan belajar, menjalin relasi sosial, dsb. Pemahaman
demikian akan mendorong orang untuk bekerja secara tulus.
4. Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup
bekerja tuntas :
Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah,
kita dipercaya, berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai
selesai. Jika terbukti mampu, akhlak terpercaya dan tanggung
jawab akan makin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi
jaminan sukses pelaksanaan amanah yang akan menguklir prestasi
kerja dan penghargaan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak
tuntas.
5. Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup
bekerja kreatif:
Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan,
keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni. Untuk mencapai
tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreativitas untuk
mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan.
Jadi bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih pada
mengaktualisasikan potensi kreatif untuk mencapai kepuasan
seperti halnya pekerjaan seni.
6. Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja
serius:
Tuhan mewajibkan manusia beribadah (dalam arti ritual) dan
beribadah (dalam artian kerja yang diabdikan pada Tuhan). Kerja
merupakan lapangan konkrit melaksanakan kebajikan seperti: untuk
Memahami Karakteristik Kewirausahaan
pembangunan bangsa, untuk kemakmuran, untuk demokrasi,
keadilan, mengatasi kemiskinan, memajukan agama, dsb. Jadi
bekerja harus serius dan sungguh-sungguh agar makna ibadah
dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk pengabdian
pada Tuhan.
7. Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja
sempurna
Secara moral kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang
melayani adalah orang yang mulia. Pekerjaan adalah wujud
pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain. Kita ada untuk
orang lain dan orang lain ada untuk kita. Kita tidak seperti hewan
yang hidup untuk dirinya sendiri. Manusia moral seharusnya mampu
proaktif memikirkan dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat.
Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja secara sempurna.
8. Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup
bekerja unggul:
Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi : (1) pemberi kerja
menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja (2) kerja
memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri, (3)
hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat, (4) pendapatan
sebagai imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi
jadi tanggungan atau beban orang lain, (5) pendapatan bisa
menanggung hidup orang lain. Semuanya adalah kehormatan. Maka
respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja
semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi–tingginya.
Dengan unggul di segala bidang kita akan memenangkan
persaingan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar